Umji POV
"Sepi sekali, kapan rumah ini ramai."
Mata ku baru saja terbuka dari tidur siang.
Ini hari libur jadi wajar kalau aku tidur siang.Bosan.
Itu yang aku rasakan saat ini, rumah sebesar ini teramat sepi, padahal ini hari minggu.Dengan malas aku melangkah keluar kamar.
Lagi - lagi helaan nafas ku keluarkan.
"Aisshh, ini hari minggu kenapa mereka masih saja bekerja." gerutu ku kesal.
"Nona sudah bangun ?"
Ya Tuhan beruntung jantung ku kuat, kalau tidak aku sudah dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung.
"Yampun bibi kenapa mengangetkan ku." ucap ku saat tau bibi Lee yang memanggil ku.
" maaf, kalau bibi mengagetkan nona."
Katanya tersenyum lembut.Uh sungguh menyejukan hati, andai eomma ku seperti bibi tersenyum lembut pada ku setiap hari.
Ckk, sayangnya itu hanya khayalan ku saja, karena sampai kapan mu eomma hanya akan perduli dengan pekerjaannya bukan anaknya.
"Nona, mau makan siang sekarang ?"
Tawar bibi kepada ku.
Dengan cepat aku menganggukkan kepala karena memang aku sangat lapar.
Wajar bukan karena sudah jam makan siang."Tolong siapkan ya bi, Muji sudah sangaaattt lapar. Hhee." Kata ku sambil menepuk perut ku yang sudah meronta ingin diberi makan.
Bibi mengacak rambut ku.
Ya setidaknya ada yang melakukan hal manis itu pada ku.
Aku memang sangat dekat dengan bibi Lee, hanya bibi yang selalu ada untuk ku. Bisa dibilang bibi Lee adalah eomma ku yang pertama bagi ku, karena memang dia yang merawat ku sejak kecil.
Aku tidak pernah melawan bibi, aku sangat penurut jika itu bibi.
Jika teman-teman ku mengatai ku anak pembantu, aku tidak marah karena bibi ku yang terbaik ketimbang orang kandung ku sendiri.Umji POV end
" bibi masak apa ?" tanya Umji yang sibuk melihat bibi Lee memasak.
Bibi Lee tersenyum saat Umji bertanya padanya.
" Tentu saja memasak .makanan kesukaan nona Muji." balasnya.
Umji tersenyum cerah, dia senang karena masih ada yang tau apa yang dia suka.
" Bi, apa tadi eomma atau appa pulang ?" tanyanya lagi.
Bibi berjalan ke tempat Umji duduk dan memberikan makanan yang tadi dia masak.
" eem, iya hanya sebentar lalu pergi lagi." katanya duduk berhadapan dengan Umji.
Bibi Lee melihat raut wajah kecewa di wajah gadis manisnya.
Bibi sudah menganggap Umji sebagai anak kandungnya sendiri, dia bahkan tau saat anak itu sangat kesepian.
Terkadang dia pun heran dengan orang tua kandung Umji. Kenapa tega bekerja sekeras itu dengan alasan untuk Umji, tapi mereka tidak tau kalau alasan mereka mencari uang telah terluka dengan apa yang mereka lakukan.
"Aigoo, nona Muji mau ikut bibi tidak ?"
Ucap bibi Lee mencairkan suasana.Umji otomatis melihat kearah bibi Lee.
"Mau kemana ?" tanyanya penasaran.
"Kesuatu tempat, pasti nona senang." katanya sambil mengelus pipi Umji sayang..