Xu Xingwen mengabaikan Lu Zhizhou selama seminggu.
Lu Zhizhou tahu kesalahannya sendiri jadi belakangan ini dia tidak pernah melawan setiap kali diumpat.
Akibatnya, teman-teman sekelas di kelas merasakan suasana yang lebih seram dan suram daripada di masa lalu, dan sangat meragukan bahwa kedamaian dalam beberapa hari terakhir adalah salah.
Teman sekamar Lu Zhizhou tidak tahan untuk bergosip. Dia pergi ke mejanya. "Kakak Zhou, situasi apa ini? Bagaimana aku merasa Xu Xingwen semakin sengit?"
Raut Lu Zhizhou tampak lelah, bahkan suaranya lemah, "Kau diamlah. Jangan mengatakan hal-hal buruk lagi tentangnya di masa depan."
Kilat imajiner menyambar teman sekamarnya. "Tidak, kakak Zhou ..." dia segera membanyangkan kakak Zhou-nya dibanting oleh Xu Xingwen, hanya merasa bahwa ketiga pandangan akan runtuh dan menggelengkan kepala, mengenyahkan pikiran ini. "Apa rahasiamu ada ditangan Xu Xingwen sehingga kau hanya dapat dipaksa untuk menanggung provokasi sepihaknya?"
Lu Zhizhou, "..."
Dia tidak memiliki rahasia yang bisa diancam, tetapi malam itu dia membully Xu Xingwen melewati batas, dan lelaki itu harus mengenakan kemeja berleher tinggi selama beberapa hari. Dia ingat bahwa ketika membersihkan diri pada hari berikutnya, akar kaki orang itu juga terdapat noda kemerahan...
Dibandingkan dengan ciuman yang kuat di awal tahun ajaran, ini hanyalah dosa yang tak termaafkan ah...
Lu Zhizhou menghela nafas berat dan menoleh dengan menyedihkan pada Xu Xingwen yang duduk didekat jendela.
Pria itu tidak melihatnya, dia dengan serius menundukkan kepalanya dan mencatat, dan tangan kirinya dengan diam-diam mengangkat kerahnya.
Lu Zhizhou bergumam pelan. "Bagaimana dalam sekejap hanya bisa melihatmu tanpa bisa menyentuhmu."
"Hah?" Teman sekamar itu tidak mendengarkan, tidak peduli, dan terus merutuk, "aku melihat Xu Xingwen dengan sengaja menargetkanmu. Siapa di kelas kami yang tidak tahu bahwa kau suka masuk kelas tepat waktu dan sudah tiga tahun sejak itu. Dan Xu Xingwen malah tiba-tiba berkata kelas harus ditunda lima menit sebelumnya, sudah jelas dia ingin melibatkanmu."
Jangan katakan lima menit sebelumnya, selama dia bisa duduk di kursi belakang Xu Xingwen, kelas diundur setengah jam pun tidak masalah.
Teman sekamarnya masih berkata, "Dan dalam beberapa hari, bukankah kalian akan berpartisipasi dalam peragaan busana? Kakak, kau harus waspada, hati-hati jangan sampai dia mempermalukanmu."
Mata Lu Zhizhou mendelik tajam, "Kenapa aku merasa kau sangat tertarik pada Xu Xingwen?"
Teman sekamar tertegun kemudian melambaikan tangan berulang kali. "Ey ey ey, kenapa kau jadi salah fokus kakak Zhou. Aku pria lurus, untuk apa aku punya perasaan pada seorang pria besar, aku hanya berada dipihakmu, kau bilang Xu Xingwen sangat arogan pada semua orang, apa kau tidak ingin membiarkan orang lain melihatnya kesal?"
Mata Lu Zhizhou menyipit dan suaranya menjadi dingin, "Kau tidak suka, jangan lihat."
Dia berdiri, tingginya yang satu meter delapan puluh tujuh membuat orang sangat tertindas. "Kau tidak perlu memihakku, aku menikmatinya."
Dia kemudian berjalan keluar.
Ketika kembali, dia memegang sebotol minuman yang merupakan rasa kesukaan Xu Xingwen.
Dia masuk dari pintu depan dan disambut mata orang-orang di kelas yang penasaran atau optimis, langkah demi langkah mendekat ke meja di Xu Xingwen.
Suara orang dikelas berangsur-angsur menghilang, hanya menyisakan suara mesin kipas. Lu Zhizhou menarik napas dalam-dalam dan tiba-tiba berteriak keras. "Aku salah, aku mengaku salah, aku tidak akan berani lagi!"
Xu Xingwen, "..."
Teman sekelas, "???"[]