O4

149 34 1
                                    

"berhenti, kim hyunjin."

hyunjin mengangkat kepalanya saat ia baru saja selesai merapikan kamar inap jaemin.

seorang pemuda dengan kedua alis yang menukik tajam menatap gadis itu jengah. "berhenti melakukan yang tidak perlu, tinggalkan saja jaemin lemah itu!"

mengerti apa yang sedang pemuda itu coba sampaikan, hyunjin mendelik. "maksud kamu apa, lee jeno?"

pemuda itu, jeno, berdecih mendengar pertanyaan bernada tak suka dari gadis itu. "untuk apa kamu terus berada di samping jaemin?! biarkan dia melepaskan jiwanya sekarang juga!"

hyunjin terbungkam. merasa perkataan jeno barusan terdengar mustahil dan benar secara bersamaan.












































"na jaemin..," panggil hyunjin sambil menatap sendu pada sosok jaemin yang terlelap.

gadis itu melirik jemarinya sendiri, lantas kembali terisak dan terduduk di pinggir ranjang yang jaemin tempati. tangisnya meluruh, menghasilkan isakan lirih di dalam ruangan sunyi tersebut.

"hyunjin?"

kepalanya terangkat, menemukan jaemin yang sudah membuka mata indahnya kini tengah memperhatikannya dengan khawatir.

"lo kenapa?" tanyanya dengan cemas sambil mencoba duduk.

hyunjin tak menjawab, gadis itu hanya balas menatap mata hazel pemuda itu dengan sendu.

"ada yang nyakitin elo?" kembali, jaemin bertanya dengan nada cemas.

hyunjin hanya menggeleng, enggan mengeluarkan suaranya yang pastinya akan bergetar dan serak.

tubuh jaemin meringsut mendekat pada hyunjin yang kini menunduk menyembunyikan wajahnya. "hei, mau cerita?"

hyunjin mengangkat kepalanya, menatap jaemin yang kini sudah berada di hadapannya dengan jarak yang dekat. tatapan khawatir yang pemuda pucat itu berikan padanya masih terlihat jelas, tidak memudar sama sekali.

gadis itu baru ingin membuka mulutnya, namun kembali ia tutup saat menyadari resiko yang akan ia terima.




—tbc
february 6, 2020

EPHEMERAL。Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang