1

33 2 0
                                    

Hallo sahabatku..
perkenalkan panggil aku Bu.N saja silahkan yang suka cerita baru saya, boleh tinggalkan jejak.. agar saya selalu semangat membuat chapter-chapter baru, boleh koment apapun asal sopan..
terima kasih sahabatku, sudah mampir dan memberi vote serta koment nya
Salam manis dari Bu.N

Matang...
Itulah yang di nilai dari dua bersahabat ini. memiliki usia yang matang bahkan bisa di bilang cukup matang untuk memulai kehidupan baru bersama jodoh mereka, namun ntah mengapa kedua pria dengan kepribadian berbeda itu seolah menutup mata untuk sebuah pernikahan.

Kini mereka sedang membahas beberapa pekerjaan di ruangan atasan mereka. Tumbuh dan besar bersama, dalam lingkungan yang sama, walau sempat terpisah beberapa waktu karena berbeda universitas.
Robby dan Yogi, mereka sangat dekat dan bersahabat sejak kecil. Mereka saling menjaga ketika bersama, nyaris tidak ada permasalahan di antara mereka, mereka bersahabat dengan rukun.

Selepas membicarakan pekerjaan di ruangan atasan. Mereka memilih untuk ke ruangan masing-masing, mengerjakan setumpuk pekerjaan yang tidak pernah selesai-selesai.

Robby berada di ruangannya, ia tengah memandang kaca besar di belakang meja kerjanya. Perusahaan besar ini sudah sangat nyaman untuknya. Di tengah bayangan-bayangan kenyamanan di kantornya, ponsel miliknya berdering kencang. Ia menoleh siapa yang menghubunginya, namun ternyata Mamanya.

Seolah enggan menjawab, Robby menarik napas dengan malas, dan meraih ponsel yang terus menjerit-jerit.
"Ya, Maa?" Tanya Robby malas. Orang yang berada di sebrang teleponnya tersenyum, ada rasa rindu yang begitu membendung.

"Bisa pulang hari ini? Mama masakin makanan kesukaan kamu, pulang ya nak.. Mama rindu." Robby menarik napasnya, Mama selalu membuatnya kesal, tetapi ia sangat menyayangi orang tua satu-satunya itu.

"Robby pulang, tapi lupain pembahasan kemarin ya? Please Mom.. Obby belum siap berkomitmen." Rengeknya.

"Iya, gak Mama bahas... Mama tunggu sayang, Mama mau siap-siap dulu. Dadah ganteng!" Pamit seorang ibu yang tersenyum riang karena anaknya masuk dalam jebakannya.

Robby tidak memiliki firasat buruk kali ini, ia hanya merasa mungkin sikapnya kemarin terlalu egois untuk dirinya, permintaan Mamanya sungguh membebani pikirannya akhir-akhir ini.

Pintu ruangannya terbuka, nampak pria dengan wajah tengil tersenyum, ia membawa map hijau yang di perlukan Robby. Ia datang dengan sumringah. Berjalan dengan gontai dan menampakkan wajah sepertinya siap menerima sepatu Robby melayang ke arahnya.

"Muram-muram..!" Ucap pria berwajah tengil itu. Robby tidak menghiraukan temannya itu, ia kemudian membuka berkas yang harus temannya itu bawa.

"Tukeran-tukeran..." ucap teman baiknya itu.

"Lu udah kaya Upin Ipin aja, satu kata lu ulang-ulang!" Jawab Robby kemudian menyambar map yang di asongkan padanya. Yogi sang teman tengil itu tertawa.

"Lu Upin ya, gue Ipin... betul betul betul?" Ucapnya sambil duduk di kursi yang menghadap ke arah Robby. Robby menggelengkan kepalanya.

"Gak, gue gak terima lu Ipin, yang jelas lu mah si Jarjit. Dua tiga ikan menari, ayolah segera kau pergi.. sana sana sana....!" Ucap Robby sambil terkekeh.

"Eh ya itu elu lah! Orang lu yang pantun juga! Brengsek..." ucap Yogi sambil melempar Bolpoin ke arah sahabatnya itu. Robby tertawa. Beberapa detik kemudian, ruangan hening.

"Lu diem, berarti ada masalah Gi, ada apaan?" Tanya Robby.

"Mami, Mami suruh gue kawin..." ucap Yogi lemah. Robby menatap dengan terkejut.

"Serius? Mama juga kemarin suruh gue kawin, Gi. Tapi gue berasa belum siap aja gitu." Wajah muram Ogi berubah.

"Lu mah emang S3 Pan?" Tuduh Ogi. Robby bingung dengan apa yang di katakan Ogi.

"Apaan tuh?" Tanya Robby penasaran.

"Suka Se Sama" Ogi terkekeh keras.

"Sialan lu! Enak aja, kagak lah! Gila aja.. kalau gue suka sesama, lu juga gue embat bego!" Ucap Robby. Ogi tertawa lagi.

"Yaudah, mungkin udah waktunya juga gue kawin.. lagian patah hati kagak enak tau! Apalagi di tinggal pas lagi sayang," ucap Ogi yang mengalami insiden menyakitkan di hidupnya.

"Lu mah di tinggal bukan pas lagi sayang, tapi lagi mau serius! Hahaha... mengenaskan Pak Ogi." Robby terkekeh dengan keras, seolah penderitaan sang sahabat adalah lelucon terbaiknya.

"Sialan lu, Ntar lu rasain tuh! Gimana rasanya di jodohin.. gue aja di jodohin dulu sama Mami, ketemuan ama ntu cewek, pake sarung ama baju koko.." ucap Ogi memperingati sahabatnya itu.

"Gue mah kagak usah ah, biasa aja. Orang juga Ntar ilfiel sendiri." Ucap Robby. Ogi menggelengkan kepalanya.

"Gue kagak yakin, yang ada cewek pada Ngejar lah... secara gue itu macho, tajir, gagah, uh! Perkasa deh!" Ucap Ogi percaya diri.

"Gue, Gi.. bukan elu!" Ucap Robby malas. Ogi menaikan alis nya naik turun, dan wajahnya tersenyum menyeringai sungguh menyebalkan.

"Ya elu juga macho! Gak paham apa, ini tuh lambang ke macho an para pria sejati." Ucap Ogi sambil menunjukan tatto di lengannya.

"Hm, kita Kan couple tatto Yes?!" Jawab Obby. Ogi mengangguk, mereka saling terkekeh. Teman adalah sebuah hal indah yang bisa menghidupkan mood-mood baik dalam diri, merubah kerisauan menjadi tawa dan memberi manfaat agar selalu percaya diri.

Ogi kembali ke ruangannya. Yang ia lakukan pada sahabatnya adalah membangun kepercayaan dirinya, Obby sudah lama tenggelam dalam sebuah kesedihan, kepergian wanita yang pernah ia cintai membuat ia enggan membuka diri untuk para wanita-wanita baru yang siap menghiasi hidupnya yang hampa.
"Gue aja tenang mau Mami jodohin, yang gue lakukan ya cuma nolak, beres deh! Bukannya gue kagak mau kawin, tapi sebenernya gue nunggu.. nunggu rasa bersalah gue berkurang..." ucap Ogi dalam batinnya.

PERHATIAN

Sebagian ada yang bingung siapa Ogi dalam cerita ini, Ogi memiliki cerita sendiri di profil Nanselmo dengan judul KEPAKSA MERRIED
Disana emang gak ada Robby, tapi nanti kalian akan tahu, kenapa Robby gak ada di cerita Ogi.

RIBUAN WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang