↳˳beginning

840 58 29
                                    

"ah.. Maaf"



Kantong plastik berisi hamburger milik takumi hampir saja jatuh dari tangannya
Tapi untungnya hanya sampai kata 'hampir'

Takumi pada detik berikutnya pun membungkuk beberapa kali meminta maaf,

Ia tadi tak sengaja menabrak seseorang yang (sepertinya) seniornya setelah membeli hamburger  instant di sevel dekat kampusnya

Takumi baru saja menginjak tahun pertama disana jadi pantas saja ia mengira bahwa itu seniornya

Lelaki itu balas tersenyum menenangkan Takumi serta memberi isyarat bahwa ia tak apa

Dia tidak sendiri
Senior–mungkin– itu berjalan bersama seorang temannya yang berambut blonde agak kecoklatan

Takumi menatapnya sebentar dan kembali membungkuk pamit.
Lelaki itu balas membungkuk kecil dan kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda

Takumi pun berlari kearah berlawanan mengejar sosok tinggi yang telah mendahuluinya tadi





" lama banget parah! "
Heecheon mencibir begitu takumi berhasil mengejar langkahnya

Tak menjawab, takumi sibuk mengatur nafasnya yang kacau

"kenapa nggak nungguin aja sih?!" protes takumi pada akhirnya

Heecheon menatapnya, mengangkat sebelah alisnya

"ya dapat dipikirkan sendiri.. Kau super lama dan Jam berikutnya akan segera dimulai, kau tahu sendiri jam istirahat siang kita hari ini sangat singkat!"

Takumi sedikit mendengus membuka bungkus hamburger nya dengan cepat
" aku tahu! Salahkan mba petugas sevel nya!"

Heecheon memasang wajah mengejek lalu berjalan selangkah mendahului takumi

" Ya~ akan kusalahkan jika kau tidak kelamaan menentukan isi hamburger itu! Dan akui saja lain kali,, mereka itu kan'  hanya hamburger bodoh"

Buk!

Satu tinjuan sukses menghantam lengan heecheon.

"?!!"
heecheon memutar badannya menatap takumi dengan tampang tersakiti,
meminta penjelasan

Yang memukul hanya diam berjalan melanjutkan makannya

Heecheon tersenyum singkat kemudian

"oh~ sepertinya ini terlihat seperti aku harus berhutang satu tinjuan juga padamu~"

Takumi menatap heecheon waspada.

Heecheon memutar badannya kembali dan mengangkat lengannya tinggi2 dan menaruh kedua telapaknya di tengkuknya. Ia mempercepat langkahnya mendahului takumi.

" oh! apa lebih baik kubayar hutangku kapan ya~ eh atau berkali lipat?"

Takumi menatap sosok heecheon dari belakang dan mengejarnya kecil, meraih ujung kemejanya buru-buru

"maaf" cicit Takumi.

Heecheon menghentikan langkahnya. Melebarkan telapak tangannya tepat di telinganya

"hah? Apa? Nggak kedengeran!"

Takumi memutar bola matanya
"maaf, itu adalah reaksi reflek"

Heecheon mengangkat alisnya menatap takumi ambigu.

"Reaksi reflek?"

"y-ya! Apa kau tidak mendengar materi kuliah minggu lalu tentang reaksi alami tubuh jika.."

"stop, cukup."

"oke"

" tapi haruskah kau meluncurkan 'reaksi' mu sekuat itu hah?"


Takumi mundur selangkah lalu tersenyum lebar

"umm..

..Kalau itu sepertinya.. Sengaja!"

Takumi pun berlari mendahului heecheon cepat hingga sosoknya seperti ditelan bumi

"oiiiii!! Kalau begitu aku tetap berhutaaaaanggg!!"

heecheon buru2 mengejar sosoknya dan seperti ikut ditelan bumi.

***

  Takumi harusnya kaku di depan semua orang, tapi dia benar-benar menjadi sosok yang berbeda di depan sahabat baiknya, heecheon.

ia jadi manja dan cerewet.




tentang orang yang tadi?

Yang ditabrak takumi?

Kau bertanya tentang itu?

Takumi tak mengingatnya, orang itu masih terlalu asing bagi takumi.
Yang dia ingat hanyalah senyum ramahnya dan,




Orang itu berambut pirang, bukan?



─⊹⊱☆⊰⊹─

haii haii

buat kalian yang baru mampir ke work ini,,

yupp work ini work yang sempet aku buat selama produce japan masih berjalan.. dan baru aja aku republish! ♡♡

karena waktu itu debut line belom terbentuk jadi mostly aku pake cast anak pdjp!^^

kalau kalian suka silakan vote and comment!  enjoy it!

terima kasihh♡♡

terima kasihh♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



.
.
.

ˏˋ :2019.10.12:°⁺ ⁀➷

you say that ; renkumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang