1

54 3 2
                                    

"Dia akan datang" ucap seorang gadis pucat berambut hitam keunguan yang sedang duduk tegap sambil menutup matanya.

Laki laki berambut coklat legam yang tengah duduk disofa kulit itu menatap gadis pucat itu dengan pandangan menyelidik.

"Kapan?" tanyanya

Gadis pucat yang masih menutup mata itu akhrinya membuka matanya perlahan. Iris mata ungu nya menatap kosong ke arah laki laki yang ada dihadapannya itu.

Gadis pucat itu terdiam sejenak lalu mulai menutup matanya kembali.

"Tepat hari ini" ucap gadis pucat itu masih dengan iris mata yang tertutup.

Laki laki berambut coklat itu sempat tertegun dengan raut wajah tidak bisa diartikan. Tapi hanya butuh beberapa detik untuk dia kembali mengatur raut wajahnya "jadi kapan kita akan memberitahu dia? " tanyanya

"Sekarang" kali ini laki laki berambut hitam yang sedari tadi tertidur diatas sofa menjawabnya.

"Baiklah. Ayo pergi" ucap laki laki berambut coklat itu sambil berdiri dan mengenakan seragamnya.

Gadis pucat itu mengangguk. Sedangkan laki laki berambut hitam itu sudah berdiri didekat sofa yang ia tiduri.

Mereka bertiga pun berjalan beriringan dan keluar dari tempat itu.

.......

"Siapa dia? "

"Hey lihat lah"

"Tampan"

"Anak baru? "

"Ya sepertinya begitu"

"Aku ingin berkenalan dengannya"

Begitu banyak ucapan ucapan dari siswa SMA Couleur itu saat seorang lelaki berambut hitam dengan iris keabuan itu berjalan melewati koridor.

"Woa lihatlah. Belum sehari kau ada disini sudah banyak yang memuji mu" ucap Cyan kepada laki laki itu.

Cyan merangkulnya sambik berjalan. Senyum lelaki itu tidak pernah pudar.

"Ayolah ibu cobalah tertarik" kata Cyan

"Nama ku Abu" Ucap lelaki beriris abu abu itu membenarkan.

"Baiklah baiklah. Omong omong dimana Magenta? " tanya Cyan

Abu mengedikan bahu pertanda tidak tahu "bisakah kau antarkan aku ke kelas lebih cepat?" ucapnya lebih terdengar seperti perintah.

Cyan menatap abu sejenak lalu ia kembali tersenyum "baiklah tuan pemarah" ucapnya lalu berjalan mendahului Abu

Sesampainya dikelas Abu kembali mendapatkan tatapan tatapan itu kali ini bukan beberapa melainkan seluruh kelas terkecuali gadis berambut hitam yang kini tengah tertidur dengan tangan sebagai bantalannya.

Cyan menghampiri gadis itu "Magenta? " panggilnya

Tidak ada jawaban dari gadis yang bernama magenta itu, yang ada hanya dengkuran halus yang keluar darinya.

"Dia tidur?" tanya Abu yang sedari tadi memperhatikan mereka

Cyan mengangguk "kurasa semalam dia begadang"

"Bagaimana kau tahu?" tanya Abu lagi

"Semalam aku melihat ke kamarnya" Jawab Cyan sambil berjalan menuju bangkunya yang berada dibarian kedua tepat dibelakang magenta.

"Siscon" Ucap Abu sambil mengikuti Cyan dan duduk disampingnya.

"Aku dengar" ucap Cyan

"Oh ya omong omong, jika kau mau tau tentang sekolah ini dengan senang hati aku---"

"Tidak" ucap Abu yang tengah memainkan game diponselnya.

"Hey aku belum selesai" protes Cyan dengan suara meninggi. Cyan mulai kesal dengan tingkah teman kecilnya itu.

"Kau menyebalkan" ucapnya menggerutu

"Kau cerewet seperti wanita Cyan" kali ini bukan abu yang berbicara melainkan Magenta yang sudah bangun karna terganggu oleh suara milik Cyan.

Magenta menatap horor kepada Cyan yang berada tepat dibelakangnya. Dengan tubuh yang masih menghadap ke depan.

"Kau Siscon menjijikan" Ucap Magenta dingin.

Cyan diam membeku, mulutnya bergerak gerak hendak mengatakan sesuatu.

"Kan sudah ku bilang" Kini Abu yang berbicara

Cyan memutuskan kontak dengan Magenta lalu menatap Abu "apa kau bilang apa? " tanyanya panik

"Kau Siscon menjijikan"
"Kau Siscon menjijikan" ulang abu

Cyan menarik kerah seragam Abu. Abu tidak melawan dia masih santai dengan tatapan yang masih fokus pada game diponselnya.

Seluruh siswa yang berada dikelas menatap mereka bertiga dengan horor. Salah seorang gadis berambut pirang yang dikuncir kuda memberanikan diri menghampiri Magenta.

"Maaf.. Apa mereka akan baik baik saja? Tidak kah kau ingin memisahkan mereka? Oh omong omong sebentar lagi bel berbunyi dan gur---" belum sempat gadis pirang menyelesaikan ucapannya Magenta memotongnya.

"Aku paham. Terima kasih" kata Magenta diakhiri senyuman samar.

Gadis pirang itu mengangguk kaku lalu kembali ke tempat duduknya.

Setelah gadis pirang itu pergi Magenta menatap kedua manusia tidak berguna itu dengan dingin.

Atmotsfer diantara ketiga nya semakin mendingin.

"Ekheeem"

Magenta, Cyan dan Abu menoleh kepada sumber suara. Akhirnya ada seseorang yang meredakan kegiatan mereka.

"Boleh kah saya mulai pelajarannya?"Ucap seorang guru lelaki yang bername tag Coklat itu.

Abu, Cyan dan Magenta pun mengangguk lalu kembali duduk ditempatnya masing masing dan pelajaran pun dimulai.

Couleur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang