Mengenangmu

31 6 1
                                    

6-04-2012

Perjuangan bertahun-tahunmu melawan monster itu telah berakhir dengan ketenangan. Tiada kemenangan karena kepergianmu merupakan babak baru untuk kami yang disini dan engkau yang akhirnya bisa bersama tercintamu.

Perjuangan bertahun-tahunmu melawan monster yang datang tiba-tiba pada malam guncangan di kota pelajar itu. Kabar yang mengguncang kami pula karena keadaanmu yang mengkhawatirkan. Ketidakikhlasanku kala melepasmu untuk pergi kembali ke kota kelahiranmu yang membuatku menjadi berpikir "apakah ini karena doaku ? sehingga kau tertidur tanpa respon dengan selang-selang tersebut ?" begitu muda umurku kala itu mungkin 13 tahun namun sudah banyak tekanan karena kepergianmu yang mendadak dari sampingku.

Ketika kau sadar, adalah hal yang paling membahagiakan untukku. Tapi tak berlangsung lama. Dokter bilang kau akan terbujur kaku dari leher ke bawah. Lagi, lagi. Aku merasa itu kesalahanku. Karena ketidakikhlasanku kala melepasmu pergi.

Lalu dengan kesepakatan keluarga, kau dibawa kembali pulang bersamaku. Berganti tugasmu untuk ku rawat, seperti dulu engkau merawat kami semua. Setiap pulang sekolah aku selalu menyapamu, mengajakmu berbicara, bercerita tentang hari-hariku. Meski kau hanya diam dan tersenyum setiap melihatku. Aku tau kau mengerti ucapanku.

Pagi itu, setelah sekian lama engkau berjuang. Aku sedang bersiap diri untuk sekolah. Tak pernah ku bayangkan itu adalah pagi terakhirku bersamamu. Sesalku lagi dan lagi.

Sejak monster itu menyerangmu hingga kepergianmu sampai tiga tahun lalu aku masih belum bisa memaafkan diriku. Aku masih belum memahami konsep "Takdir" yang selalu orang-orang ucapkan padaku untuk membantuku merelakanmu, memaafkan diriku dan berhenti mengutuk keadaan.

Sejak kepergianmu, aku benci ulang tahunku yang berjarak empat hari dengan kepergianmu. Aku benci bulan kelahiranku. Aku benci segala tentangku yang membuatmu pergi (pikirku).

Hari ini aku tiba-tiba rindu kembali. Trauma suara ambulance masih menghantuiku tapi aku sudah bisa memaafkan diriku atas kepergianmu.

Hari ini aku rindu tidur disampingmu. Aku rindu bercengkrama denganmu. Aku rindu segala hari-hariku denganmu.

Semoga kau selalu tenang disisi-Nya. Aku tetap mencintaimu. Kami semua tetap mengingatmu sebagai Kakak, Adik, Ibu, Nenek, Segalanya.

A.n
#nidiana

Aku yang kini sudah dewasa dan sudah bisa memimpikanmu setelah tujuh tahun kepergianmu ❤

Terjebak Rona JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang