Selamat berbuka puasa bagi yang menjalankan.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya! 😎
***
Sekitar jam dua belas malam, Aksa baru menyelesaikan acara resepsi pernikahannya sambil menggerutu pelan karena banyaknya tamu yang datang. Tenaganya benar-benar terkuras, dan ia merasa lelah. Bahkan kedua matanya pun, terasa mengantuk berat. Ia ingin cepat-cepat tidur sekarang.
Saat keluar dari lift, ia langsung melepas jasnya, dan mengendurkan dasi yang mulai terasa mencekik lehernya.
Begitu sampai di dalam kamar pengantin yang awalnya telah dipersiapkan untuk dirinya dan Viona, ia langsung melempar jas, serta dasinya ke atas sofa. Dan ia tidak mendapati Muezha di atas ranjang. Padahal wanita itu sudah meninggalkan acara resepsi pernikahan sejak jam sepuluh malam bersama ibunya. Seharusnya dia sudah tertidur di atas ranjang. Tapi, dimana dia sekarang? Bahkan di kamar mandi pun, dia tidak ada.
Aksa mulai menggeram kesal. Rasa lelah dan kantuknya tadi telah hilang entah kemana, yang ada hanya kemarahan karena ia tidak mendapati Muezha dimana-mana. Apa wanita itu juga sedang mempermainkannya seperti Viona? Kalau iya ... berani-beraninya dia!
Aksa segera keluar dari kamar dengan langkah lebar.
Tepat saat ia sudah ada di depan pintu kamar, salah seorang office boy yang kebetulan lewat, langsung memberanikan diri untuk menyapanya.
"Ada yang bisa saya bantu, Pak?"
"Apa kau melihat Muezha?"
Tentu saja OB itu mengenal Muezha, karena wanita itulah yang tadi siang menikah dengan anak pemilik hotel tempatnya bekerja.
"Kalau tidak salah, Ibu Muezha tadi masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai bawah, Pak."
Aksa langsung melangkah cepat menuju ke dalam lift. Ia mengerti lantai bawah yang dimaksud, karena beberapa anggota keluarga yang akan menginap malam ini, sudah diberi kamar masing-masing. Dan semuanya berada di lantai 17, termasuk kedua orang tuanya. Sedangkan kamar pengantinnya terletak di lantai 18. Ia bersumpah kalau dirinya akan menggeret Muezha dari sana, dan membawanya ke dalam kamar pengantin mereka.
Cukup Viona saja yang menginjak-injak harga dirinya. Ia tidak akan membiarkan Muezha melakukan hal serupa.
Mulai sekarang, ia tidak akan pernah menatap Muezha sebagai calon adik iparnya yang harus diperlakukan dengan baik layaknya seorang adik. Karena kini, wanita itu sudah ia jadikan sebagai objek balas dendamnya terhadap kesalahan fatal yang Viona lakukan.
Lagi pula, ia tidak yakin kalau Muezha tidak tahu apa-apa tentang rencana kaburnya Viona. Karena ia tahu kalau hubungan kedua kakak-beradik itu sangat dekat. Jadi, mustahil jika Muezha tidak membantu kakaknya.
Setahu Aksa, sejak kemarin Muezha sudah menginap di dalam kamar yang terletak tepat di samping kamarnya Dirga dan Anita. Sehingga ia langsung melangkah ke sana, dan menggedor-gedor pintunya. Ia tidak peduli jika gedorannya ini bisa membangunkan seluruh anggota keluarga yang juga menempati kamar di lantai 17.
Untungnya, pintu itu segera terbuka dari dalam sebelum penghuni kamar lain mulai menegur aksi bar-barnya barusan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Muezha
RomansCukup satu alasan, yaitu kaburnya Viona di hari pernikahan, yang membuat Muezha terjebak berasama Aksa dalam biduk rumah tangga tanpa cinta. Hingga Muezha harus mengubur perasaannya untuk Kaviandra, dan mulai tinggal berjauhan dari kedua orang tua...