SENYUM

6 1 0
                                    

Senyum itu manis sekali
Berhasil telah membuatku teracuni

"Bi aku mau nasi goreng buatan Bibi" ucapku pada Bi Sisum minta buatkan nasi goreng

"Iya mas Dame tak buatin, mas Dame mau berangkat ya?"

"Iya"

Setelah menghabiskan nasi goreng favorit the one n only buatan Bi Sisum, aku lanjut berangkat ke cafe. Mama sama Papa sudah berangkat lebih awal 30 menit dari aku bangun tidur. Jadi ya aku pamit ke Bibi saja.

Sampai disana aku melihat Cecep dan Boby sudah bersih-bersih cafe. Boby sedang duduk didepan mesin kopi terlihat galau mukanya ditekuk 100 lapisan.

"Bikin apa lu?" Tanyaku pada Boby. Namun Boby tetap fokus pada apa yang sedang dibuat. "Woy itu espresso nya ngapain lu kasih meses sih ??"

"Biarin aja napa, gabut ini"

"Lu kira pop es apa. Nggak sekalian lu kasih tumpeng aja?"

Lalu Boby meminum espresso ala ala dia tadi. Udah gila kali ya Boby. Mungkin dia masih depresi baru saja diputusin sama ceweknya. Dan dia belum bisa move on.

Terlihat gerombolan anak SMA lagi mau masuk pintu. Dengan wajah super menyolok mata. Bibir yang sangat jelas merah. Dan bedak dengan ketebalan 2kg. Melihat itu rasanya ingin aku bilas pake mama melon.

"Bang Dameee" ucap salah satu siswi itu dengan centil. "Mau pesen spageti 1 sama juice avocado 1"

"Hih centil banget ini anak kuyang" ucapku pada anak itu. Dia sering banget ke cafe ini sama temen satu geng nya. Karena sekolah nya deket sama cafe ini. Jadi kalau mau colut ya pasti lari nya kesini. "Yang lain apa?" Tanyaku pada temen yang lain.

"Cappuccino 2 sama teh anget 1 bang"

"Kesurupan ya lu pesen teh anget?"

"Ih Bang Dame ini. Perutku lagi gaenak" sahut anak yang memesan teh.

"Kasih garem biar enak" celetukku.

"Bang password nya apa?"

"Gajahngondek". Jawabku di lanjutkan dengan tawa mereka. Dikira lagi nglenong apa ya.

♤♤♤

Saat aku kembali ke tempat setelah mengantarkan pesanan cabe-cabean, aku melihat Kania sedang berjalan menuju tempat kasir untuk memesan. Aku bergegas ke arah kasir.

"Kania"

"Bukann, aku Agus" celetuknya

"Ya ampun Aguus, apa kabar, lama banget gak ketemu? Naik haji ya?"

"Hahaha iya nih habis keliling gua hiro, eh mas mau pesen dong"

"Pesan apa tuan putri? Nanti bonus ditemani sama barista nya mau?"

"Americano, nggak mau ah, nanti minta minumanku" ucap Kania sambil ketawa dan pergi ke tempat yang disukai nya.

Aku segera membuatkan spesial Americano untuk Kania. Lalu aku antar dan ikut duduk denganya. Lega sekali rasanya. Yang selama ini hanya bayangan, sekarang ada di depan mataku. Mata ini sekarang bisa melihat senyum nya yang nyata. Bukan hanya angan.

Kania mengeluarkan sketchbook nya dan pensil. Dia mulai mengarsir gambar nya. Sambil tersenyum sendiri. Aku hanya mengamati wajahnya saja sudah cukup. Sudah cukup membuatku terlunasi.

"Coba lihat deh aku gambar apa" Kania menyodorkan hasil gambar nya.
Terlihat sosok laki-laki berambut agak panjang yang dikuncir sedang tertawa lebar. Ya Kania menggambar aku. Ingin sekali aku memeluknya sebagai tanda terimakasihku kepadanya. Tapi terhalang oleh meja, ya udah nggak jadi.

"Wahhh, ini lebih ganteng dari asli nya Kan" ucapku benar-benar kagum tanpa dibuat buat. Kania memberikan senyum lebarnya untukku, sampai terlihat lekukan kecil di dekat bibir sangat jelas, menambah imut wajahnya.

"Oh iya, besok jadi pergi ke suatu tempat?"

"Jadi dong"

Besok akan ku fikirkan dengan baik apa yang aku kenakan.
Untuk sekarang aku akan menikmatinya.

M A N T R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang