P R O L O G

31.6K 1.2K 54
                                    

Pertama, cerita ini adalah alur baru dari cerita Run Away From You.

Kedua, judul ceritanya juga baru, trs genre-nya juga beda.

Ketiga, masih menggunakan nama tokoh dari alur yang lama (meskipun ada bbrp nama tokoh baru sebagai tambahan.)

Selebihnya, cukup nikmati saja :)

Happy reading, guys.

***


Muezha kembali berjalan memasuki ballroom sambil menggerutu. Ia baru saja membaca pesan WhatsApp dari kekasihnya yang hari ini tidak bisa hadir di acara pernikahan kakaknya, Viona. Seharusnya momen seperti ini tidak disia-siakan oleh Kavi, karena dari sini, laki-laki itu bisa lebih dekat dengan keluarganya. Tapi, apa boleh buat? Kavi sedang ada urusan mendadak yang lebih penting dari sebuah acara pernikahan. Sehingga ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk memaksa Kavi agar datang ke acara pernikahan kakaknya.

Lalu, Muezha pun mulai memasuki lift. Ia berjalan menuju ke arah ruang ganti mempelai wanita untuk mengecek keadaan kakaknya di sana, karena akad nikahnya akan segera dimulai, sekitar satu setengah jam lagi dari sekarang.

Begitu sampai di depan pintu kamarnya Viona, Muezha lantas mengetuk pintunya. Karena tidak mendapatkan sahutan apa-apa, jadi ia langsung membuka pintunya begitu saja, dan tidak mendapati seorang pun di dalam sana.

Dengan kening berkerut, karena kebingungan melihat ruang ganti yang tampak sepi, Muezha tetap melangkahkan kaki.

Baru saja ia akan menggerakkan knop pintu kamar mandi, salah seorang perias pengantin tampak memasuki ruangan ini.

"Lho, pengantinnya tadi kemana, Mbak?"

"Ini ... mungkin di kamar mandi," jawab Muezha sembari membuka pintu di hadapannya, tapi Viona tidak ada di sana. Sehingga ia menoleh dengan wajah panik, dan baru menyadari jika Bowling Bag milik Viona yang tadi pagi dilihatnya di atas meja dekat patung gaun pernikahan, kini sudah tidak ada lagi di sana. Siapa yang memindahkannya?!

"Mbak tadi kemana? Kenapa kakak saya ditinggal sendirian?!"

Perias pengantin itu mengerjap kaget. "Tadi saya keluar untuk mengambil ini di mobilnya Mbak Viona," jawabnya sembari menunjukkan kotak bening berisi mahkota yang dipesan khusus oleh Viona sejak tanggal pernikahannya telah ditentukan.

Muezha mengusap wajahnya dengan kasar, saat ini ia sudah tidak terlalu peduli lagi pada riasan wajahnya. "Lalu, perias yang satunya lagi kemana?!”

Tepat setelah Muezha menyerukan pertanyaan dengan nada tinggi barusan, perias pengantin yang ia maksud, langsung muncul dan memasuki ruangan.

"Maaf, Mbak,” katanya sembari membungkukkan badan di dekat Muezha. "Tadi pagi Mbak Viona meminta saya untuk pulang ke rumah, karena dia ingin memakai kebaya yang ini saat akad nikah."

Muezha langsung melotot tak percaya saat menyadari kalau ini semua pasti cuma akal-akalannya Viona, karena perlengkapannya sudah dibawa ke sini semua, kecuali headpieces-nya. Tapi, bisa saja headpieces itu juga sengaja ditinggalkan Viona di dalam mobilnya.

Muezha segera menghubungi nomor telepon Viona, dan melangkah cepat untuk menemui kedua orang tuanya. Tapi, baru beberapa langkah ia menjauhi ruangannya Viona, salah seorang perias pengantin malah memanggil-manggil namanya. Ia lantas berdecak kesal. Selain karena langkah kakinya yang terhambat, juga karena nomor ponselnya Viona yang sedang berada di luar jangkauan.

Aksara Muezha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang