Berita buruknya ialah saat aku kalah sebelum berperang. Saat semua berakhir sebelum dimulai.
Sedangkan berita bahagianya adalah kembalinya kamu yang mampu mengobati rinduku.
Tapi itu sudah tak berguna, karena sekali lagi aku sudah kalah.😢
"Al...." panggil Dinda pada cewek yang sedaritadi terlihat tak ada semangat hidupnya.
Alana, cewek itu nampak tak bergeming sama sekali. Masih tetap pada posisinya dari pagi tadi. Kedua tangan dijadikan sebagai bantalan dengan kepala menghadap tembok membelakangi sahabatnya. S.e.d.a.r.i. t.a.d.i. sampai siapapun guru yang masuk mengajar dikelas sudah lelah menegur.
Efek patah hati memang luar biasa. Sampai seorang Alana Syavila yang terbilang santai itu terlihat begitu tak ada semangat.
"Alana!!" Ucap Dinda sedikit geram. Ditangannya terdapat minuman teh botol siap untuk ia berikan pada Alana tanpa meminta cewek itu mengganti uangnya. Minuman itu gratis untuk Alana.
Gadis itu menghela nafas lalu duduk disebelah Alana. Minuman tadi sudah ia taruh dimeja mereka.
Tangan Dinda menyimbak rambut Alana yang turun menutupi wajahnya. Meski Dinda tak dapat melihat raut wajah sahabatnya itu, tapi ia yakin bahwa Alana terlihat sangat kacau.
Alana si cewek santai tak akan menjadi seperti ini kecuali karena Antares Seterling.
"Al... udah dong jangan galau mulu." Ucap Dinda mencoba menenangkan sahabatnya itu.
"Gimana gue gak galau Din. Anta sama Silvi jadian. Gue kalah sebelum berperang Din."
Dinda meringis mendengar ucapan Alana yang terdengar gemetar itu. Ia tau Alana saat ini begitu sedih dengan gosip yang beredar.
Kemarin saat setelah Alana menghampiri dua siswi junior itu, terjadi adu mulut antara Alana dengan mereka. Sampai Alana kembali dihadapkan guru BK saat setelah beberapa waktu lalu berurusan dengan guru killer itu. Tentu juga dengan dua siswi itu ikut serta.
Tubuh Dinda yang kurus tak berisi seperti Alana membuatnya tak bisa menembus kerumunan kala Alana ditonton banyak murid di lapangan. Jadi, saat Alana dan dua siswi itu digiring ke ruang BK, Dinda ikut. Tapi ia menunggu diluar.
Mereka tidak dihukum. Hanya diberi peringatan. Sekali lagi berulah, orang tua mereka yang akan dipanggil. Tapi parahnya Alana disuruh meminta maaf seolah semua yang terjadi karena dirinya. Alana yang takut orang tuanya dipanggil, mau tidak mau ia meminta maaf pada juniornya. Tapi dalam hati Alana sama sekali tidak sudi meminta maaf. Ia sudah memasukkan nama dua siswi tadi kedalam buku hitamnya. Orang-orang yang perlu dijauhin dari kehidupan Antares karena tidak menyukai Alana bersama Antares.
Keluar dari ruang BK, Dinda melihat Alana terlihat murung dan tak bersemangat. Dinda masih ingat ucapan Alana kemarin selain bercerita bahwa ia disuruh meminta maaf pada seniornya setelah diancam, jika tidak dilakukan orang tua Alana akan dipanggil.
"Antares jadian sama Silvi." Ucapnya kemarin membuat Dinda terkejut.
"Hah?! Serius?!"
"Gue gak mungkin sampe repot-repot nampar tuh adik kelas kalo gue gak denger hal buruk tentang Antares yang bisa membahayakan posisi gue Din." Ucap Alana sedikit emosi sambil menatap sahabatnya itu.
Dan sekarang berita itu sudah menyebar luas bahkan mungkin sudah sampai ke telinga guru. Ditambah lagi dengan bukti-bukti di akun sosial media milik Antares, cowok itu terlihat berfoto berdua dengan Silvi di Bali yang merupakan wakil Antares, wakil ketua osis SMA Garuda sekaligus salah satu tim olimpiade yang digelar di Bali selama tiga hari itu.
Ya. Antares ke Bali bukan untuk liburan melainkan cowok itu terpilih sebagai salah satu dari perwakilan sekolah dalam lomba olimpiade matematika tingkat nasional. Bukan cuma Antares melainkan juga Silvi dan dua siswa lainnya.
"Al itu masih gosip. Belum ada klarifikasi dari mereka berdua itu tandanya kabar yang beredar bisa aja gak bener. Lo jangan negatif thingking dulu." Ucap Dinda kembali mencoba menenangkan sahabatnya itu seraya mengelus lembut bahu Alana.
"Gue juga gak mau negatif thingking Din. Tapi lo liat sendiri Antares upload foto mereka berdua di instagram. Lo juga tau Antares bukan orang yang suka kalo kehidupannya diketahui sama orang. Kecuali kalo saat ini Antares lagi bucin-bucinnya sama Silvi."
"Kan Antares cuma upload foto. Lagian dia gak taruh caption apapun kan... gak kaya kebanyakan orang pacaran."
Dinda masih berusaha memberi kemungkinan-kemungkinan untuk menyemangati Alana kembali. Ia tidak tega jika harus melihat sahabatnya terus bersedih seperti ini. Andai Antares sudah kembali sekolah, mungkin Dinda akan mendatangi cowok itu agar semuanya jelas. Tapi sayangnya Antares masih belum bisa bersekolah. Ia diberi waktu beristirahat satu hari begitupun dengan siswa lainnya yang ikut serta dalam lomba.
"Al... kan ada kak Bryan. Lo punya dia. Kak Bryan itu cowok idaman banget. Dia pengertian sama lo, dia baik banget sama lo dan dia juga dewasa banget, selalu sabar ngadepin tingkah laku lo. Lo perlu yang gimana lagi? Semua ada di kak Briyan."
"Bryan beda sama Antares Din. Lo gak bakal ngerti. Dihati gue cuma ada Antares. Gue gak pernah cinta sama Bryan. Gue terima dia cuma karna dia baik sama gue."
Kali ini Alana menatap kearah Dinda. Tapi cewek itu kembali pada posisi semulanya.
Dinda bisa melihat wajah kacau Alana. Mata sebab ditambah mata panda. Dinda yakin seharian Alana menangisi Antares. Tapi dalam hati Dinda ikut prihatin dengan perasaan Bryan. Ternyata Alana menerima cowok itu hanya karna ia baik. Jika Bryan mendengar itu, Dinda yakin cowok itu pasti sangat sedih atau bahkan sampai kecewa pada Alana. Beruntung Bryan sudah menjadi alumni disini dua tahun yang lalu.
"Ya... tapi seenggaknya Bryan juga ganteng kaya Antares. Yah walaupun masih dibawa Antares sih." Akui Dinda.
"Yaudah gini aja. Mumpung kabar itu masih gosip, lo masih bisa kok dekatin Antares seperti biasa. Lo mikir deh, suami-istri aja masih bisa ditikung. Apalagi yang cuma pacaran."
Dinda tau ucapannya ini ajaran sesat bagi siapapun. Tapi ia kehabisan akal untuk mengembalikan semangat Alana.
Alana langsung menenggakkan tubuhnya menghadap Dinda. Cewek itu terlihat menghapus jejak airmatanya yang mengering dipipi.
"Jadi maksud lo.... lo setuju gue nikung hubungan Antares sama Silvi?"
"Hah?" Beo Dinda sambil melongo menatap Alana.
"Gue udah pikirin ini dari kemarin. Gue cuma butuh dukungan. Dan sekarang gue udah dapetin dukungan dari lo." Ucap Alana seraya tersenyum. Lalu sweater yang bergeletak di mejanya ia rapikan dan ia masukan ke dalam tas. Setelahnya Alana bangkit hendak keluar kelas.
"Lo mau kemana? Bentar lagi masuk kelas." Ucap Dinda mengingatkan.
"Bolos..." jawab Alana santai dan langsung keluar dari kelas.
"Al tapi minuman lo." Teriak Dinda tapi tak dihiraukan Alana. Ia geleng kepala melihat perubahan Alana yang drastis itu. Baru saja galau berat sampai terlihat tak punya semangat hidup lagi tapi sekarang lihatlah, cewek itu kembali menjadi Alana yang sebenarnya.
Dinda menatap minuman yang tadi ia beli. Ia menghendikkan bahu lalu membuka minuman itu dan menenggaknya.
Antares masih belum keliatan😁
Next partnya dia bakal ada :)Sekarang udah tau dong Bryan itu siapanya Alana?
Next part?
Sebelum itu kasih bintang and komen juga :)See you....
AyuRa02
Istri Suga BTS (gak ada penolakan!)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen FictionAlana hanya menginginkan Antares, meski ia tau bukan hanya dirinya saja yang menginginkan cowok itu. Alana tau Antares orang yang tepat yang bisa berada disisinya. Menemani Alana berjuang untuk hidupnya yang terlalu kelam. Ia juga tau Antares bukan...