LAMPU

15 4 2
                                    

Mata ini tidak berhenti mencari kemanapun kamu berada

Mataku mencari sosok perempuan yang sedang ku tunggu. Apakah dia benar datang atau dia sedang di hadang oleh rasa mager nya. Saat aku duduk-duduk sambil menyalakan rokok kulihat ada yang menyumbul dari balik pintu. Senyumku mengembang melihatnya. Dia dengan kuncir dua dirambutnya membentuk seperti bola lampu hias kecil terlihat begitu serasi dengan paras nya. Matanya langsung teralihkan dengan pajangan yang memanjakan mata dan terlihat berbinar kagum dengan lukisan-lukisan di dinding.

Dia berjalan mengikuti lukisan-lukisan terjejer tak sedikit sambil mengangakan mulutnya. Aku mengikutinya dari belakang. Dari jauh, kemudian semakin dekat.

"Uhuk uhuk"

Dia langsung menghadap kebelakang dimana dia mendapati asap yang membuatnya batuk sambil memicingkan mata pertanda dia terganggu.

"Maaf maaf haha kamu seperti mau makan aku, aku buang dulu rokok ku"

Aku bergegas membuang puntung rokok ke tempat sampah dan kembali menghampirinya.

"Datang juga ya kamu"

"Iya mau ngembaliin 5000an mu"

"Udah santai saja lihat-lihat aja dulu lukisannya, nanti duduk duduk disana, pemandangannya indah"

Kania menurut, dia masih menikmati lukisan yang memang sudah di rancang untuk di pertontonkan kepada pengunjung.
Sesekali dia diam dan mengamati hasil karya seseorang. Dia juga berhenti tepat di depan lukisan ku. Kania terlihat berpikir dengan lukisan itu. Seperti tidak asing dengan nya. Dia sungguh ekspresif dengan memanyunkan bibirnya untuk orang orang tau bahwa dia sedang berpikir.

"Itu lukisanku, bagus kan, ya baguslah ya pastinya hahaha" terangku saat melihat dia penasaran dengan lukisan itu.

"Itu seperti tidak asing"

"Iya itu lukisan peri kecil yang sedang bercinta dengan alam, sebuah pemandangan yang seperti di negeri dongeng"

Kania terdiam sebentar kemudian melangkahkan kaki nya ke lukisan selanjutnya. Setelah dia menelusuri semuanya hingga ujung, dia menurut untuk duduk di bangku yang sudah aku tunjuk tadi.

"Wahh disini enak ya tempatnya" Kania masih saja menunjukkan rasa kagumnya.

"Emangnya kamu nggak pernah main kesini?"

Kania hanya menggelengkan kepalanya. Dia masih sibuk dengan memotret-motret pemandangan yang baru untuknya.

"Kamu mau pesan apa?" Tanyaku pada Kania.

"Eh ini uang mu, aku mau pergi dulu"

"Loh kamu mau kemana? Kita belum ngobrol, duduk dulu lah sebentar"

"Aku mau ada sesuatu, kapan-kapan saja kita berdiskusi, aku juga mau belajar melukis denganmu" ucap Kania sambil berjalan keluar cafe.

(Aku juga mau belajar melukis denganmu) kalimat itu ringan diucapkannya, namun sangat membuatku candu untuk memikirkannya dan berhasil membuatku senyum-senyum sendiri.

Oke selanjutnya aku ingin mengenalmu lebih dekat.

M A N T R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang