KELUARGA

1 1 0
                                    

Lega rasanya melihatmu bahagia
Aku tau kamu benar-benar menyukai nya

Kami berjalan menuju kebun teh. Sambil mengobrol masa-masa kelam dulu. Lucu sekali jika di ceritakan kembali.

"Itu Bapak" ucap Ibu sambil mengarahkan mata nya ke arah Bapak. Aku langsung berjalan ke arah bapak dan merangkul memeluknya. Bapak juga terlihat kaget saat sadar kehadiran kami.

"Dame ya. Waah lama sekali tidak kesini" Bapak mengelus-elus punggung ku. Rasanya hangat sekali. Nyaman aku di dekapan Bapak. "Udah gantian pelukan sama anak manis itu" Bapak memberi kode agar di perkenalkan dengan Kania.

"Oh ini Kania pak". Kania menyalimi dan memeluk Bapak. "Tadi katanya pengen ketemu bapak" ucapku jail. Kania hanya diam dan memberikan senyumannya.

"Mau minta restu ya? Bapak langsung restu i kalo calonnya cantik kayak Kania" ucap Bapak serius.

"Ah udahlah pak jangan serius-serius. Nanti Kania nggakmau aku ajak pergi lagi. Ayuk masuk aja yuk. Aku rindu rumah"

Kami berempat berjalan menuju rumah. Sambil melihat-lihat sekitar. Kania suka sekali sama suasana disini. Dia dari tadi berbisik kepadaku bilang kalau dia suka semuanya.
Kami melanjutkan pembicaraan di depan rumah sambil minum teh. Awalnya ingin duduk di dalam. Tapi Kania lebih suka sambil melihat tumbuh-tumbuhan warna warni.

"Kania ini cobain kue buatan Ibu" ibu memberikan sepiring kue biskuit ke meja sambil di suapkan pada Kania.

"Oh jadi Kania aja ini yang disuruh nyicipin? Oh yaudah aku pulang saja" omelku.

"Ih kamu mah nggak usah disuruh bisa ambil sendiri kan" jawab Ibu tak kalah ngomel tapi sambil bercanda.

"Ibu cantik" ucap Kania pada ibu.

"Kamu lebih cantik sayang. Ibu mah udah keriput hehe" Ibu memeluk Kania berulang kali. Mereka seperti ibu dan anak kandung yang lama tidak bertemu.

Kania berjalan-jalan melihat kebun buah bersama ibu. Disini ibu dan bapak suka sekali menanam berbagai macam tumbuhan seperti obat-obat an, bunga, dan buah-buahan. Yang membuat rumah ini tampak asri dan banyak sekali anak-anak yang suka bermain disini. Selain indah untuk bermain disini juga cukup untuk mengadakan pesta makan.

Waktu sudah menunjukkan jam 3 sore. Setelah kami sholat berjamaah ashar, aku dan Kania pamit pulang. Sungguh berat rasanya ingin pergi. Ingin sekali aku menginap disini untuk beberapa hari. Melihat senyum ibu dan bapak setiap hari, sungguh meneduhkan. Apalagi dengan cerita-cerita sederhana dari mereka.

"Ibu cantik terimakasih banyak" ucap Kania sambil memeluk erat ibu.

"Iya manis, sering-sering kesini lagi ya. Lain kali harus nginep" tutur ibu pada Kami. Aku bergantian memeluk ibu juga. Kemudian Kania berganti memeluk bapak.

"Bapak hebat, terimakasih banyaak" ucap Kania dengan nada sedikit di panjangkan pada kata banyak.

"Iya nak. Sampaikan salam bapak ibu sama orang tua mu" tutur bapak. Lalu bergantian aku memeluk bapak.

"Terimakasih semuanya, Kania disini sebentar tapi dapat ilmu banyaak banget" ucap Kania memberikan salam perpisahan.

"Ibu bapak Dame pamit dulu ya. Dame janji bakal kesini lagi"

"Iya pokoknya sering-sering ajak Kania kesini ya. Kamu udah terlanjur bikin ibu suka sama Kania lo" canda ibu. Ah bakal rindu sekali dengan ibu dan bapak.

Aku dan Kania pergi berjalan menuju jalanan yang kita lewati saat berangkat tadi. Di perjalanan Kania terlihat masih ingin lebih lama di desa ini. Kami menaiki motor dan melajukan di jalanan yang masih dikelilingi tumbuhan sekitar.

"Terimakasih ya Me udah kasih lihat aku tempat yang indah"

"Kamu suka?"

"Sukaaaaa" ucap Kania sambil menekankan kata itu, dan dengan pipi nya yang mengembang terlihat di kaca spion.

"Lain kali aku ajak lagi kesitu mau?"

"Mauuu bangeet"

Aku melajukan motorku dengan penuh semangat. Berdebar hati ini ketika melihat respon Kania yang sungguh mengenakkan. Di sepanjang perjalanan kami membahas hal-hal yang sederhana namun dikemas menjadi menarik. Dan juga tawa khas Kania yang membuat terngiang-ngiang di telingaku sampai sekarang.

"Ngisi perut dulu" ucapku pada Kania.

"Nggak usah, aku makan dirumah aja"

"Kasian lambungmu udah menjerit itu" ejekku pada Kania yang tadi sempet mendengar perutnya berbunyi.

"Ih kan kalau kenyang juga bisa bersuara perutnya" bela Kania tidak terima. Aku tertawa melihat ekspresi nya yang lucu malu-malu.

Kami berhenti di warung makan dekat taman. Disitu banyak sekali menu yang disajikan. Dari yang menggunakan nasi, sampai mie ayam dan bakso. Kania memesan mie ayam dan es jeruk. Aku pun menyamakan menu ku.

"Besok kamu libur?" Tanyaku pada Kania.

"Iya"

"Mau kemana?"

"Mau..... rebahan aja deh hehe" jawab Kania sambil di selingi ketawa khasnya. "Oh iya kemarin aku ketemu sama mama"

"Iya? Kalian ngobrol apa aja?" Tanyaku pada Kania yang pura-pura baru tahu.

"Ya aku disuruh main ke rumah"

"Oke sekarang apa gimana?" Ucapku semangat.

"Udah sore kali Me. Kapan-kapan aja. Tapi nggak bilang kamu"

"Loh kok gabilang sih?"

"Kan aku maunya ketemu sama mama"

"Kamu mau ambil hati mama yaaa" ledek ku pada Kania.

"Apasih. Kan aku janji nya sama mama"

"Haha iya iya gitu aja cemberut"

Hari itu Kania. Aku merasa sudah dekat dengan mu dari kehidupan pertama. Aku suka wangi baby mu yang kamu bilang hanya minyak telon dan bedak bayi. Aku suka suara mu. Aku suka tertawamu. Aku suka semua tentangmu.

M A N T R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang