Mahesa Jalang menjura sekali lagi, kemudian dengan cepat digeser kakinya maju. begitu cepatnya bergerak, kedua tapak kakinya sepertinya tidak menyentuh papan panggung lagi. Kedua tangannya berkelebat cepat ke kiri dan ke kanan serta ke depan.
Iblis Tongkat Hitam sesaat tertegun melihat jurus yang digunakan Mahesa Jalang. Gerakan-gerakannya tidak beraturan, seperti orang mabuk saja layaknya. Tapi ketertegunan lblis Tongkat Hitam berubah menjadi rasa terkejut yang amat sangat, karena tiba-tiba saja tangan kanan Mahesa Jalang nyelonong ke arah dadanya.
"Uts!".
Iblis Tongkat Hitam langsung memiringkan tubuhnya ke kanan, sehingga tangan Mahesa Jalang lewat di sampingnya. Belum juga perempuan tua itu membenahi posisinya, mendadak kaki Mahesa Jalang terangkat cepat mengarah ke perut. lblis Tongkat Hitam cepat membabatkan tongkatnya melindungi perut.
Tentu saja Mahesa Jalang tidak mau mengambil resiko. Buru-buru ditarik kakinya kembali. Bukan disitu saja Iblis Tongkat Hitam bergerak. Selagi tongkatnya terayun ke bawah, dengan cepat tangan kirinya menyentak ke depan.
Bet!
Mahesa Jalang tersentak seraya menarik kepalanya ke belakang menghindari tangan kiri yang mengancam kepalanya. Hanya beberapa helai rambut saja kepalan tangan kiri lblis Tongkat Hitam melayang di depan mukanya.
"Awas kepala!" seru Mahesa Jalang tiba-tiba. Secepat kilat tangan kanannya bergerak ke arah
kepala lawan. lblis Tongkat Hitam merunduk sedikit, namun tangan yang hampir mencapai atas kepala itu secara tiba-tiba turun dengan deras. Dan meluruk cepat ke arah perut.
Buk! "Uhk!"
lblis Tongkat Hitam terbungkuk terdorong dua langkah ke belakang. Bibirnya meringis merasakan mual dan nyeri pada perutnya, terkena sodokan keras tangan Mahesa Jalang.
"Setan!" geram Iblis Tongkat Hitam.
Sorak-sorai menggemuruh mengelu-elukan Mahesa Jalang. Mulut-mulut usil kembali mengejek Iblis Tongkat Hitam. Tentu saja hal ini membuat perempuan tua itu jadi semakin geram. Segera saja diputar tongkatnya dengan cepat. Tongkat hitam itu berputar deras bagai baling-baling. Suara angin menderu-deru bagai angin topan. Panggung besar dan kokoh itu berderak-derak seakan-akan hendak runtuh.
Menghadapi serangan yang dahsyat ini, Mahesa jalang langsung mengerahkan ilmu kesaktiannya. Dia tidak ingin menghadapinya hanya dengan jurus-jurus yang mengandalkan kecepatan gerak dan pengerahan tenaga dalam. Dia tahu kalau lblis Tongkat Hitam sudah mengeluarkan ilmu kesaktiannya yang cukup tinggi.
Mahesa Jalang mengepalkan tangan kanannya, lalu dirapatkan dengan telapak tangan kiri di pinggang kanan. Cepat sekali dia memindahkan posisi tangannya ke pinggang kiri. Lalu perlahan-lahan naik sampai ke dada kiri.
"Aji 'Karang Kati' ... !" teriak Mahesa Jalang keras. Seketika itu juga tubuhnya melenting deras ke arah lblis Tongkat Hitam yang sudah melintangkan tongkatnya ke depan. Satu ledakan keras terjadi ketika
kedua tangan Mahesa Jalang membentur tengah-tengah tongkat hitam.
Trak!
"Akh!" Iblis Tongkat Hitam memekik tertahan. "Uhk!" Mahesa Jalang melenguh pendek.
Dua tubuh yang berbenturan tadi, terdorong ke belakang sejauh dua batang tombak. lblis Tongkat Hitam limbung beberapa saat, kemudian kembali berdiri tegak. Matanya membeliak merah setelah tahu tongkat hitamnya patah jadi dua bagian.
Teriakan-teriakan kembali terdengar menggemuruh dari para penduduk yang gembira melihat Mahesa Jalang berhasil mematahkan tongkat lblis Tongkat Hitam.
"Bocah setan! Kau harus mati di tanganku!" dengus Iblis Tongkat Hitam geram.
Selesai berkata demikian, langsung disiapkan ilmu kesaktiannya yang lain. Sedangkan Mahesa Jalang kembali menyiapkan aji 'Karang Kati'. Dua orang di atas panggung itu kembali saling berhadapan dengan
niat ingin menjatuhkan satu sama lain. Keadaan kembali jadi hening, menunggu akhir adu kesaktian itu
"Aji 'Tapak Api'!" teriak Iblis Tongkat Hitam.
"Aji 'Karang Kati'!" Mahesa Jalang tidak mau kalah.
Hampir bersamaan mereka melompat ke udara. Masing-masing mendorong kedua tangan ke depan. Tampak kedua telapak tangan Iblis Tongkat Hitam berubah menjadi merah membara. Tepat pada satu titik, dua pasang tangan itu bertemu di udara. Kembali ledakan keras disertai percikan bola-bola api, terdengar menggema saat dua pasang telapak tangan beradu.
Iblis Tongkat Hitam terpental ke belakang. Teriakan keras melengking keluar dari mulutnya. Keras pula tubuhnya terbanting di pinggir panggung. Tarnpak dari mulut dan hidungnya merembes darah segar.
Sementara itu Mahesa Jalang melenting dan berputar dua kali di udara, lalu dengan manis mendarat tepat di tengah-tengah panggung. Matanya tajam memandang tubuh terbungkus baju hitam yang tergolek di pinggir panggung besar yang kokoh ini. Tubuh lblis Tongkat Hitam menelungkup tidak bergerak. Seorang murid dari Padepokan Jatiwangi menghampiri dan memeriksa keadaan lblis Tongkat Hitam.
"Mati," katanya agak pelan.
Suara bergemuruh kembali terdengar menyambut kemenangan Mahesa Jalang. Begitu mendengar kematian lblis Tongkat Hitam, Mahesa Jalang melangkah ke tepi panggung. Tapi baru saja akan turun, mendadak terdengar suara tawa menggelegar. Disusul melompatnya sesosok tubuh dari tengah-tengah penonton.
Begitu cepatnya sosok tubuh itu melompat tahu-tahu sudah berdiri di atas panggung. Mahesa Jalang membalikkan tubuhnya. Dia tahu kalau kemenangan ini tentu akan mendapatkan tantangan lagi dari tokoh-tokoh sakti rimba persilatan, Dan semuanya sudah diperkirakan sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
5. Pendekar Rajawali Sakti : Naga Merah
ActionSerial ke 5. Cerita ini diambil dari Serial Silat Pendekar Rajawali Sakti karya Teguh S. Dengan tokoh protagonis Rangga Pati Permadi yang dikenal dengan Pendekar Rajawali Sakti.