11

77 18 1
                                    

usai mengatakan itu, hyunjin segera membuang muka dengan ekspresi muram. sudah jelas apa yang tengah ada di dalam pikiran gadis itu, setelah dengan tegasnya ia mengatakan hal itu.

tentu mengenai bagaimana nasib jaemin dan perasaannya.

jika tuhan sudah berkehendak untuk menyatukan jiwa mereka, maka habislah sudah kesempatan hyunjin untuk terus bisa berada di sekitar jaemin.

"kim hyunjin," jeno memanggil, dengan nada yang sarat akan kehampaan.

gadis itu menoleh, lalu membelalak saat pemuda berahang tegas itu menempelkan hidung mancungnya dengan hidung milik hyunjin, mencoba menghapuskan jarak.

nafas dingin pemuda itu terasa berhembus di sekitar wajah hyunjin hingga tanpa sadar ia menahan nafas saat perlahan tangan jeno mulai menahan tengkuknya.

"sebentar, sebentar saja seperti ini dahulu," bisik jeno merasakan pergerakan gadis itu yang ingin menjauh menciptakan kembali jarak.

mendengarnya hyunjin hanya bisa mengerjap, memandang obsidian yang terlihat kosong itu dengan tatapan tak terbaca.






















setelah akhirnya jeno memilih ikut menginap untuk malam ini, heejin beserta felix pun ikut-ikutan mengacungkan tangannya.

"kita ikut!" seru keduanya bersamaan.

sementara minhee yang sadar keadaan segera menoleh pada kakaknya yang tengah terduduk di ranjang dengan sebuah buku karya boy chandra berada di pangkuan.

"kak, gue pulang dulu!" pamitnya sambil melambai singkat pada jaemin.

jaemin berdeham, pandangannya terpaku pada sosok hyunjin yang sedaritadi terduduk di sofa sambil memainkan ponselnya ditemani sosok jeno di sampingnya.

felix dan heejin sendiri sudah pergi, katanya ingin mencari makan di kantin. entahlah, jaemin tidak terlalu mempermasalahkannya. yang jadi masalah pemuda na itu adalah, bagaimana caranya agar ia bisa mengusir jeno dan berbicara empat mata dengan gadis itu.

menyadari ada seseorang yang tengah memperhatikan, jeno mengangkat kepala dan mata gelapnya langsung bertabrakan dengan mata hazel milik jaemin.

pemuda lee itu mengangkat kedua alisnya, seakan berkata pada jaemin ada–apa.

"bisa pergi dulu?" ujar jaemin tanpa suara.

awalnya jeno sempat bingung, yang pada akhirnya jaemin terpaksa menggunakan gestur mengibas-ngibaskan tangannya bermaksud untuk mengusir pemuda lee itu.

menyadarinya, jeno tersenyum kecil sebelum melirik pada hyunjin yang masih sibuk mengutak-atik ponselnya tanpa menyadari keresahan jaemin.

diam-diam jeno bangkit, lalu melangkah keluar ruangan hingga menyisakan kesunyian yang begitu kental.

na jaemin menghirup nafasnya dalam-dalam, sedangkan kim hyunjin terlihat belum menyadari situasi.





"hyunjin..."



—tbc
december 23, 2O2O

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EPHEMERAL。Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang