Apa kalian percaya karma? Islam sendiri tidak membenarkan adanya hukum karma. Yang ada hanyalah hukum tebar tuai.
Para bijak Sunda mengatakan "Saha nu melak cabe, bakal manen cabe. Saha nu melak bonteng, nya pasti bakal panen bonteng."
***
"Jangan memilihku, jika kau berpikir pasti bahagia. Sebab aku jauh dari harta, takhta dan wanita yang menjadi puncernya kesenangan dunia. Aku bukan anak bangsawan, bukan pula seorang hartawan, juga bukan wanita rupawan."Aku meng-update postingan di wall Facebook dengan latar foto di bawah menara Eiffel sembari menjinjing tas branded keluaran terbaru. Tidak ketinggalan pula disisipi kalimat bijak yang terdengar sangat rendah hati.
Seperti biasa, dalam beberapa hitungan detik postinganku sudah dibanjiri like dan koment. Banyak di antaranya yang ngasih react super dan mengomentari dengan stiker hati berdenyut-denyut.
Banyak juga yang koment hanya dengan emot kiss. Sekedar membuktikan bahwa mereka penggemar setia dan selalu ada di setiap postinganku. Pemandangan yang sudah tak aneh bagiku.
Jika ada waktu senggang aku menyempatkan untuk membalas koment para fansku. Tetapi, keseringannya aku berpura-pura mengabaikan saja. Sebab, semakin aku jaim maka, mereka akan semakin penasaran.
Selanjutnya kemudian chat mereka akan berjubelan memenuhi ruang messengerku.
Eh, tunggu! Fans? Jadi memangnya aku artis? Bisa dibilang begitu. Aku adalah selebritas papan atas di jagat maya.
Aku, Si Ratu selfie yang selalu dipuja-puji dan banyak digilai kaum lelaki. Oleh sebab itu aku tidak pernah absen memosting kegiatan sehari-hariku.
Bisa sembilan sampai sepuluh foto, bahkan terkadang lebih dalam setiap harinya. Tergantung mood dan aktifitasku. Sesekali aku juga mengunggah video live posting yang mengundang berahi.
Aku memang cantik. Dilihat dari sudut mana pun tetap terlihat cantik. Cantik sedari lahir, warisan dari nenek moyang. Ditambah keahlianku memoles wajah dengan alat-alat yang super. Bak Ibu peri yang menyulap Cinderella menjadi putri jelita.
Rambutku yang legam panjang terurai. Membuat setiap tangan lelaki ingin membelainya. Postur tubuhku yang sintal dan sangat proporsional, selalu membuatku terlihat sexy dalam balutan baju apa saja. Sehingga setiap lelaki yang memandang, sudah dipastikan meleleh dan menelan ludah.
Aku muda, cantik, sexy, cerdas, dan berkecukupan. Rendah hati, bijaksana, tidak sombong dan suka berbagi. Setidaknya begitulah pengakuan diriku sendiri lewat status Facebook. Sebuah paket lengkap yang maha sempurna. Siapa yang tidak akan terpesona dibuatnya.
Belum lagi caption yang mengiringi picture-ku selalu dirangkai dengan kata-kata indah umpama syair para pujangga. Menambah daya pikatku berlipat ganda.
Meskipun terkadang isi caption dengan picture-ku tidak nyambung. Maklumlah aku mungut caption tersebut dari mbah google. Tanpa kutahu maksud penulisnya apa. Toh, para fans-ku juga tidak ada yang peduli.
Gender di friendlist dan follower-ku memang kebanyakan dari kaum Adam. Aku tidak mempermasalahkannya, apalagi merasa risih. Justru itu yang membuat semangatku untuk tebar pesona semakin membara.
Jagat maya memang sangat menyenangkan. Mereka tidak pernah memprotes apa pun yang aku tampilkan bahkan sepertinya sangat menikmati.
Selangit sanjung puji selalu berjibun ditujukan kepadaku. Membuat kepalaku semakin membengkak setiap harinya.
Tak jarang para lelaki jalang itu merequest agar aku berfoto vulgar untuk memuaskan napsu mata mereka. Dan tanpa rasa malu sedikit pun aku mengunggah foto seperti yang mereka inginkan. Bagiku, keindahan wajah dan kemolekan tubuh yang kumiliki adalah sebuah anugerah. Jadi sudah sepatutnya dinikmati bukan disembunyikan.
Bukan tanpa alasan aku melakukan itu. Tidak ada makan siang gratis, sayang. Setidaknya begitu menurut isue politik terkini. Setiap postinganku akan berimbal dengan like dari penggemar sejatiku. Dan kalian tau? Ada kebanggaan tersendiri ketika aku mendapati jumlah like dan komentar dengan jumlah yang tidak sedikit.
Lain lagi, jika aku mendapati like berkurang dari biasanya. maka mukaku akan menekuk kecewa. Dan aku akan segera mengoreksi setiap detail wajahku.
Entah itu kantung mataku yang mulai menggelap atau bulu mataku yang kurang tebal. Pokoknya aku akan merombak setiap cela yang kuanggap membuat kurang sempurna.
**
Jeddah, 07-10-2019
#Day7
#NarasiLiterasiNegeri
#IndonesiaMenulis
#TantanganMenulis45Hari
#Artsamawa
KAMU SEDANG MEMBACA
LELAKI TANPA JEJAK
Ficción GeneralKisah seorang lelaki yang kecewa atas perjalanan hidupnya. Terlantar, diabaikan dan ditinggalkan. Berjuang untuk mendapat pengakuan dan mempertahankan apa yang menurutnya sudah sepatutnya menjadi haknya. Ia kemudian mencoba menjadi apa yang diingink...