Prolog

1.2K 37 1
                                    

Malam kian larut tapi gadis dengan rambut panjang itu tetap tak bergeming, enggan untuk beranjak dari tempatnya berdiri.

Gadis itu memejamkan mata seraya menarik nafas dalam lalu dihembuskannya perlahan.

Rambut panjangnya tersimbak angin malam. Menepuk-nepuk pipinya lembut. Kulit putih pucatnya tertabrak angin yang mungkin bisa membuat orang lain menggigil. Tapi tidak untuknya.

Perlahan matanya terbuka bertepatan dengan bibirnya tertarik keatas membentuk senyuman. Ditatapnya langit malam yang penuh bertaburan bintang. Begitu indah dan mempesona seolah tersenyum memberi semangat padanya. Seolah berkata bahwa ia tak sendirian.

Sebulir air mata jatuh menyusuri pipinya diikuti buliran-buliran lain yang menyusul. Tapi gadis itu tetap tersenyum.

Beberapa detik kemudian ia merasa tak kuat lagi berpura-pura untuk semuanya dan akhirnya ia menunduk. Menatap tanah yang terlihat menghitam karna malam yang hanya dengan sedikit pencahayaan dari lampu penerang. Bibirnya yang sedari tadi tertarik keatas berubah menjadi tarikan kebawah.

Ia lelah.

Bahkan lebih dari kata lelah.

Isak tangisnya mulai terdengar. Terdengar begitu pilu. Karna ia sadar, seberapa pun usahanya untuk menutupi segalanya, kenyataan tetap menghantamnya bertubi-tubi.

Satu kata yang menjadi akhir dari kelemahannya malam ini.

"Mama..."

Ada yang udah bisa nebak ini cerita sebenernya kek gimana? :)

Kita santuyy aja dulu ya jangan langsung ngegas 😁 ikuti aja terus alurnya.
Pastikan kalian baca cerita ini sampe and nantinya :)

Boleh ngemis?
Minta teken bintangnya yuk :)
Komen juga :)

Sekalian bisa buat belajar dimana letak kekurangan dalam penulisan aku :)

AyuRa02
Istri Suga bts :v (gak ada penolakan!)

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang