|Bertemu Lagi|

56 9 2
                                    

Halo
Gimana kabar kalian?
Maaf updatenya telat dua hari. Author lagi sok sibuk :')
Rindu Gandar? Ramein komentar, okeiii
Selamat membaca
Koreksi kalau typo, ya :)

*****
Tidak ada pertemuan tanpa sebuah tujuan.

*****

Sepasang sepatu pantofel yang dikenakan oleh seorang gadis berambut hitam sebahu itu menjajaki lantai-lantai keramik Sekolah Menengah Atas Gunadhya. Pemiliknya berhenti sejenak di pintu masuk. Ia mengedarkan pandangan untuk berkenalan dengan lingkungan baru.

Aku harus ubah karakter. Ubah gaya bicara. Aku bukan Dewi seperti dulu. Kalimat tadi diucapkan dalam hati oleh Dewi. Ini hari pertama ia belajar di sekolah baru dan mulai hari ini, ia ingin semua orang mengenalnya bukan sebagai Dewi yang ceria ataupun ramah. Ia tidak mau menjalin banyak interaksi. Lebih baik bersikap antipati untuk melindungi diri sendiri.

Menggunakan prinsip tadi, Dewi kembali melanjutkan jalan. Ia sempat berhenti sejenak untuk melihat denah sekolah yang dipasang di mading dekat lapangan. Setelah menemukan tempat yang dicari, ruang guru, ia menyambung langkah.

***

Dewi sudah ada di depan kelas sebelas IPS dua. Tatapan semua murid mengarah padanya. Tidak semua, sih, ada yang tetap sibuk main hp, bahkan tidur.

"Dewi, silakan perkenalkan diri kamu," suruh Bu Bila. Kebetulan beliau mengajar jam pertama dan juga wali kelas di ini.

"Perkenalkan nama saya Dewinta Nayara Kiranja. Bisa dipanggil Dewi. Pindahan dari Jogja. Terima kasih." Dewi tak menjelaskan banyak hal, termasuk alasan ia pindah di sini. Ia juga menekankan kata terima kasih yang bermaksud supaya tidak ada yang bertanya lagi. Benar saja, tidak ada yang bertanya.

"Baik, Dewi. Kamu bisa duduk di bangku yang kosong," titah Bu Bila yang diangguki oleh Dewi.

Dewi melangkah menuju bangku sebelah gadis berambut hitam sepunggung yang diikat ekor kuda. Bangku baris ketiga deret keempat menjadi tempat duduknya. Setelah meletakkan tas di meja, ia mulai fokus pada pelajaran, tanpa berniat berkenalan dengan teman sebangkunya.

"Halo, nama aku Keysha," ujar cewek di sebelah Dewi hingga mengalihkan perhatian Dewi.

Dewi hanya mengangguk menanggapi perkenalan teman sebangkunya. Ia kembali menatap ke depan, tidak berniat memperpanjang pembicaraan.

"Kamu nggak mau perkenalin diri kamu?" Keysha menyampaikan kejanggalan yang ia rasakan karena Dewi tidak membalas salam perkenalan darinya.

Dengan raut datar, Dewi menjawab, "Lo denger gue perkenalan tadi?"

"Iya dengerlah. Kan aku merhatiin."

"Yaudah harusnya lo tau siapa nama gue."

Seketika itu keheningan terjadi. Keysha merutuk. Ini antara ia yang terlalu bodoh mencari topik pembicaraan atau memang Dewi yang sangat jutek.

Keysha menoleh ke bangku di belakangnya. Ia menghela napas melihat sahabatnya justru tidur menghadap tembok. Nanti saja kalau jam istirahat ia akan bercerita tentang hal yang baru dialaminya.

***

"Wah, kita ketemu lagi! Lo inget gue, kan?" tanya Gandar. Matanya yang tadi masih susah terbuka, langsung membola kala melihat gadis yang sebelumnya ia jumpai di peron dan kafe duduk di sebelah Keysha.

Tak ada tanggapan dari lawan bicaranya. Dewi hanya menatap sekilas kemudian meninggalkan kelas karena jam istirahat sudah tiba. Ia berencana akan ke perpustakaan saja, pasti di sana sepi.

Keysha  segera berbalik untuk bicara dengan Gandar. "Kamu kenal dia, Ndar?"

"Nggak, sih. Cuma nggak sengaja ketemu."

Keysha mengangguk. Ia kemudian mengadu, "Masa ya dia jutek banget. Tadi aku ajak kenalan, dianya malah galak banget."

"Lo ajak kenalan gimana?"

"Aku kenalin nama aku gitu."

"Terus?"

"Terus dia diem aja, jadi aku tanya apa dia nggak mau perkenalin diri dia."

"Terus?"

"Dia jawab, 'Lo nggak denger gue perkenalan tadi? Kalo denger, harusnya lo tau nama gue' gitu masa," terang Keysha dengan menirukan gaya bicara Dewi.

Gandar terbahak karena penjelasan sahabatnya itu. "Astaga .... " Gandar meraup wajahnya sebentar. "Lagian lo nanyain hal yang nggak penting."

"Itu kan wajar buat perkenalan, Ndar." Bibir Keysha mengerucut karena jawaban Gandar seolah memihak pada Dewi.

"Iya. Tapi kata lo, dia kan jutek. Jelas nggak bergunalah perkenalan macam itu."

"Nggak. Pokoknya emang dia jutek aja!"

Gandar menggeleng tak mengerti. Perempuan susah sekali diberi tahu. "Yaudah iya, lo nggak salah. Dia juga nggak salah."

"Terus siapa yang salah?"

"Gue. Cowok kan selalu salah," kata Gandar dengam raut menyedihkan.

Keysha hanya terkikik geli. Hal itu terhenti  ketika Gandar bangkit dari duduknya. "Kamu mau ke mana?"

"Ngajak kenalan anak baru."

"Loh, kamu nggak ikut ke kantin kayak biasanya ngumpul sama anak best part?"

"Absen dulu. Titip salam. Bilangin, gue lagi ngejar calon." Gandar mengacak rambut Keysha kemidian berlalu dengan tawa ringan.

Sementara Keysha membeku di tempatnya. Bukan karena peelakuan Gandar yang mengacak rambutnya, melainkan perkataan cowok itu. Perkataan Gandar menyiratkan kalau cowok tersebut menyukai Dewi. Ia bergumam miris, "Begini, ya, rasanya mencintai tanpa diketahui? Ternyata sakit sekali."

*****

Ada yang mencium bau-bau friendzone? Atau ada yang senasib dengan Keysha? 😂
Gimana menurut kalian part ini?
Jangan lupa pencet bintang di pojok kiri dan tunggu update selanjutnya hari sabtu nanti
Terima kasih❤

Piccolo LatteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang