Jollie

17 2 0
                                    

Hei hei Rya up nih kelanjutannya... Ada yang menanti? Enggak? Ya udahlah... Yang mau baca silahkan ya.

#####CrazyLuv

Sialnya aku hari ini, sudah terlambat dapat sp dan sekarang harus satu gedung bersama pria maniak sok pecinta binatang. Kuberi dia julukan maniak karena dia memang benar-benar maniak. Tidak hanya maniak menyuruh-nyuruh tapi tindakannya yang selalu mencium pipiku ini bisa disebut sebagai pelecehan di tempat kerja dan bodohnya aku yang tidak berani melaporkan ini ke kantor polisi agar si maniak ini ditangani. Bagaimana lagi dia orang paling berkuasa. GM sekaligus anak pemilik perusahaan ini. Kalau aku dipecat bagaimana dengan nasib adik-adikku. Aku perlu menghidupi mereka bertiga. Jalan satu-satunya adalah bertahan dan siapkan kuda-kuda untuk menghajarnya suatu hari nanti.

Dan sekarang inilah aku berkutat kembali dengan laporan yang tidak ada habisnya. Bagian pemasaran dan penjualan akan digabung menjadi satu devisi dan pekerjaanku yang baru adalah membuat rekapan semua laporan dari dua bagian ini. Sialan. Ini kan bukan pekerjaanku. Lagipula, kenapa aku yang harus merekapnya ulang padahal juga bisa mengadakan rapat dan membahasnya bersama, itukan yang biasanya dilakukan oleh GM sebelumnya. Kalau sudah seperti ini aku jadi merindukan GM Peter. Ya ampun, kenapa dia harus dipindah di kantor pusat? Kenapa bukan si maniak sok pecinta binatang ini?

“Cherry, belum selesai dengan laporanmu?” ucap Lita yang sudah siap akan pulang. Iya, ini waktunya pulang dan aku masih di depan komputer.

“Belum. Bagaimana bisa cepat selesai kalau dari tadi dia menyuruhku bolak-balik ke ruangannya hanya untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya bukan tugasku?” rengekku.

“Sabar ya, memang kalian saling kenal? Kenapa dia menindasmu seperti itu? Dan kudengar dari Miya tadi GM baru mencium pipimu lagi?” ia berbisik ke arahku.

“Iya. Si maniak sok pecinta binatang itu sungguh...dalam sehari dia sudah mencium pipiku tiga kali. Bisa kau bayangkan si maniak sok pecinta binatang itu, rasanya ingin kumasukan dia dalam kandang bersama binatang-binatangnya” ucap kesal.

Lita tersenyum geli. “Kamu dianggap mirip peliharaannya kali. Makanya dia hobi banget ciumin kamu”

“Sialan kau!” pekikku kesal.

“Besok pakai masker aja biar nggak kecium lagi” ucap Lita memberiku ide.

“Ide bagus. Bilang aja kalau lagi kena penyakit menular” ucapku bangga karena menemukan ide bagus untuk menghindari si maniak sok pecinta binatang.

“Ya sudah, aku pulang dulu ya. Jangan sampai malam. Adikmu di rumah menunggumu” ia menepuk pundakku mengingatkan.

“Hm.... “ kuulas senyum melepasnya pergi.

Setelah Lita pergi, kuregangkan otot-ototku. Aku harus bergegas menyelesaikan laporan ini. Ya ampun, semua angka ini. Lama-lama otakku seperti mesin numerik 😭😭😭

Setelah satu jam lebih. Akhirnya laporanku selesai. Setelah menyimpannya, ku print dan kumasukan dalam map kemudian membawanya ke kantor GM karena dia meminta laporan diletakkan di atas mejanya hari ini karena besok pagi akan digunakan untuk rapat.

Saat sampai di depan kantor GM, Kupikir dia sudah pulang karena ini sudah lewat dua jam dari waktu pulang, ternyata dia masih ada di dalam ruangannya. Terlihat itu dari luar. Ruangan kaca yang bisa dengan jelas melihatnya walau sedikit terhalang oleh tirai otomatis. Kuketuk pintu sebelum memasuki ruangannya.

“Masuk” suara itu membuatku membuka pintu dan memasukinya.

“Ini pesanan yang anda minta. Laporan untuk rapat besok” ucapku sambil menyodorkan map yang kubawa sejak tadi.

“Okey, tinggalkan saja di meja. Aaa... Sudah malam, kau bisa pulang” ucapnya sambil menatapku sekilas.

Kuletakkan map di atas meja kerjanya, di sisi sebelah kanan agar tidak mengganggunya yang sedang menghadapi tumpukan kertas-kertas. “Anda? Maksudku, anda tidak pulang juga?” tanyaku sedikit berbasa-basi. Sebenarnya aku tidak ingin bertanya juga, tapi aku hanya penasaran apa dia tidak pulang karena menunggu hasil kerjaku atau dia memang ingin melihat apa aku mengerjakan apa yang dia perintahkan dan menyelesaikannya hari ini atau tidak.

“Setelah pekerjaanku selesai. Aku harus menyelesaikannya hari ini. Makanya aku membutuhkan laporanmu juga sekarang. Oh ya, jangan lupa besok persiapkan ruangan untuk rapat” ucapnya sambil memeriksa dan menekuni lembar demi lembar berkas-berkasnya.

“Tapi... Bukannya itu.... Ah... Baiklah” sebenarnya aku ingin membantah karena itu bukan pekerjaanku tapi bagaimana lagi GM yang menyuruhku, mau tak mau aku harus melakukannya.

Lebih baik aku pulang adik-adikku sedang menungguku di rumah. “Kalau begitu, saya....”

“Sebelum pulang....kemarilah...”

Mataku membulat, memiringkan kepalaku heran. Apa yang dia inginkan sekarang? Mataku mengerjap saat dia berdiri dari kursinya. Ia melambai padaku menyuruhku mendekat. Kuikuti ucapannya. “Apa yang anda perlu...kan??” kata-kataku terhenti di udara, tubuhku membeku saat dua buah tangan besar memelukku. Orang asing ini, berani-beraninya. Kudorong tubuhnya, tetapi ia malah mengeratkan pelukkannya.

“Sebentar saja, aku butuh energi darimu. Aromamu itu seperti Jollie” ucapnya menghirup aroma tubuhku yang membuatku sedikit risih karena panas.

“Jollie??“

“Eum...hari ini aku hanya bertemu dengannya sebentar dan sekarang aku belum bisa pulang, aku jadi merindukannya“ ia melepaskan pelukkannya. “Sudah, pulanglah. Lain kali jika aku merindukannya aku akan memanggilmu saja” ucapnya seenaknya sendiri. Siapa juga yang mau lain kali membiarkannya memeluk tubuh berhargaku ini?

“Tidak ada lain kali, saya tidak mau jadi pihak ketiga antara Anda dan pacar Anda. Lebih baik jika Anda merindukan pacar Anda segeralah telpon dia dan menyuruhnya datang ke sini. Jangan libatkan saya dalam masalah Anda” ucapku.

“Pacar? Siapa yang kamu maksud?” katanya dengan tampang bodohnya. Benarkan, dia bodoh. Padahal dia barusaja menyebut sebuah nama perempuan dan dia sekarang berkata siapa.

“Bukannya tadi Anda berkata kalau Anda sedang merindukan Jollie?” ungkapku sensi.

“Aah.... “ ia malah tertawa keras seperti orang gila.  Benar, dia sungguh gila. Lihatlah sekarang, dia tertawa tanpa sebab.

“Jollie itu nama anakku” ucapnya disela-sela tawanya yang meledak.

“Anak?” ia mengangguk. “Kenapa tidak menyuruh istri Anda membawanya kemari?” ucapku lagi.

Lagi-lagi dia tertawa. Ia meraih handphonenya yang ada di atas meja dan menunjukkan gambar di layar. “Ini Jollie” seketika mulutku menganga tak percaya. Aku disamakan dengan anjing peliharaannya. Brengsek. Ingin sekali kupukul wajahnya dengan plakat nama miliknya yang bertengger di atas meja.

“Jollie itu anak kesayanganku dan aku belum mempunyai ibu untuk anakku, kau bersedia jadi ibu dari anak-anakku?” ucapnya menawariku.

“Tidak sudi” ketusku kemudian meninggalkan ruangannya untuk segera kembali ke ruanganku dan pulang. Daripada harus berhadapan dengan si maniak sok pecinta binatang. Sialan, seharusnya aku tidak mempedulikan perkataannya tadi dan seharusnya aku langsung keluar dan tidak harus berakhir disamakan dengan hewan peliharaannya.
Brengsek.

#####Crazyluv

Maaf kalau kata-katanya sedikit kasar. Rya mau buat karakter ceweknya suka maki-maki orang dan berkata kasar kalau dia sedang marah jadi kalau ada kata-kata yang kasar dan kurang berkenan tolong kebijakannya dalam membaca, terima kasih.

Bagaimana nasib Cherry bersama GM barunya?? Belum punya nama nih si GM ganteng sejuta umat. Ada ide kasih nama buat GM si maniak sok pecinta binatang? Kalau ada tolong

CrazyLuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang