Robby pun terbangun, ia segera mandi, sarapan dan bermalas-malasan kembali. Kembali ke tempat tidur yang nyaman dan memeriksa beberapa sosial media yang ia miliki. Kemudian terlintas ada nama Luna di benaknya. Ia menekan kotak pencarian dan benar ia menemukannya. Robby tidak bisa mengaksesnya karena sosial media itu di privasi, jadi ia harus berteman lebih dahulu, Robby mengurungkan niatnya. Sudahlah pikirnya, tidak penting juga ingin tahu aktivitas seseorang bagaimana.
"Robby, sini sayang.." ucap Diyah sang ibu. Diyah kedatangan tamu, yaitu Mama Ogi alias Gianty.
"Tar Jeng, Robby tadi udah mandi sama sarapan, tapi ke kamar lagi.. gak tahu deh ntah tidur lagi, atau gimana." Ucap Diyah. Gianty tersenyum.
"Ih, gak apa-apa atuh Jeng! Santai saya mah, jadi gimana? Beneran Jeng Diyah kenalin Robby ke cewek? Ih, saya juga sih taunya dari Ogi." Jeng Diyah tersenyum.
"Jadi jeng Gianty, mereka langsung mau aja. Alhamdulillah semua lancar-lancar aja." Gianty mengangguk.
"Besok bagian Ogi, Jeng. Saya mau kenalin sama Reella, anaknya Miranti yang besok datang." Diyah tersenyum.
"Aneh gak sih Jeng, anak kita itu Kan guanteng-guanteng toh! Kenapa mereka gak mau cari cewek sendiri? Sekalinya dapet Kan patah hati Yah?" Gianty menggelengkan kepalanya. Diyah yang mendengar ocehan Gianty yang memang cerewet hanya mengangguk-angguk saja."Iya, tapi mungkin tipe mereka mencari yang terbaik buat orangtua, Jeng.. jadi gak heran kalau banyak wanita yang gak lolos seleksi." Gianty mengangguk lagi.
"Dulu udah cocok sama Zahra, eh Jeng taunya gimana? Haduh!! Liat Kan, cara anak saya Jeng? Melukai dirinya dengan tattoan, Duh! Udah kaya preman pasar Kan?" Diyah mengangguk.
"Robby juga Kan gitu, anak kita sama an ya Jeng, patah hati, senang-senang, mudah-mudahan selamanya mereka mendapat kebahagiaan dari wanita pilihan kita, Jeng." Gianty mengangguk semangat.
"Jeng, Nyari di pencarian jodoh apa gimana?" Tanya Gianty yang Kepo.
"Masih daerah sini kok, cuma anaknya gede di Singapore. Anaknya Lani," Gianty membelalakan matanya.
"Ya ampun, Jeng Lani? Wah.. saya pernah liat tuh anaknya, heem.. tipe-tipe anak saya juga sih, Jeng. La-lu-,"
"Luna,." Jawab Diyah.
"Nah itu, bener-bener. Luna si cantik yang cerewet.. Duh! Kalau jadi sama cerewetnya sama Ogi gak akan nyatu itu!" Ucap Gianty. Diyah mengangguk.
"Saran nih Jeng, dengan sifat Ogi yang hiperaktif, Mending di jodohin nya sama yang pendiam, dan agak sedikit galak Jeng." Gianty mengangguk menerima saran dari tetangganya itu.
"Huuh, Jeng.. moga aja Reella galak, dan judes-judes gitu ya? Kan lucu Ntar Ogi pusing" Diyah dan Gianty tertawa. Ibu-ibu jahil, tetapi kedua ibu itu benar-benar menyayangi anaknya.
Robby mendengar semua ucapan Mamanya dan tante Gianty. Robby tersenyum.
"Haha, nyawa lu jadi Playboy beberapa hari lagi dong Gi.. haha, gue gak sabar liat betapa ribetnya lu kalau nolak perjodohan..." ucap Robby dalam hatinya. Ia bahagia pasalnya, berwajah tampan bukan berarti bisa menunjuk siapapun untuk di pacari, bisa saja seperti itu. Namun Ogi dan Robby tidak seperti itu. Ia memilih bukan untuk dirinya saja, melainkan untuk keluarganya juga.Lalu...
bagaimana dengan sifat cerewetnya Luna? Robby menjadi kepikiran sekali, ia tidak suka wanita yang banyak bertanya kali ini, cukup Nesha saja. Namun Luna pun memiliki sifat seperti itu, apa memang wanita harus dan wajib cerewet? Hm.. Robby berpikir kembali."Sayang, ini ada tante Gianty.." ucap Diyah berteriak.
"Ya, Maa... Robby kesana!!" Jawab Robby dari atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIBUAN WAKTU
Short StoryButuh ribuan waktu untuk memahami karakter seseorang, tidak hanya 2x24jam (KEPAKSA MERRIED 2) Versi Robby