Part 15

4.9K 278 14
                                    

Tyler kembali keruangannya setelah menyelesaikan pertemuannya, dan pertemuan selanjutnya akan dilakukan 15 menit lagi, tetapi Tyler harus memastikan keadaan istrinya yang sudah ditinggalkan satu jam lebih. Saat memasuki ruang pribadinya dia melihat istrinya masih tidur dan tersenyum saat melihat apa yang dikenakan istrinya. Tyler menghampiri tempat tidur, matanya menangkap pemandangan yang membuat wajahnya memanas, dengan cepat dan hati-hati dia merapikan selimut istrinya yang tersingkap, dalam hati dia berkata pada dirinya sendiri "Sabar, belum saatnya untuk memiliki istrinya secara utuh." Setelah melihat istrinya masih berada dalam mimpinya, Tyler  keluar dan langsung menuju ke ruang pertemuan, karena jika menuruti keinginannya dia akan lebih memilih menemani istrinya dari pada duduk mendengarkan laporan dari bawahannya, tetapi bagaimana lagi, dia masih mempunyai kewajiban untuk mengurus perusahaan yang menjadi tempat bergantung karyawannya.

Alana membuka matanya, mencoba mengingat dimana dia berada dan saat menyadari tempatnya dia langsung duduk dan melihat kesekeliling dan tidak melihat kehadiran orang lain selain dirinya. Dia mengambil telepon genggamnya dan melihat waktu dilayar, dia tertidur hampir dua jam, selain itu dia melihat pesan yang dikirim dari pemilik ruangan.

Tyler
Nyenyak sekali tidurmu, aku melanjutkan dengan pertemuan kedua, jika kamu lapar carilah makanan di lemari pendingin atau lemari dapur.

Alana tersenyum, rupanya Tyler telah kembali dan menemukan dia masih tertidur, dengan cepat Alana membalas pesan itu.

Alana
Terima kasih tuan Dalton, selamat bekerja.

Alana turun dari tempat tidur melangkah ke area dapur, mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih sambil membuka lemari pendingin untuk melihat makanan apa yang dimaksud oleh Tyler. Dia menemukan buah-buahan segar, memilih sebutir apel untuk dimakannya, baru saja dia menggigit apelnya teleponnya mengirim suara tanda sebuah pesan telah masuk, tanpa perlu dilihat Alana yakin jika Tyler yang membalas pesannya.

Tyler
Sudah bangun rupanya istri cantikku yang ternyata juga seksi saat menggunakan pakaianku, membuatku menyesal tidak bisa menunda pertemuan ini, dan aku yakin sekarang wajahmu pasti merona, aku sangat menyesal tidak ada disana untuk menghilangkan rona itu.

Dugaan Tyler benar, Alana menyadari jika saat dia tidur tadi Tyler masuk dan melihat apa yang dia kenakan, membuat wajahnya memanas dan jelas memerah, apalagi kata-kata tersirat dari Tyler, belum sempat Alana membalas sebuah pesan masuk kembali.

Tyler
Kelihatannya tebakanku benar, jadi apakah aku harus segera mengakhiri pertemuan ini?"

Mata Alana membesar, dengan cepat dia membalas pesan itu sebelum suaminya melakukan apa yang ada dipikirannya.

Alana
Tidak perlu, lanjutkan saja aku bisa menunggu.

Setelah menekan tombol kirim, Alana baru menyadari jika kata-katanya akan memberi kesan salah pada pikiran Tyler dan benar saja belum sempat dia meralatnya pesan dari Tyler kembali masuk.

Tyler
Benarkah....baiklah aku akan menyelesaikan pertemuan ini dan jangan ingkari kata-katamu sebelumnya dan aku tidak menerima ralat atau revisi dengan alasan apapun. Tunggu aku dikamar, jangan keluar dari sana.

Benar dugaan Alana jika Tyler tidak akan melepaskan keteledorannya, tinggal bersama Tyler membuatnya mengerti jika Tyler yang telihat acuh sangat teliti dan cukup peka bahkan sulit membedakan kapan dia sedang bercanda dan kapan dia serius. Alana sudah terkena jebakannya berkali-kali dan tentu saja membuat Tyler bahagia. Alana tidak bisa membayangkan jika kondisi kesehatannya sudah normal yang artinya dia harus melayani Tyler sebagaimana seorang istri melayani kebutuhan suaminya maka kemungkinan besar dia akan mengalami kelelahan setiap hari karena kelakuan suaminya dan Alana sama sekali tidak berani membayangkan hal itu.

The Miracle of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang