Robby kembali ke rumah, ia berlalu ke kamarnya, Hari sudah gelap, dan Mamanya sudah pasti berada di kamar dan tertidur. Robby menghubungi Ogi, ia perlu bicara padanya. Robby mengirim pesan agar Ogi ke kamarnya, seperti biasa Robby dan Ogi curhat di balkon yang saling berdampingan.
Sebelum Ogi datang, ia perlu menganti pakaiannya, ia mengenakan pakaian tidurnya.
"Robby...?!!" Teriak Ogi dari balkonnya."Tunggu, gue lagi pake baju!" Ucap Robby setengah berteriak.
"Ih. Lu lagi apaan coba? Ada siapa hayo?!!" Tanya Ogi lagi. Pikiran Ogi selalu suudzon padahal dirinya yang sering menyembunyikan wanita di rumahnya.
"Gue gak lagi apa-apa, baru balik." Jawab Robby yang kemudian melangkah mendekat ke arah Ogi.
"Okay, jadi lu mau ngom, ap?" Tanya Ogi yang artinya ngomong apa namun dia singkat.
"Gue sama Luna, Hmm.. apa bisa gue pacaran ama dia?" Tanya Robby gundah.
"Gila! Masa aja kagak bisa, gas atuh!" Ogi memberi semangat membara.
"Dia belum pernah pacaran, dan apa gue bisa?" Tanya Robby.
"Enaklah, belum pernah pacaran, segala-gala virgin pasti bahagia tuh! Asal jangan lu coba sebelum lu bener-bener yakin mau nikahi dia, saran gue.. yang udah terjadi udah Biarin aja, sekarang waktunya lu mulai Rob.. waktunya lu bahagia, Nesha pasti seneng liat lu bahagia." Ucap Ogi menyemangati sahabatnya itu. Robby hanya diam, berpikir dan menganggu saja.
"Gue juga, seandainya waktu bisa di ulang.. gue mau tahan aja emosi gue, gue gak nyesel gue di tatto, karena gue Tetep sholat, walau orang bilang gak sah, yang penting gue ibadah. Yang gue sesali kenapa gue gak bilang semua sama Steffi, kenapa gue gak menyayangi Steffi dan kenapa gue gak memperlakukan steffi kaya gue memperlakukan Zahra coba? Itu yang gue sesali." Ucap Ogi menunduk dengan penyesalan.
"Kan gue yang mau curhat, napa lu juga jadi curhat?" Tanya Robby yang kemudian menepuk bahu sahabatnya itu.
"Gue ngerasa rindu aja sama Steffi, gue butuh dia, tapi gue benci sama kelakuan Steffi." Ucap Ogi kecewa.
"Yaudah, lu Kan bisa samperin Steffi, bebasin dia dan loe hidup bahagia." Ucap Robby memberi saran.
"Enggak, gue gak bisa. Gue gak mau ambil resiko." Ucap Ogi. Robby mengerti betapa terbebannya Ogi saat ini.
"Gue yang mau curhat, lu juga malah curhat." Protes Robby.
"Curcor aja dikit, masa kagak boleh! Saran gue nih, lu jalani aja, ikuti kata hati lu, Okay?" Ogi menepuk bahu Robby. Robby sedikit lega, sahabatnya mendukungnya dengan penuh.
"Thanks, gue sayang sama lu" ucap Robby. Ogi membelalakan matanya.
"Anjir!! Gue bukan maho!" Robby dan Ogi tertawa, mereka terkadang Lebay, biasanya Ogi pun mengatakan hal seperti itu pada Robby, namun kali ini Ogi sedang tidak bersemangat. Mereka berdua berbincang-bincang, bahkan Robby menceritakan apa yang terjadi padanya di mobil bersama Luna, dan Ogi di buat menjadi pusing kepala, ia juga ingin mengecup wanita tapi siapa? Haih, mendengar cerita saja membuat Ogi menjadi bingung.
Sebuah mobil melesat, Ogi dan Robby melihat ke depan rumahnya dari balkon. Terlihat sebuah mobil berhenti di sisi jalan.
"Tumben tuh rumah ada yang datengin!" Sikut Ogi pada Robby."Tante Miranti Kan emang sering datang sama om Ludwig, cuma anaknya aja yang kagak pernah gue liat ada" ucap Robby.
"Nah, tuh dia." Tunjuk Ogi. Seorang wanita datang, namun ia tak melihat pada dua pria yang ada di balkon atas rumah Robby. Gadis itu berjalan kemudian segera masuk ke dalam rumahnya.
"Ah! Mungkin dia bukan Reella, tahu Kan Reella pas SMA gimana?" Tanya Ogi. Robby menaikan bahunya.
"Gendut! Gak mungkin, paling itu ponakannya tante Miranti." Ucap Ogi. Robby hanya mengangguk,
Mereka berbincang kembali, Robby mengatakan bahwa ia mulai tertarik pada luna, beberapa kali Ogi mendengar ucapan itu sampai ia hatul alias hapal betul.Hingga ponsel Robby berdering menandakan waktunya untuk dia tertidur.
"Udah malem, sayang. Gue Bobo dulu ah!" Ucap Robby."Iya sayang, besok juga gue ada meeting sayang. Dah!" Ucap Ogi
"Jijik!" Umpat Robby.
"Sama ih, jijik banget sayang.. dadah.. i lope u Aa lobby," ucap Ogi yang kemudian bangkit dan melompati pagar menuju balkonnya.
"Hmm, gue tutupnya.." ucap Robby.
"Yoi!" Teriak Ogi kemudian.
Mereka pun tertidur di kamar masing-masing, Robby tertidur dengan hati yang ragu, dan Ogi tertidur dengan hati yang bersalah.Malam di sebuah club.
Seorang wanita berjalan menuju bar ia memesan tequila untuknya. Wanita yang bisa di bilang cantik, seksi dan sangat membuat seisi club tersebut mengalihkan pandangan."Asha?" Tanya Daniel. Asha tersenyum, Ia meneguk tequila yang tadi ia pesan.
"Hello, siapa?" Tanya Asha. Daniel tersenyum, masa iya Asha lupa pada dirinya.
"Daniel, Sha.. ya ampun." Daniel mengingatkan kembali tentang dirinya.
"Temennya Robby, masa lupa?" Lanjutnya. Asha tersenyum,"Oh,iya.. apa kabar Daniel?" Tanya Asha yang mana Asha adalah saudara kembar Nesha.
"Baik, Sha.. kamu gimana?"
"Kapan balik ke Indo?" Tanya Daniel."Seminggu yang lalu, Niel.."
"Cuma belum sempet main ke rumah Robby aja, gue takut dia jadi keingetan, taulah gimana?" Tanya Asha. Daniel mengangguk."Robby udah baikan kok, tenang aja." Ucap Daniel. Asha hanya tersenyum.
"Yuk lanjut," ajak Asha kemudian mereka minum bersama, Daniel cukup mengenal Asha dan Nesha, lebih tepatnya Nasha, mereka saudara kembar yang cukup humble dalam pergaulan. Mereka kembar identik, hanya tinggi mereka dari mereka yang membedakan. Nasha lebih tinggi, sedangkan Nesha berbeda sedikit dengan Nasha. Namun perbedaan itu kini tidak berarti, Nesha sudah tenang disana.
Nasha lebih berpakaian berani, ketimbang Nesha yang sering menutup tubuhnya. Itulah yang membuat Robby menyukai Nesha. Nesha lebih sopan di Banding Nasha yang bisa hinggap di pria manapun.
Nasha dan Daniel mabuk bersama, Nasha bergelayut mesra di tubuh Daniel, dan karena pengaruh alkohol Asha mulai bergelora, Daniel menjadi santapannya. Daniel menikmati malam-malam indah tidak terlupakan dengan Asha, tanpa status namun Daniel bisa merasakan betapa dahsyatnya Asha ketika ia berada di ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIBUAN WAKTU
Short StoryButuh ribuan waktu untuk memahami karakter seseorang, tidak hanya 2x24jam (KEPAKSA MERRIED 2) Versi Robby