10. Pengakuan Aditiya

17 3 0
                                    

Fajar memang tidak seromantis senja, namun kehadirannya memberi pertanda bahwa gelap tidak selamanya berujung kelam-

✨✨✨

Sampai tiba-tiba Adit langsung nonjok muka Niko dan Niko jatuh ke tanah.

"Rara udah bilang bukan, kalo gue adalah pacaranya? Lalu kenapa Lo masih ganggu dia? Pergi!!! Di sini nggak terima orang brengsek yang datang dengan penyesalan!!!" Kata Adit emosi

Setelah itu, Adit langsung narik tangan gue buat ngejauh dari Niko. Dia bawa gue ke taman belakang rumah. Tempat pertama gue ketemu Adit.

"Tangan kamu nggak papa Ra?" Tanya Adit sambil ngeliat tangan gue

"Iya nggak papa. Cuma perih dikit" jawabku

"Kalau dia datang lagi, panggil aku aja Ra" kata Adit tulus

"Iya. Makasih dit" jawabku sambil senyum

"Iya. Tapi tadi kamu keren loh, pas bilang kita pacaran" ucap Adit sambil ketawa

"Kalo Lo nggak keberatan, gue mau kok, ngubah kebohongan itu jadi kebenaran" lanjutnya

Gue shock. Berarti, dengan kata lain, Adit nembak gue?

"Jadi gimana?" Tanyanya lagi

"Apanya?" Jawabku

"Mau jadiin itu sebuah kebenaran apa nggak? Aku nggak maksa kok. Tapi aku akan senang jika kamu menerimanya" jawabnya

Gue bener-bener nggak tau harus jawab apa. Tapi tanpa gue sadari, gue malah nganggukin kepala gue.

"Makasih" ucap adit sambil tersenyum

Adit langsung ngecup tangan gue, ngasih kehangatan disana. Gue ngerasa nyaman banget. Perasaan yang bahkan nggak bisa gue dapetin pas masih sama Niko. Gue bahagia. Apa ini cara Tuhan beri kebahagiaan ke gue? Apa kebahagiaan ini bakal lama? Apa bakal berakhir seperti sebelumnya? Gue nggak tau. Yang gue tau, hidup ini berputar. Jika belum dapet kebahagiaan hari ini, setidaknya masih ada hari esok untuk berjuang lagi

✨✨✨

SAVAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang