pagi ini yang pertama kali jaemin lihat saat ia baru saja terbangun dari tidurnya adalah wajah polos kim hyunjin yang juga tidur dengan posisi terduduk di samping ranjangnya dan menggenggam erat tangannya.
jaemin tersenyum getir, melihat bagian bawah mata gadis itu menghitam menandakan bahwa ia kurang istirahat.
satu tangannya lagi yang tidak di genggam oleh hyunjin terangkat, mengelus puncak kepala gadis itu dengan lembut. berusaha agar hyunjin tidak terbangun.
"hanya aku dan kamu yang tahu, lee jeno!"
jeno yang tengah menikmati secangkir cokelat panas di taman belakang rumah hyunjin setelah mengantarkan gadis itu pulang menoleh pada sosok hyunjin yang terduduk di sampingnya.
"tidak juga," balasnya tenang. "ada heejin dan juga felix, kalau kamu lupa."
hyunjin yang mendengarnya sempat terdiam sebelum akhirnya mendengus.
"aku tidak peduli, yang penting kenapa kejadian ini terjadi pada jaemin?"
"karena sihir kita yang mulai melemah."
balasan jeno mampu membuat atensi gadis itu berpaling dari langit yang tengah menitikan air matanya pada malam ini.
"maksud kamu?"
"kamu lupa tentang perjanjiannya? hanya bertahan selama tiga tahun, dan setelahnya kita sudah tidak bisa berkutik lagi."
hyunjin tersekat, ia baru menyadarinya. "aku dulu mengabaikan perjanjian sepertinya."
"memang. dulu kamu begitu gegabah dan bodoh hingga mengiyakan saja ucapan si nenek tua itu."
"tapi, kan aku tidak mengira bahwa ucapannya akan benar-benar terjadi! aku kira dia hanya membual, jeno!"
jeno mendengus mendengar pembelaan yang hyunjin lontarkan. "ya, ya, terserah kamu. tapi intinya darahku dan kau sudah ternodai akibat kebodohanmu!"
—tbc
may 1, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL。
Fanfic"If I had one wish, you'd stay forever." warn; crackship, lowercase amazing cover by @Dakureimi ♡ ©O5KIDDOS, 2019