BAGIAN 2

1.8K 55 0
                                    

Mahesa Jalang menjura sekali lagi,  kemudian dengan cepat digeser kakinya maju. begitu cepatnya bergerak, kedua tapak kakinya sepertinya tidak menyentuh papan  panggung  lagi. Kedua tangannya berkelebat cepat ke kiri dan ke kanan  serta ke depan.
Iblis Tongkat Hitam sesaat tertegun  melihat jurus yang digunakan  Mahesa Jalang. Gerakan-gerakannya tidak beraturan, seperti orang mabuk  saja layaknya. Tapi ketertegunan   lblis Tongkat Hitam berubah menjadi  rasa terkejut yang amat sangat, karena tiba-tiba saja tangan kanan  Mahesa Jalang nyelonong ke arah dadanya.
"Uts!".
Iblis Tongkat Hitam langsung  memiringkan tubuhnya ke kanan,  sehingga tangan Mahesa Jalang lewat di sampingnya. Belum juga  perempuan tua itu membenahi  posisinya, mendadak kaki Mahesa  Jalang terangkat cepat mengarah ke perut. lblis Tongkat Hitam cepat  membabatkan tongkatnya  melindungi perut.
Tentu saja Mahesa Jalang tidak mau  mengambil resiko. Buru-buru ditarik kakinya kembali. Bukan disitu saja  Iblis Tongkat Hitam bergerak. Selagi  tongkatnya terayun ke bawah, dengan cepat tangan kirinya menyentak ke depan.
Bet!
Mahesa Jalang tersentak seraya   menarik kepalanya ke belakang  menghindari tangan kiri yang mengancam kepalanya. Hanya  beberapa helai rambut saja kepalan  tangan kiri lblis Tongkat Hitam melayang di depan mukanya.
"Awas kepala!" seru Mahesa Jalang  tiba-tiba. Secepat kilat tangan  kanannya bergerak ke arah
kepala lawan. lblis Tongkat Hitam  merunduk sedikit, namun tangan  yang hampir mencapai atas kepala itu secara tiba-tiba turun dengan deras. Dan meluruk cepat ke arah perut.
Buk! "Uhk!"
lblis Tongkat Hitam terbungkuk   terdorong dua langkah ke belakang.   Bibirnya meringis merasakan mual dan nyeri pada perutnya, terkena  sodokan keras tangan Mahesa Jalang.
"Setan!" geram Iblis Tongkat Hitam.
Sorak-sorai menggemuruh mengelu-elukan Mahesa Jalang.  Mulut-mulut usil kembali mengejek  Iblis Tongkat Hitam. Tentu saja hal  ini membuat perempuan tua itu jadi semakin geram. Segera saja diputar tongkatnya dengan cepat. Tongkat  hitam itu berputar deras  bagai baling-baling. Suara angin  menderu-deru bagai angin topan. Panggung besar dan kokoh itu berderak-derak seakan-akan hendak  runtuh.
Menghadapi serangan yang dahsyat  ini, Mahesa jalang langsung  mengerahkan ilmu kesaktiannya. Dia tidak ingin menghadapinya hanya  dengan jurus-jurus yang mengandalkan kecepatan gerak dan pengerahan tenaga dalam. Dia tahu  kalau lblis Tongkat Hitam sudah   mengeluarkan ilmu kesaktiannya yang cukup tinggi.
Mahesa Jalang mengepalkan tangan   kanannya, lalu dirapatkan dengan  telapak tangan kiri di pinggang kanan. Cepat sekali dia memindahkan posisi tangannya ke pinggang kiri. Lalu perlahan-lahan naik sampai ke dada kiri.
"Aji 'Karang Kati' ... !" teriak Mahesa Jalang keras. Seketika itu juga  tubuhnya melenting deras ke arah  lblis Tongkat Hitam yang sudah  melintangkan tongkatnya ke depan.  Satu ledakan keras terjadi ketika
kedua tangan Mahesa Jalang   membentur tengah-tengah tongkat  hitam.
Trak!
"Akh!" Iblis Tongkat Hitam memekik  tertahan. "Uhk!" Mahesa Jalang  melenguh pendek.
Dua tubuh yang berbenturan tadi,  terdorong ke belakang sejauh dua  batang tombak. lblis Tongkat Hitam   limbung beberapa saat, kemudian   kembali berdiri tegak. Matanya  membeliak merah setelah tahu tongkat hitamnya patah jadi dua  bagian.
Teriakan-teriakan kembali terdengar   menggemuruh dari para penduduk  yang gembira melihat Mahesa Jalang   berhasil mematahkan tongkat lblis  Tongkat Hitam.
"Bocah setan! Kau harus mati di tanganku!" dengus Iblis Tongkat  Hitam geram.
Selesai berkata demikian, langsung disiapkan ilmu kesaktiannya yang lain. Sedangkan Mahesa Jalang kembali menyiapkan aji 'Karang  Kati'. Dua orang di atas panggung itu kembali saling berhadapan dengan
niat ingin menjatuhkan satu sama  lain. Keadaan kembali jadi hening,  menunggu akhir adu  kesaktian  itu
"Aji 'Tapak Api'!" teriak Iblis Tongkat  Hitam.
"Aji 'Karang Kati'!"  Mahesa  Jalang   tidak mau kalah.
Hampir bersamaan mereka  melompat ke udara. Masing-masing mendorong kedua tangan ke depan. Tampak kedua telapak tangan Iblis Tongkat Hitam berubah menjadi  merah membara. Tepat pada satu titik, dua pasang tangan itu bertemu  di udara. Kembali ledakan keras disertai percikan bola-bola api, terdengar menggema saat dua pasang  telapak tangan beradu.
Iblis Tongkat Hitam terpental ke  belakang. Teriakan keras melengking  keluar dari mulutnya. Keras pula tubuhnya terbanting di pinggir panggung. Tarnpak dari mulut dan hidungnya merembes darah segar.
Sementara itu Mahesa Jalang  melenting dan berputar dua kali di udara, lalu dengan manis mendarat tepat di tengah-tengah panggung.  Matanya tajam memandang tubuh  terbungkus baju hitam yang tergolek di pinggir panggung besar yang kokoh ini. Tubuh lblis Tongkat Hitam   menelungkup tidak bergerak. Seorang murid dari Padepokan Jatiwangi menghampiri dan memeriksa keadaan lblis Tongkat Hitam.
"Mati," katanya agak pelan.
Suara bergemuruh kembali terdengar  menyambut kemenangan Mahesa Jalang. Begitu mendengar kematian lblis Tongkat Hitam, Mahesa Jalang melangkah ke tepi panggung. Tapi baru saja akan turun, mendadak terdengar suara tawa menggelegar. Disusul melompatnya sesosok tubuh  dari tengah-tengah penonton.
Begitu cepatnya sosok tubuh itu  melompat tahu-tahu sudah berdiri di atas panggung. Mahesa Jalang membalikkan tubuhnya. Dia tahu  kalau kemenangan ini tentu akan mendapatkan tantangan lagi dari tokoh-tokoh sakti rimba persilatan,   Dan semuanya sudah diperkirakan  sebelumnya.

5. Pendekar Rajawali Sakti : Naga MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang