CAFE YANG SAMA

377 19 0
                                    

Halo readers
Jangan lupa nge vote ya!

*SELAMAT MEMBACA*


Vano turun dari tangga menuju meja makan menghampiri mamanya.

"Itu roti udah ada di atas meja ya sayang"

"Oke ma, Vano langsung ke sekolah aja ya"

"Hati-hati ya sayang, gausah kebut-kebutan bawa mobilnya"

"Iya ma pa- eh papa mana ma? " tanyanya heran karena tidak melihat papanya yang satu itu

"Udah berangkat dari tadi mah papa kamu" jawab mamanya

"Oo oke ma, Vano berangkat"

Setelah bersalaman dengan mamanya, Vano langsung menuju mobil sport merah miliknya, ia terdiam sebentar di mobil, entah mengapa ia mengingat seorang cewe tak lain itu ialah Ara,
Tapi ia langsung menghapus ingatan tentang cewe itu dan langsung menjalankan mobilnya.

Entah mengapa perilaku Vano di sekolah berbanding terbalik dengan dirumahnya.
Ia sangat menyayangi mama dan papa nya tersebut yang sudah menyayangi nya dengan sepenuh hati.

•••

Vano dkk berjalan menuju kelas melewati siswi siswi yang menatap dan menyapa mereka.

"Pagi kak Vano"

"Hai kak Ryan"

"Ih kak Kino ganteng banget ga sih?"

Setiap hari mereka selalu mendengar teriakan para cewe-cewe yang mereka lalui.

"Eh kok gue ngerasa ada yang aneh ya?" -tanya Arfan dengan wajah sedihnya

"Apa? " -jawab Vano

"Gue burik amat ya? Ferasaan sih gantengan gue dari pada lo lo semua, but why gak ada yang nyafa gue sih? " -tanya Arfan dengan gaya bicara nya yang alay, itu ciri khasnya yang selalu nyebut huruf P dengan F.

"Woi ini temen lo kenapa No?, baru nyadar kalo dia tu emang gak ada ganteng-gantengnya sama sekali" -ledek Ryan.

"Ih temen lu aja kali" -saut Kino langsung gak terima.

"Woi lu sahabat gue gak sih?" -tanya arfan membentak.

"Ih sayang gak usah mewek gitu dong" -jawab Vano menggoda.

"Jijik gue tau gak" -jawab Arfan sambil mengangkat ujung bibir nya.

•••


"Eh ntar malem kita ke cafe yok? " -ajak Arfan.

"Di tempat biasa oke? " -jawab Ryan.

"Oke" -saut Vano dan Kino setuju.

"Woi itu buk Dewi mau kesini" -sorak Alfin ketua kelas.

Tapi semua warga kelas menghiraukannya

"Nah gimana kalo kita kerjain nih?". Teriaknya lagi

Dalam sekejap seluruh warga kelas beralih menatapnya

Gak ada yang aneh, bahkan ketua kelas pun lebih jahat, sampe-sampe berencana buat ngerjain buk Dewi, bukan hanya rencana tapi memang mereka lakukan".

"Kuyyyy" -teriak warga kelas kompak.

•••


Bel berbunyi menandakan jam pelajaran selesai.

Diluar, Ara mendapat telfon dari ayah nya kalau kali ini ayahnya tidak bisa menjemputnya, soalnya ada urusan mendadak keluar kota.

Nah ini gimana dong batin Ara sambil memasang wajah memelasnya karena sudah jam 16.30 dan angkutan umum gak bakalan ada
Tadi pun ia sudah menyuruh teman-temannya untuk pulang duluan karna nantik malam mereka ada janji mau ngumpul di caffe.

REVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang