Mimpi

109 17 0
                                    

Cerita yang terangkai akan sedikit tak berurutan
Berkisah tentang suatu mimpiku mengenai seseorang yang entah belum pernah/pernah (tanpaku sadari) kutemui

Bermula ketika...

Siang hari. Lokasiku sedang berada di Kampus tempatku selama ini berkuliah. Aku sedang bercengkrama dengan teman-temanku. Berkisah bagaimana ngerinya suasana malam Kampusku.

Seketika setting waktu berubah menjadi malam hari. Tiba-tiba suasana menjadi begitu mencekam dan ngeri. Dingin, hembusan angin malam terasa begitu nyata (meski aku sadar ini mimpi) hingga aku bisa merasakan tengkuk leherku kaku.

Aku melihat ke belakang, di balik jendela lantai tiga terlihat seorang wanita mengawasi aku dan teman-temanku dengan tatapan seram. Terkesan ingin segera menerkam kami.

Kupalingkan wajahku, seketika wanita itu tepat di hadapan kami semua. Mencoba mengejar kami. Kami pun berlari ke arah masjid Kampus.

Disana cerita mulai berubah. Kami mengambil wudhu bergantian dan mulai berbaris sesuai saf untuk sholat (aku termasuk yang dapat menyadari dan mengendalikan mimpiku sendiri) karena mau bagaimanapun, kami ke masjid memang untuk sholat.

Ketika akan memulai sholat, datang lelaki yang sama sekali tidak (atau mungkin aku pernah bertemu didunia nyata tapi lupa) ku kenal. Dia tiba-tiba berdiri di depan saf kami, menawari untuk menjadi imam.

Namun apa yang dia ucapkan berbeda...

L (lelaki tersebut)
A (aku)

L: Boleh aku jadi imam ?
A: Oh iya silakan. Kami tidak keberatan
L: Bukan, maksudku imammu
A: Maksudnya ?
L: Aku jadi imam kehidupanmu
A: (aku diam saja, tersipu malu, dalam keadaan tertunjuk aku berkata...) ayo mulai saja sholatnya

Selesai sholat, dia tiba-tiba menyodorkan tangannya ke arahku. Entah apa maksudnya namun aku sadar dia mau aku mencium tangannya. Tapi tak segera kulakukan karena aku masih bingung dengan tingkahnya.

Tanpa permisi dia ambil tanganku, dan menciumnya lembut (bahkan terasa begitu nyata untuk ukuran mimpi) dan akhirnya aku pun membalas dengan mengambil tangannya dan mencium tangannya.
Rasanya seperti kami begitu terhubungan dengan ikatan yang tak bisa ku jelaskan.

Setting waktu berubah lagi. Kali ini sore hari. Sepertinya kini (dalam mimpiku) kami sudah bersama. Aku dan lelaki itu sedang duduk bersama di suatu gubuk memandang ke arah danau.

Kita makan berdua dengan lahapnya. Lalu tiba-tiba latar berubah menjadi sebuah rumah mewah. Aku berada di rumah mewah yang kutebak adalah rumahnya.

Aku sedang berada di kamar mandi, sedang mencuci tanganku. Lalu keluar untuk melihat ada di mana dia. Dan ketika itu aku tak sengaja menguping pembicaraannya dengan kedua orang tuanya di meja makan.

I: Ibunya
B: Ayahnya

I: Kamu ini maunya apa ?
B: Iya Nak. Kamu udah sebesar ini tujuan hidupmu sebenarnya apa
L: Saya bisa kok Yah Bu menentukan sendiri jalan saya

I: Tapi kamu gak kasihan sama dia (yang dimaksud aku)
B: Iya Nak, kalian ini sudah dewasa. Belum lagi dia lebih muda dari kamu. Kamu jangan buat dia nunggu lebih lama. Umur kalian sudah cukup.
L: Aku tahu Yah, tapi aku masih belum tau bagaimana caranya bilang dia. Ibu tahu kan bagaimana sikap wanita.

Lalu aku terbangun...

Aku tersadar dengan perasaan kacau. Ini mimpi apakah tanda buat aku atau sebuah ketakutanku tentang pernikahan selama ini.

A.n
#nidiana

Terjebak Rona JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang