20

172 44 2
                                    

“Dia punya gue.”
–Anggakara Arnawama–





⚠️MENGANDUNG BANYAK SEKALI KATA-KATA KASAR DALAM PART INI⚠️

.
.
.
.
.

















ARANA tersadar dari tidur singkatnya karena pengaruh obat bius. Sekelilingnya terdengar suara tembakan sahut menyahut.

Arana bangkit dari posisi tidurnya dan langsung meringis--karena ngilu pada luka tembak di betis kanannya. Tangan kanannya ia ulurkan untuk membuka pintu mobil. Setelah pintu mobil terbuka, Arana mulai menurunkan kakinya dengan perlahan.

"Wah, rasanya kaki gue kayak mati rasa njir." Masabodo dengan suara tembakan yang memekakkan telinga, Arana fokus turun dari mobil dengan sangat perlahan.

Baru saja berdiri dan berjalan beberapa langkah, suara teriakan bass terdengar di telinga Arana.

"MASUK KE DALAM RATU BESAR!!"

Arana dengan cepat menoleh pada sumber suara lalu menemukan Jisung--yang Arana yakini sebagai orang yang berteriak--juga Jaemin dan Kun yang sibuk menembak. Matanya dengan cepat menyusuri sekitar dan berhenti pada seorang yang dibopong Renjun.

Sebenarnya Arana sudah biasa melihat orang terluka, baju dengan hiasan darah pun Arana melihatnya juga dengan pandangan biasa. Tapi, entah kenapa saat melihat Angga--dengan muka babak belur dan kemeja putih yang sudah berganti warna menjadi merah seluruhnya--membuat Arana kaget setengah mati.

"Ngga!---"

Dorr

"Woy anj---!"

Srekkk

Dorrr

Sebelum sempat selesai berteriak, seorang menarik Arana dalam pelukan lalu menjatuhkan diri dan berguling ke arah kanan.

"Argh! Kenapa kamu berdiri mematung disini? Cepat naik ke helikopter." Arana menatap kalut wajah Jeno yang dekat sekali dengan wajahnya, "Lo ketembak!"

"Helikopter nya!"

"Angga, dia---"

Bugh

"Shit!"

Saat berusaha bangkit, seseorang menendang muka Jeno hingga cowok itu terjungkal sebab keseimbangannya yang belum sempurna. Arana berbalik saat seorang menyentuh bahunya dan spontan melepas pukulan telak pada rahang.

"Jen!"

Jeno segera bangkit dari posisinya dan segera mendekat pada Arana namun langsung dihadang oleh tiga orang. Rahang Jeno mengetat dan langkahnya otomatis mundur tiga langkah. "Cepat naik ke helikopter Arana!"

Arana berbalik dengan cepat hingga kepalanya--tepatnya dahinya--menubruk sesuatu yang lumayan keras. "No. Kau bagianku."

Arana mendongak lalu mundur selangkah dan spontan meludah tepat di baju yang dikenakan orang didepannya, "apa lo?"

Sosok di depan Arana menampilkan senyum miring, "Arana Daniswara, mahal." Arana mendengus, "jelas. Gue ini terlampau expensive buat lo yang cheap. Harga diri lo aja nggak akan cukup buat ngebeli sehelai rambut gue."

"Mari selesaikan dengan cepat." Sosok di depan Arana mengeluarkan pistol lalu mengarahkan tepat pada jantung Arana, "last words?"

"Anjing!"

I'm not AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang