O2

136 38 2
                                    

"kak, kakak pacaran sama kak yohan, ya?"

pertanyaan polos terlontar begitu saja dari bibir tebal milik salah satu adik kelas hyunjin, son dongpyo.

"engga, tuh," balas hyunjin sambil memilah-milah buku. "kamu bisa nyimpulin kayak gitu darimana?"

dongpyo menatap curiga hyunjin. "ah, masa? kak yohan soalnya suka jadi anak kucing kalo deket sama kakak, sih."

mendengarnya hyunjin hampir saja menyemburkan tawanya. ha. yohan jadi anak kucing? astaga.

"engga, dongpyo. mana bisa, yohan kan manusia, mana bisa jadi anak kucing."

mata dongpyo mengerjap, lalu tangannya menepuk keningnya sendiri. "oh, iya ya. hehe," kekehnya kemudian.

















selesai bel pelajaran terakhir berbunyi, terlihat hyunjin yang keluar kelas sendirian dengan setumpuk buku cetak cukup banyak hingga mampu menghalangi pandangannya.

gadis itu menghela nafasnya, melihat bagaimana curamnya anak tangga yang terpampang di hadapannya dan harus mau tidak mau ia naiki.

"bisa, hyunjin, kamu bisa!" gumamnya berusaha menyemangati diri sendiri.

tapi baru gadis itu naik pada anak tangga ke sembilan, kakinya terkilir yang membuat tumpukan berat itu jatuh menghantam wajahnya hingga membuatnya nyaris terjengkang jika saja tidak ada seseorang yang menahan pinggangnya.

hyunjin meringis merasakan pergelangan kakinya yang terasa nyeri, juga wajahnya yang tadi sempat tertimpa sedikit tumpukan buku cetak tersebut.

"lo gak apa-apa?"

tubuh gadis itu menegang saat menyadari pinggangnya tengah di rengkuh oleh seseorang.

"hyunjin?"

hyunjin langsung tersentak, lantas sedikit mencoba menjauhkan diri dari orang tersebut. "eh, iya?"

"lo gak apa-apa, kan? soalnya tadi gue sempet liat wajah lo kena buku cetak itu."

"e-enggak, makasih, yohan—aw." tubuh hyunjin sedikit limbung saat ia coba memaksakan untuk mencoba menaiki tangga demi menjauhi yohan yang kini benar-benar seperti tengah memeluknya dari belakang.

"jin? bener gak apa-apa? gue bantuin bawa buku cetaknya, ya?" tawar yohan sambil merunduk merapikan buku cetak yang sudah tercecer.

hyunjin membalikkan badannya, sontak ikut berjongkok. "enggak-enggak! ngerepotin. ih, yohan! aku bilang ngerepotin!" tolaknya sambil merapikan buku-buku tebal tersebut.

"gak apa-apa, gue ikhlas bantuin orang yang gue sayang, kok," ujar yohan cepat. "—eh."

kepala hyunjin terangkat, matanya melebar dengan tangan kanannya terhenti pergerakannya. "apa? kamu bilang apa?"



yohan sontak menepuk keningnya. mampus.



—tbc
—2019, November 21

NEFARIOUS。Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang