2

4.1K 594 10
                                    


Chanyeol baru saja pulang dari kantornya malam ini dengan membawa tumpukan berkas kasus dan laporan yang harus segera dia selesaikan malam ini. Tubuhnya terasa penat sekali dan dia sudah membayangkan akan segera membenamkan tubuhnya di dalam air panas saat dia membuka kunci rumahnya.

Dia sudah berpesan pada pemuda bernama Baekhyun tadi untuk mengunci pintunya saat dia pulang sore ini.

Rumah itu masih segelap biasanya, karena tidak semua lampu dinyalakan.

Chanyeol langsung berjalan menuju ruang makan. Setibanya di sana, dia mengedarkan pandang berkeliling dan mendapati ruang makan itu jauh lebih rapi dari pagi tadi. Tidak ada tumpukan piring kotor. Dan keranjang sampah pun sudah bersih tanpa ada gundukan sampah seperti hari-hari sebelumnya.

Chanyeol tersenyum puas.

Dia lalu berjalan menuju lemari es. Ada sebuah memo kecil yang ditempelkan pada pintu lemari es.

"Aku sudah membuatkan makan malam untukmu. Kau tinggal menghangatkannya. Kakakmu bilang padaku kalau kau sangat menyukai tomat, jadi aku memberi banyak tomat di sayurnya. Selamat makan, Yeol!"

Chanyeol membuka lemari esnya. Lemari es itu bahkan sedikit berisi dibanding pagi tadi. Ada beberapa sayuran segar di sana, dan juga beberapa susu botol di sana.

"Noona membayar pemuda itu berapa, sih? Kerjanya benar-benar sempurna," batin Chanyeol seraya mencomot salah satu tomat yang paling besar dan warnanya paling cerah. Lalu dia menutup lagi pintu lemari es itu.

Chanyeol berdiri di dapur itu untuk beberapa saat sambil menggigit tomatnya. Ini adalah pertama kalinya sejak kematian Yoora, dia tidak akan tidur dengan perut kelaparan. Seminggu setelah kematian Yoora, rumahnya seperti rumah hantu yang tidak pernah terjamah karena Chanyeol hanya pulang dan melakukan apa saja sebatas kebutuhannya, tanpa menyentuh hal lainnya.

Chanyeol berjalan keluar dari ruang makan menuju kamarnya. Dia ingin merebahkan dirinya sejenak di atas ranjangnya yang empuk sebelum berendam di kamar mandi.

Sesampainya di kamar, Chanyeol kembali mengedarkan pandangnya berkeliling seperti yang dilakukan saat di ruang makan tadi. Kamarnya benar-benar rapi sekarang. Tidak ada selimut dan sprei yang tergeletak begitu saja di lantai. Dan keranjang pakaian kotornya sudah kosong. Matanya menangkap setumpuk pakaian yang sudah rapi tertata di meja yang berada dekat lemari pakaiannya dengan tatapan bahagia.

Jiwa Chanyeol bersorak gembira.

"Aku bisa tidur dengan nyenyak setelah ini," desahnya lega seraya membaringkan tubuh atletisnya di atas ranjang yang kini benar-benar terasa lebih nyaman dibanding sebelumnya.

Kepalanya mendongak menatap langit-langit kamar. Langit-langit itu terbuat dari kayu terbaik, sama dengan semua kayu yang ada di rumah ini. .

Chanyeol memejamkan matanya.

Rasa lelah dan kantuk mulai menguasainya.

Dia ingin sekali berendam air panas.

Tapi badannya sama sekali tidak bisa diajak bekerjasama.

Akhirnya dia menyerah dan langsung memejamkan matanya tanpa melepas sepatunya dan mengganti bajunya dengan piyama.

*****

"Di sebelah sana! Jangan sampai lengah!"

Suara desingan peluru memenuhi udara, suara jerit ketakutan yang bersatu dengan suara sirene polisi yang saling bersahutan di jalanan itu, membuat suasana siang di pusat kota tampak kacau. Beberapa mobil polisi tampak terparkir di depan bank paling besar di kota itu.

BabysitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang