Zafran yang merasa terpanggil oleh ucapan tidak sengaja Kara, menoleh. Kara buru-buru memalingkan mukanya ketika Zafran menoleh kearahnya.
"Anjir kedengeran!" Gumam Kara malu.
Zafran masih menatapnya sebentar. Kemudian menghela nafas pelan. Tidak peduli.
"Oy, Ra." Panggil Mala. sepertinya dia jadi membeli seporsi nasi goreng untuk tambal laparnya. "Lo kenapa sih? masa lo sakit?"
"Heh?" Kara menatap Mala bingung.
"Itu muka lo kayak kepanasan gimana gitu." Kara langsung memegang pipinya. Panas. Mala menyuap sendok pertama nasi gorengnya. "Mau?" tawarnya pada Kara.
"Eh, nggak usah. Gue bawa bekal lagi nih." tolak Kara halus. Dia mengeluarkan kotak bekalnya lalu membukanya.
"Oh, oke oke. Kapan-kapan lo harus coba makanan di kantin, Ra! Enak enak semua tau! Udah gitu murah-murah lagi! Mantap lah!" Dan Kara hanya bisa membalasnya dengan anggukan singkat dan senyum kecil. Sebelum mulai menyantap bekalnya, Kara melirik meja sebelah kanannya. Kosong.
"Alhamdulillah udah nggak ada."
___
"Oy Zaf! Sini woy! Disini!!" Nabil melambaikan tangan pada Zafran yang tampak kebingungan. Auzan yang sedang asik-asik makan mie ayam keduanya, juga ikut-ikutan melambaikan tangannya asal-asalan.
Zafran duduk sambil menaruh sepiring batagor dan segelas es teh diatas meja.
"Edan, koe wes tanduk ping piro kui Zan?" Tanya Zafran sambil menatap dua mangkok mie ayam yang kosong. Auzan tetep cuek dan lanjut memakan bakso.
"Pake bahasa negara tercinta bego. gue nggak ngerti!" Omel Auzan kesal. Nabil mencomot salah satu bakso Auzan lalu memakannya tanpa merasa berdosa.
"Artinya, lo udah nambah berapa kali tuh Zan?" Jelas Nabil. Dia kembali mencomot bakso Auzan.
"Nabil... Lo mau gue rampas semua stok indomie di kosan lo hahh??" Ancam Auzan yang kesal karena Nabil sudah dua kali mencomot baksonya.
"Sori, tapi gue user Sarimi. Bukan indomie." Balas Nabil sambil tersenyum menang.
Auzan hampir saja menyiramkan isi mangkoknya, kalau saja dia tidak ingat uangnya yang melayang untuk membeli semangkuk bakso ini.
Zafran menyingkirkan piring batagornya yang sudah habis. "Lah, gene wes mandek gelut e? mbok dilanjutke. Kan seru."
"PAKE BAHASA INDONESIA COGANKUHH!" Auzan menjewer kuping Zafran kesal. "MAU DIBILANGIN BERAPA KALI LO HAHH?!" Kali ini Auzan berteriak tepat di telinga Zafran.
"BANGKE, GUE AWTO BUDEG CUK!" Seru Nabil. Heh, Nabil? Kok Nabil?
Seisi kantin kicep.
"Heleh, Kalian lagi, kalian lagi! Kalo mau ribut-ribut jangan di kantin!" seru mamang batagor kesal. Ketiganya mengangguk serempak.
"Salah lo sih!" Tuding Zafran dan Auzan pada Nabil.
"Elah, kok gue lagi. Seandainya si Auzan kagak teriak gitu ya, gue nggak bakal bales teriak juga masbro." balas Nabil kesal. Apa-apa yang disalahin dirinya terus. Gitu aja terus sampe sapi beranak ayam.
"Eh, Zaf. Besok kepok IPS di rumah lo aja ya!" Saran Auzan memecahkan keheningan suasana.
Zafran melirik sebentar kemudian mengangguk mengiyakan.
"Asal kalian bawa makanan." ucap Zafran licik.
"Chiki? Boleh boleh!" Balas Nabil seneng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love-Shit
Teen Fiction"Ngapain kalian bertiga pada ngikutin gue?" Kara bertanya sebal. Tiga manusia absurd yang tanpa sadar mengikuti Kara dari belakang itu saling menatap satu sama lain. "Eh, emang kita ngikutin dia ya?" sang pengrusak suasana ini bernama Nabil. d...