PART 03: CINCIN PERNIKAHAN

14.2K 1K 26
                                    

Yang punya akun Dreame, jangan lupa follow akunku ya. Usernamenya: ruangbicara

Terus tolong kasih love di ceritaku yg ada di sana ya. Makasih :)

***

Ini memang bukan pertama kalinya keluarganya Dirga makan semeja bersama dengan keluarganya Keenan, tapi kecanggungan itu tetap tidak bisa dielakkan setelah insiden kaburnya Viona di hari pernikahan.

Semua orang menyantap sarapan mereka dalam diam, yang membuat Muezha tidak tahan, dan ingin cepat-cepat menyelesaikan acara makannya.

"Nanti sore aku akan membawa Muezha pergi ke Bali." Aksa membuka suara setelah mengelap bibirnya menggunakan tisu, menandakan jika dia sudah selesai sarapan.

"Oh, jadi kau mau langsung pergi honeymoon? Itu ide bagus,” kata Tiara dengan nada santai, yang membuat Muezha langsung tersedak nasi gorengnya.

Anita yang duduk berdekatan dengan Muezha, segera menyodorkan segelas air putih pada putrinya sembari menepuk-nepuk punggungnya dengan pelan.

"Bukan." Aksa sengaja menjeda ucapannya, sehingga semua mata yang ada di meja itu menatapnya dengan penuh keheranan. Kecuali Muezha, ia terlihat lega.

"Tapi, aku akan membawanya untuk tinggal di sana."

Kali ini semua orang langsung terkejut dengan ucapan Aksa barusan. Karena dia sendiri yang membuat keputusan ini, bahkan Muezha juga baru mengetahui.

"Aku tidak setuju." Dirga langsung bereaksi. "Muezha akan tetap tinggal di sini, bila perlu tetap serumah bersama kami."

"Tidak bisa, Pa. Dia harus ikut denganku." Aksa tampak bersikeras, dan menatap Dirga dengan pandangan tak suka.

Dirga menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu aku tidak akan mengizinkanmu membawa putriku."

Tiara bolak-balik mengamati mereka berdua dengan wajah khawatirnya.

"Tanpa izin darimu pun, aku akan tetap membawanya pergi bersamaku." Aksa mengendikkan bahu acuh tak acuh, dan mengambil setangkup sandwich yang ada di tengah meja, lalu menggigitnya dengan santai.

Dirga terlihat marah, tapi Anita langsung menenangkannya, dan mengusap bahunya dengan pelan.

Aksa membalas tatapan tajam yang Dirga layangkan padanya dengan tak kalah tajam. Ia terlihat tak gentar. Sedangkan Keenan hanya diam saja, dan kembali melanjutkan sarapannya yang sempat tertunda.

Melihat suasana yang mulai mencekam, Muezha akhirnya angkat bicara. Ia tidak menyukai pertengkaran, apa lagi saat sedang berada di meja makan. "Aku akan ikut dengan Aksa, Pa."

Dirga kembali terkejut. Ia tidak menyangka kalau Muezha akan menyetujui keputusan Aksa ini. Demi Tuhan! Perasaannya tidak enak.

"Papa tenang saja, aku pasti akan baik-baik saja selama tinggal di sana." Muezha mencoba tersenyum, meski ia tidak yakin dengan ucapannya sendiri.

"Ya, Dirga. Kau tenang saja. Aku yakin putraku ini pasti akan menjaga Muezha dengan baik selama mereka tinggal di sana." Tiara tersenyum lebar ke arah semua orang.

Aksara Muezha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang