4

3.6K 528 59
                                    

Chanyeol terbangun dari tidurnya saat dia mendengar suara dengungan mesin penyedot debu. Dia membuka matanya dengan perlahan dan melihat sekeliling ruangan dengan mata yang masih setengah terpejam. Matanya masih sulit untuk dibuka tapi bunyi mesin penyedot debu itu membuatnya tidak bisa melanjutkan tidur lagi.

Mesin itu dimatikan sesaat kemudian dan keheningan pagi menyambut Chanyeol.

"Apa aku membangunkanmu? Maafkan aku."

Chanyeol menghela napas panjang sebelum akhirnya terduduk dari tidurnya. Selimut tebal yang menutupi tubuhnya langsung terjatuh ke lantai.

Untuk beberapa saat, Chanyeol hanya duduk diam di tempatnya dan kepalanya sedang sibuk mengingat-ingat sesuatu. Menyadari kalau dia terbangun di sofa di ruang tengah, pastilah dia tertidur saat merebahkan dirinya tadi malam. Chanyeol menatap selimut tebal yang sekarang teronggok di bawah sofa.

"Chanyeol-ssi, apa kau yang memindahkanku ke kamarmu? Maaf aku jadi memakai kamarmu," kata Baekhyun dengan wajah bersalah.

Chanyeol tidak menjawab dan hanya menguap lebar.

"Kau ingin makan apa untuk sarapanmu pagi ini?"

"Bisa kau buatkan aku salad?" tanyanya dengan nada datar.

"Ada yang lain?" tanya Baekhyun lagi.

Chanyeol menggeleng.

"Aku tidak ke kantor hari ini. Ada yang harus aku selesaikan di rumah. Aku juga masih kenyang karena semalam ditraktir rekanku makan daging. Jadi, sekarang aku ingin makan yang ringan-ringan."

"Ah, baiklah kalau begitu," sahut Baekhyun. Dia berlalu dari hadapan Chanyeol dan berjalan menuju dapur dengan membawa mesin penyedot debu.

.

Meja di ruang tengah itu sudah penuh berkas beberapa saat kemudian. Chanyeol sedang mengamati data yang diberikan oleh Minseok di laptopnya. Dia baru saja menyelesaikan mandi air hangatnya dan sekarang sudah mulai berkutat dengan data-data yang baru saja diterimanya. Rencananya, Minseok akan datang ke sini siang ini untuk membahas ini.

Saat Chanyeol sedang membuka file berisi data-data itu, Baekhyun datang ke ruang tengah dengan membawakan menu pesanannya.

"Hei," panggilnya saat Baekhyun akan beranjak lagi. "Kau.. tetaplah di sini."

Merasa aneh dengan kata-katanya barusan dan karena Baekhyun juga melihatnya dengan pandangan bingung, Chanyeol segera meralatnya. "Maksudku, bisakah kau menemaniku sarapan pagi ini?"

"Tapi aku sudah sudah menyelesaikan sarapanku dan akan mengerjakan pekerjaan yang lain," jawab Baekhyun.

"Bukankah kau disewa untuk menjadi perawatku dan bukannya pelayan di rumah ini? Kau tahu apa tugas babysitter kan? Jadi sekarang, temani aku di sini. Lagipula, kita belum pernah terlibat pembicaraan yang panjang sejak kau bekerja di rumah ini. Duduklah," Chanyeol menepuk sofa di sebelahnya.

Baekhyun menatapnya dengan ragu.

"Kenapa? Apa aku terlihat menakutkan? Apa aku terlihat akan menerkammu?" tanya Chanyeol.

Baekhyun menggelengkan kepalanya. Lalu dengan sikap kikuk, dia akhirnya duduk di sebelah Chanyeol.

"Jadi... darimana asalmu?" tanya Chanyeol, membuka keheningan ganjil yang menyergap mereka.

"Busan," sahut Baekhyun.

"Apa? Jauh sekali. Kenapa kau bisa sampai di sini?" tanya Chanyeol kaget.

"Mm, sebenarnya.. Aku tinggal di sana dengan nenekku. Kedua orangtuaku sudah meninggal dan aku hanya tinggal berdua dengan nenekku di sana. Tapi saat aku mendapat pekerjaan di sini, aku terpaksa harus meninggalkan nenekku di sana sendirian," jelas Baekhyun.

BabysitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang