KABAR

4 1 0
                                    

Apapun keadaanya
Semoga kamu selalu bahagia dan sehat


Setelah mengantar Kania pulang. Aku mampir sebentar di cafe untuk melihat keadaan. Cafe hari ini kata Cecep sangat rame. Ya mungkin karena hari libur kali ya. Aku membuat kopi espresso di mesin kopi. Ku nikmati kopi ku di lantai 2 tempat Kania suka. Hari ini aku sangat bahagia dan puas. Semua rasa rinduku pada bapak dan ibu sudah terbayangkan. Dan juga tak pernah terencanakan akan mengunjungi dengan Kania.

Aku suka Kania tidak termasuk cewek yang doyan dandan dan menye-menye. Dia cewek yang imut dan polos apa adanya. Hanya dengan lipstik tipis dan bedak bayi nya yang membuat terlihat baby face. Bahkan Kania tidak menggunakan anting. Dia suka menggunakan accessories seperti gelang dan jam. Dia juga tidak mengeluh ataupun menampakkan wajah tidak suka saat kuajak tadi, Kania selalu memberikan senyum dan tawa nya hari ini. Sederhana namun aku suka.

Aku menikmati kopi ku sambil merokok. Aku ingin menanyakan kabar Kania namun takut jika mengganggu nya. Jadi aku urungkan niat ku. Saat aku mengamati jalanan kota yang terlihat dari tempat ku. Tiba-tiba Rio datang dan duduk di depan ku.

"Me, malam ini gua tidur di tempat lu ya"

"Rumah lo kenapa? Dibawa keong?"

"Yee serambangan aja lu, males gua ada sodara datang, rame banget kek pemilu"

"Ya serah lu"

"Eh lu tau nggak temennya Vika? Yang kemaren kesini sama Vika itu loh?"

"Kenapa?"

"Mau gua deketin wkwk. Namanya Nadin"

"Trus Deby lu gimanain ?" Aku menanyakan pacar Rio.

"Alah dia mah juga suka selingkuh, yaudah lah ya bebas"

"Serah lu deh, gua mau pulang" jawabku sambil berdiri dan berjalan turun.

"Ikut woy" Rio mengikutiku dari belakang.

Karena Rio mau nebeng tidur, jadi aku pulang ke apartemen. Lumayan ada temen ngobrol di kamar. Ya walaupun cowok sih yaudah lah ya.

Sampai di apartemen aku langsung merebahkan tubuhku di kasur. Rio juga langsung menyalakan tivi dan duduk di sofa. Emang udah biasa sih anak-anak tidur di apartement ku.

Saat aku membalasi chat di whatsapp, tiba-tiba tertulis nama Kania di room chat ku. Aku sempat bengong sebentar. Hal ini sangat baru bagiku dan sekali lagi berhasil membuat ku tersenyum dalam hitungan detik.

Kania : hai
Aku : hai. Kok belum tidur?
Kania : oh kamu juga belum tidur ya, yaudah istirahat sana gih
Aku : loh kok ngusir. Kamu salah chat ya?
Kania : nggak. Emang aku pengen mastiin kamu udah istirahat apa belum
Aku : hm kangen ya? Wkwkwk
Kania : udah istirahat sana, pasti kan capek. Udah ya bye 👋
Aku : yaudah kamu juga. Jangan lupa matiin kompor
Kania : 🙃

Aku tersenyum sambil memandangi foto profil Kania yang manyun dengan rambut pendek sebahu nya. Imut sekali seperti anak SMP. Karena aku keseringan senyum. Tanpa sadar Rio sudah mengamati ku dari tadi. Dia takut temannya kesurupan apa kali ya.

"Hoyy kenapa lu?" Rio melemparkan bantal di sofa. Aku kaget dong.

"Paan sih lu" aku melempar bantalnya kembali.

"Udah gila lu ya senyum-senyum sendiri?"

"Elu gila"

"Sini mana kenalin gebetan baru lu. Secantik Tasya nggak?"

"Paan sih lu basii. Tidur di luar sana" jawabku bete udah banding-bandingin Kania sama Tasya.

"Yee gitu aja marah. Uluuuuh yang kasmaran kek cewek pms aja" ledek Rio.

Kalo nggak capek mungkin tu anak udah gua usir. Tapi jiwa raga ini memilih untuk rebahan. Yaudah gua biarin aja tu paku payung nyinyir kek netizen.

Padahal diperjalanan tadi sempat berencana akan mandi setelah sampai di apartement. Tapi setelah melihat kasur yang super posesif ngalahin emak, yaudah aku gak jadi mandi. Mandi besok aja deh. Itung-itung hemat air. Kasian negara lain ada yang kekurangan air. Biar bisa ikut merasakan. (Hilih)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

M A N T R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang