Pertemuan pertama

1K 87 4
                                    

Hujan sedang gemar menghujani beijing kala itu, pemuda jangkung berwajah datar itu masih mengenakan jas lab putihnya saat keluar dari  Laboratorium dengan tergesa, ia berjalan dengan cepat di koridor panjang yang menghubungkan Fakultas Kedokteran dengan gedung Pascasarjana yang tidak terlalu sepi, hanya satu atau lima mahasiswa yang terlihat melintas disana. Langkahnya sangat cepat dan terburu-buru, sembari mendial beberapa nomor pada ponselnya.

"Gege, sudah kubilang untuk tidak memberi tahu paman jika-" kata-katanya terpotong saat ia sadar telah menabrak pemuda yang kini sedang membereskan berkas-berkasnya. "Maaf, aku tidak sengaja menabrakmu." Ucapnya sembari membantu membereskan lembaran-lembaran kertas yang kini sedikit basah dan kotor.

"Cobaan apa lagi ini." gumam pemuda itu, sembari memijat pelipisnya yang sedikit berdenyut sakit saat melihat lembaran penting yang baru saja dia bereskan beberapa menit lalu kini terlihat kotor dan basah. Ia kemudian menatap pemuda yang berjongkok di depannya, memegang beberapa lembaran kertas yang kotor itu.

"Akan kuganti, berikan semua file ini padaku, kapan tugas ini dikumpulkan?" tanya pemuda berwajah datar itu menatapnya dan terdiam.

"Besok pukul 10 pagi." jawabnya sembari mengecek jam tangan kulit yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Baik, akan kuantarkan besok pagi padamu. Namamu?"

"Xiao Zhan, Jurusan Bisnis Internasional."

"Sampai bertemu besok, Gege." Pemuda yang lebih muda itu kembali berjalan dengan cepat setelah mengambil tumpukan tugasnya. Ia tersenyum, lalu sedetik kemudian ia sadar jika pemuda yang memanggilnya 'gege' itu belum mengenalkan dirinya.

"Bodoh." rutuk Xiao Zhan sembari melanjutkan langkahnya untuk pergi ke perpustakaan.

Kembali kepada pemuda datar yang sedang terburu-buru itu, kini ia sedang berdiri di depan pemuda lain yang sedikit lebih tinggi darinya.
"Gege, kita sudah berjanji satu sama lain jika kau mau membantuku untuk tidak hadir di acara yang menjemukan itu."

"Yibo, tapi ini hal yang penting. Paman ingin kau dan aku ikut hadir di acara pertunangan sahabatnya" Sang adik yang dipanggil Yibo itu hanya bisa berdecak sebal, ia mimilih untuk menyerah saat memperdebatkan sesuatu dengan kakaknya, Haikuan.

"Kau mau kemana?!" tanya Haikuan sedikit berteriak. Namun Yibo sepertinya terlalu kesal, anak itu tidak  menjawab pertanyaannya dan melenggang pergi begitu saja, ia hanya bisa menggelengkan kepala sembari  melihat punggung adiknya yang menjauh perlahan.
.
.
.

Malam menjelang, dan disini lah Wang Yibo, Haikuan dan paman mereka Wang Qiren berada, di rumah keluarga Jiang. Jiang Fengmin mengundang keluarga Wang ke acara pertunangan putrinya Jiang Xuanlu dan Jin Yuchen, putra dan putri dari kolega Wang Qiren.

Acara pertunangan itu berjalan dengan lancar dan meriah, pasangan itu terlihat sangat bahagia, hanya satu orang yang sedang merasa tidak nyaman, Wang Yibo yang berjalan menjauhi kerumunan dan duduk di taman di luar ruangan.

Ia duduk di bangu taman sebari bersandar, menatap langit yang sedang bertaburan bintang.
"Bermuram sendirian disini itu tidak baik, bagaimana jika ada hantu yang mendekatimu?" sebuah suara terdengar dari belakangnya, menghapus keheningan yang sedari tadi tercipta. Yibo menolehkan kepalanya, melihat sosok yang berdiri di belakangnya yang ternyata pemuda yang ditemuinya siang tadi.

"Ah, gege." ujarnya dan menegakkan posisi duduknya. Xiao Zhan lantas duduk di sebelahnya, mendongak, ikut menatap langit malam yang gemerlap oleh hamparan bintang.

"Kau belum menyebutkan namamu tadi. Aku harus memanggilmu apa? tidak adil sekali." tanyanya sembari terkekeh kecil.

"Wang Yibo." jawabnya singkat, tanpa mengalihkan pandangannya dari langit. 

"Yibo, salam kenal." ujar Xiaozhan sembari mengulurkan tangannya dan pemuda yang dipanggil Yibo itupun menjabat lengannya.

Ada sesuatu yang berdesir di dadanya tatkala ia menjabat jemari lembut itu, sensasi yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, hingga saat ia menatap wajah Xiao Zhan, matanya seolah terkunci oleh wajah manis di depannya dengan tahi lalat kecil dibawah bibir yang menambah manis wajahnya. Xiao Zhan tersenyum sembari menatap kedua obsidian coklat cerah itu.

"Yibo!" sebuah teriakan membuyarkan lamunan mereka, canggung melanda keduanya hingga sesaat kemudian Haikuan sudah berdiri didepan keduanya, tersenyum.

"Apa yang sedang kalian lakukan disini? Xiao Zhan, kau mengenal adikku?"

"Kami baru saja berkenalan siang tadi, Ge." jawab xiaozhan sembari tertawa kecil. Sedangkan Yibo hanya menatap Xiao Zhan dan Kakaknya secara bergantian, ia lantas menatap lurus kearah Haikuan, meminta penjelasan.

"Ah, Xio Zhan ini teman satu angkatanku, dan berada di fakultas yang sama denganku." jelas Haikuan, Yibo hanya mengangguk sembari menatap Xiao zhan. "Kau ingin pulang kan? ayo, kuantar sekarang." lanjut haikuan sembari menatap adiknya yang berdiri ketika mendengar kata 'pulang'. Dasar bocah ini, batinnya. 

"Maaf mengganggu waktu kalian, karena Yibo sudah terlihat kesal, kukira ada baiknya jika membawanya pulang."

"Ge" sanggah Yibo, Haikuan tertawa karenanya.

"Aku permisi, Zhan-ge." pamitnya sembari sedikit membungkuk dan melenggang pergi mendahului Haikuan yang masih berdiri disamping Xiao Zhan.

"Aku pergi dulu, Xiao, dan selamat untuk pertunangan Kakak Sepupumu." ujarnya sembari menepuk bahu Xiao zhan.

"Baiklah, ge. Terimakasih sudah datang." jawabnya, ia lalu kembali duduk, tertawa geli saat ia mengingat apa yang dilakukan Wang Yibo beberapa menit yang lalu.

.
.
.

                                                                                 Senin, 7 Oktober 2019

ANTOLOGI RASA  || (YI-ZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang