•10•

1 0 0
                                    

Sesuai kesepakatan, sepulang sekolah mereka akan melaksanakan tugas kelompok.

Dan disinilah mereka, tempat parkir, tunggu sebentar, mereka sengaja berkumpul disini karna ingin merundingkan siapa yang akan pergi bersama Fandi dan siapa yang akan pergi bersama Hanin-kebetulan Hanin hari ini membawa motornya ke sekolah.

"Ya udh daripada gk kelar2, gue sama Hanin, lu ama Fandi aja Lis"kata Stefani

"Iih, masa gitu, ayo hompimpa lagi"ajak Lisa

Hanin, Stefani dan Fandi menghela napasnya, bayangkan saja mereka berempat sudah melakukan hompimpa sebanyak 5 kali dan hasilnya selalu sama, Fandi dengan Lisa, Hanin dengan Stefani.

"Ok, satu kali lagi, kalau hasilnya tetep sama terima aja ok." Yang lain mengangguk setuju dengan usulan Fandi, sedangkan Lisa hanya mendengus kesal.

Mereka melakukan hompimpa kembali, dan yaa hasilnya tetap sama, Fandi dengan Lisa, Hanin dengan Stefani.

"Kan apa gue bilang, dah sana." Hanin mendorong Lisa untuk pergi mengikuti Fandi yang lebih dulu berjalan menuju motornya.

Ish kenapa si? Kayaknya mereka emang sengaja banget biar gue bareng sama si Fandi, fix lah badmood gue batin Lisa

"Hei, kenapa ngelamun?" Lisa tersentak kaget mendengar ucapan Fandi, jadi tadi dirinya melamun?

"Ah e-enggak, udah ayo, tapi jalannya pelan2 yaa"pinta Lisa

"Loh kenapa?"tanya Fandi

"Kasian temen gue kalau ketinggalan jauh ntar pada nyasar lagi"jawab Lisa

Fandi mengambil handphonenya dan mengirim alamat rumahnya kepada Stefani dan juga Hanin, setelah mengirimkan alamatnya, Fandi menaruh kembali handphonenya ke dalam saku jaket denimnya.

"Udah lu gk usah khawatir, gue udah ngirim alamat rumah gue ke mereka." Fandi dengan segera menaiki motornya disusul dengan Lisa.

Iihh mereka sekongkol apa gimana si? Dari tadi sengaja banget biar gue berduaan ama si Fandi batin Lisa

"Udah?"tanya Fandi

"Hm"jawab Lisa

~~~~

"Lis, pegangan!"kata Fandi

"Hah?"teriak Lisa

"Pegangan!"teriak Fandi

Sebenarnya, tanpa perlu berteriak Lisa sudah bisa mendengar kalau Fandi memintanya untuk berpegangan, dan dia hanya berpura2 teriak karna ingin memastikan pendengarannya salah atau benar.

"Pegangan dimana?"

"Ah sabodo, gue pen nyalip ini, siap yaa, 1..2..3.." Fandi menyalip di antara mobil yang melaju sambil menambah kecepatan lajur motornya.

Lisa yang belum siap, spontan berteriak dan langsung memeluk Fandi dengan erat,"Fandi! Bawanya biasa aja!"

Fandi tak mehiraukan Lisa, bukannya tidak mau, hanya saja suara Lisa terbalap oleh angin belum lagi dengan posisi Lisa yang bersembunyi di balik punggungnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang