Peran

1.7K 211 29
                                    

" Berdiri!" Tekan Reygan masih dengan wajah yang dibuat seemosi mungkin. Suasana kelas menjadi tegang, untuk pertama kalinya ada yang berani memberi hukuman pada Alexander Abraham.

" Jangan kekanakan." Balas Alex dengan wajah datar. Dia tahu jelas kenapa Reygan menghukumnya hanya karna terlambat. Tidak, itu hanya alasan saja. Reygan marah karna Alex terlambat datang ke kelas ditambah lagi ia membawa salah seorang siswi datang bersamanya ke sekolah. Sementara Reygan? Ia membuang Reygan di tengah jalan dan memaksanya naik taxi. Jelas, Reygan hanya cemburu

" Aku berhak menghukummu karna aku gurumu kan? Berdiri di depan kelas sekarang juga!" Tekan Reygan berkacak pinggang

" Ini bukan sekolah anak SD Mrs. Reygan. Apa kau sadar apa yang kau lakukan?" Senyum Alex dingin. Reygan memalingkan wajahnya. Entah tingkahnya kekanakan atau tidak, ia hanya merasa sangat marah

" Aku berhak menghukummu bukan?" Tekannya mengangkat wajah cantiknya tegas

" Baiklah!" Ucap Alex meraih tasnya kembali. Dan melangkah ke hadapan Reygan yang mematung

" Kau terlihat cantik saat marah." Bisiknya seketika membuat pipi Reygan semerah tomat, seakan ada ribuan kupu kupu yang terbang di perutnya. Hingga ia tak sadar bahwa Alex melangkah ke luar ruangan.

" Heeeii!!" Teriak Reygan kesal

" Sudahlah Mrs, anda tidak mungkin bisa menghukum Alex." Sahut seorang murid membuat Reygan menarik napas panjang

" Ya, kalian benar. Dia terlalu brengsek." Tekan Reygan memerah hendak kembali ke bangku pianonya. Sebelum...

Drrrtttttt drrrtttt

Ponselnya bergetar

" Sebentar ya." Senyum Reygan mengambil ponsel dari tasnya lalu melangkah ke luar. Itu panggilan dari Rumah Sakit.

" Halo, dengan Nona Casandra Reygan?" Tanya suara Dokter yang dia kenal.

" Iya Dokter Andrian, ini saya. Apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Reygan cemas

" Nenek anda mengalami stroke tadi pagi. Sebaiknya anda menemuinya, maafkan saya nona, tapi nenek anda terus menyebut nama anda dan tuan Endru."

" Saya akan segera ke sana!" Ujar Reygan kemudian menutup ponselnya.
Bola matanya memanas dan air matanya meluncur deras

" Alex, aku harus mencarinya!" Ucapnya kemudian berlari. Hingga......

Hampir saja ia menabrak seseorang yang berjalan di koridor

" Rey?"

" Kak Qian?" Reygan menyeka air matanya sungkan

" Kau baik baik saja kan?" Qian memegang lengannya lembut

" Aku tidak apa apa kak. Boleh aku meminta bantuanmu? Aku meninggalkan kelasku. Jika tidak keberatan tolong gantikan aku memberikan materi." Pinta Reygan dengan suara gemetar

" Baik, tapi katakan dulu ada apa denganmu?" Tanya Qian penasaran.

Tapi...

" Maaf kak aku tidak bisa memberi tahumu." Tolak Reygan kemudian melepaskan tangan Qian dari lengannya dan bergegas pergi

Qian penuh dengan rahasia, setelah Reygan mendengar percakapaannya dengan Tara tadi, mana mungkin Reygan akan dengan mudah percaya padanya.

Seperginya Reygan, Qian menarik napas panjang lalu melepas kaca matanya.

" Apa kau tidak mau memberi tahuku kalau nenekmu terkena serangan jantung, Reygan?" Senyumnya sinis lalu melangkah santai.

***

YOURS ( Not My Husband )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang