"Dia itu bodoh."
"Benar sekali. Dia bahkan tidak sadar diri dengan wajah buruknya itu."
"Jika aku jadi dia, aku lebih memilih bunuh diri saja."
"Mati saja kau, dasar pirang dungu."
Satu persatu komentar yang tertera di layar komputernya ia baca. Naruto Uzumaki, pemuda yang baru-baru ini mengunggah sebuah video Cover lagu yang dinyanyikan olehnya kedalam platform media sosial yang cukup terkenal bernama YouTube. Ia tidak menyangka jika akan mendapatkan komentar pedas beragam seperti ini, beberapa memang ada yang berkomentar baik seperti;
"Suaramu bagus sekali."
"Jangan dengarkan mereka yang mencibir mu. Berjuanglah."
"Aku menunggu videomu selanjutnya, suaramu benar-benar bagus."
Namun, tentu saja komentar itu tak sebanyak komentar-komentar yang mencibirnya.
Memang tidak ada yang salah dengan berkomentar negatif, mereka benar. Wajahnya memang jelek, kulitnya berwarna coklat tan buluk dan rambutnya berwarna pirang dengan bola mata berwarna Sapphire blue.
Naruto lahir dan tinggal di Jepang, namun dirinya sama sekali tidak terlihat seperti orang jepang karena wajahnya itu.
Tetapi Naruto yakin Ia juga bisa di terima, setidaknya di sosial media orang-orang selalu menerima orang yang berbakat bukan? Tidak peduli dengan wajahnya yang jelek, orang-orang selalu saling mendukung bukan?
Namun nyatanya tidak semua, hanya sebagian saja yang mendukung. Sisanya, selalu mencibirnya dan akhirnya Naruto menjadi korban 'Cyber Bullying'.
Naruto menghela nafas berat, ia menyenderkan punggungnya di kursi belajarnya yang sudah reyot dengan mata yang tak lepas dari layar komputernya yang menampilkan video Cover musik milik orang lain.
Tangan kanan Naruto menggenggam mouse dan men-scroll layar komputer nya dengan pelan. Sementara itu cup ramen yang sudah habis isinya masih setia berada di atas meja, Naruto terlalu malas bergerak untuk sekedar membuang cup itu ke tempat sampah.
Tak berapa lama Handphone-nya berbunyi, Naruto segera mengambilnya dan mematikan alarm yang dia setting di jam 5 Sore.
Waktunya untuk berkerja, pikirnya.
Naruto pun bangkit dari kursinya, berjalan kearah lemari usang dan mengambil jaket oranye yang biasa ia kenakan. Tak lupa Handphone-nya ia masukan kedalam saku.
Di perhatikan nya kamar kos sempit yang sudah 2 tahun ini ia tempati, kosan jelek yang sangat murah ini sangat pas untuk dompet Naruto.
Lagipula di Kota besar; Osaka ini, mana ada kosan yang murah selain disini. Yah.. walaupun sangat sempit dengan barang-barang yang sudah reyot dan usang. Namun Naruto tidak peduli, yang penting dirinya punya tempat untuk tinggal.
Setelah dirasa sudah puas memperhatikan kamar kosnya, Naruto berjalan keluar dan tak lupa menguncinya. Walaupun percuma saja, toh di dalam kosnya tidak ada barang berharga yang bisa di curi oleh pencuri di luar sana.
Butuh 10 menit untuk Naruto berjalan dari kosnya ke sebuah mini market 24 jam yang sudah 2 bulan ini jadi tempat kerjanya.
Naruto membuka pintu mini market dan masuk kedalam nya, "Tumben kau tidak telat." Ucapan jutek itu membuatnya berhenti berjalan dan menoleh. Ditatap nya si bos yang akhir-akhir ini selalu datang ke toko, sepertinya untuk memantaunya karena ia sering datang terlambat.
"Haha.. Iya.. Maaf Paman maaf." Balas Naruto dengan tawa canggung seraya membungkukkan badannya.
Si bos mendecih tak suka, sebenarnya ia tidak ingin memperkerjakan Naruto. Dia sering datang terlambat dengan berbagai macam alasan, kadang juga salah dalam menghitung belanjaan pembeli.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN DREAM'S
FanfictionApa yang salah dengan sebuah impian? mimpi menjadi polisi? Dokter? Guru? Artis? Bahkan jika impian itu ingin menjadi presiden? Semua itu tidak ada yang salah, karena yang salah itu adalah orang yang bisa menghancurkan impian orang lain dengan mudahn...