9

763 54 14
                                    

Naruto duduk di lantai dengan Hinata disampingnya, gadis itu sedari tadi hanya terdiam dengan kepala menunduk, belum berani untuk mengatakan atau menanyakan apapun padanya.

Naruto melirik jam yang berada di ruang latihan tersebut, 5 menit waktu terbuang sia-sia.

Naruto menghela nafas, "Kalau tidak ada yang mau di bicarakan aku akan kembali ke berlatih..."

"Tunggu!" Hinata menahan tangan Naruto yang hendak berdiri meninggalkannya.

"Ah! Maaf.." Sambungnya seraya menarik tangannya kembali, ia menyelipkan helaian rambutnya ke belakang telinga. "Aku hanya ingin tahu... Apa Kak Neji pernah menyebut namaku? Maksudku... Apa dia pernah mengobrol kan hal yang berhubungan denganku?"

Naruto mengernyit heran, "Aku baru saja bergabung dengan ARATA, bagaimana aku tahu?"

Hinata menunduk. Benar, bodoh sekali dirinya bertanya pada Naruto yang baru sehari bersama grup yang dipimpin oleh sepupunya itu. Ditambah lagi, Neji bukan tipe orang yang suka membicarakan orang lain.

Melihat Hinata tidak menanggapinya, Naruto pun melanjutkan, "Kalau tidak ada pertanyaan lagi, aku ingin kembali berlatih.."

Naruto kembali berdiri, ia hendak berjalan ke tengah ruangan saat ucapan Hinata selanjutnya membuat langkahnya terhenti. "Kau.... Sama denganku."

Naruto berbalik, "Huh?"

Hinata tersenyum kecil, ada gurat kesedihan di matanya. "Kita berdua sama-sama mengalami hal sulit menjadi Trainee di sini..."

"... Sejujurnya aku tidak tahan, aku ingin keluar dari sini. Namun..."

"Tunggu!" Naruto menyela. "Aku tidak tahu mengapa kau mengatakan hal ini padaku. Tapi jangan merasa menderita sendiri, di antara kita, masih banyak Trainee yang mengalami hal lebih sulit dari ini. Kau harus bersyukur karena setidaknya kau akan segera debut."

Naruto kembali melirik jam di dinding, Lagi-lagi ia menghela nafas. Dirinya sudah tidak bisa melanjutkan latihannya.

"Kau benar..." Balas Hinata, "Terimakasih.."

"Untuk apa?"

"Karena mau mendengarkan.. Aku... Tidak punya siapa-siapa disini." Lirih Hinata dengan suara mengecil.

"Bukankah ada Neji." Timpal Naruto.

Wajah Hinata menjadi gelap namun ia menyembunyikannya dengan menundukkan kepalanya, "Hubungan kami tidak baik.."

Naruto tidak membalas, ia juga tidak ingin bertanya kenapa. Dirinya lebih memilih untuk diam dan tidak ingin mencampuri urusan orang lain. Bersikap masa bodo seperti biasanya.

"Aku akan kembali ke dorm." Ujar Naruto.

"Ah.. Apa kau tidak ingin lanjut berlatih?" Tanya Hinata.

Naruto menunjuk jam di dinding dengan jempolnya, "Sudah malam, aku akan di marahi Neji jika terlambat masuk dorm."

"Maaf.. Karena aku..."

"Tidak apa-apa." Naruto memotong. Ia ingin segera kembali ke dorm nya dan beristirahat.

"Besok... Apa kau akan berlatih lagi?" Hinata kembali bertanya sebelum Naruto membuka pintu ruangan tersebut.

"...Aku, akan membantumu berlatih.." Sambungnya.

Naruto mendorong pintu ruangan itu, "Tidak perlu, kau sendiri juga harus berlatih." Setelahnya Naruto berjalan keluar tanpa menoleh kepada Hinata.

Sebenarnya, masih ada waktu satu jam untuknya kembali ke dorm. Namun Naruto memilih untuk pergi dan tidak mau berlama-lama di sana bersama dengan Hinata.

BROKEN DREAM'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang