"PANTAI!!!! ". Teriak kondo-san, sambil melepas bajunya. Aku sejujurnya malas sekali untuk ke pantai, tapi kalau bukan karena tabungan satu tahun ku yang terpakai untuk ini mana mau aku pergi. Dan lagi tabungan tersebut bisa saja kupakai untuk membeli persediaan mayo selama 6 bulan.
"Sougo, kau tidak ikut berenang? ". Sougo hanya duduk dipasir sambil menulis sesuatu diatas pasir tersebut. Ia termenung dan tidak menjawab pertanyaanku.
"Sougo?! ". Teriakan ku berhasil membuat sougo sadar dari lamunannya. Ia menolehku malas dan kembali menopang dagunya dengan kakinya yang menekuk.
"Tidak, sedang tidak mood. Hijikata-san juga gak berenang? Padahal aku ingin sekali melihat hijikata-san tertelan ombak ". Dia mau cari masalah ya?!
"Oi! Yang lu pikirin cuman mau bunuh gw doang?! ". Dia lagi lagi asik dengan lamunanya, entah apa yang sedang ia pikirkan.
Aku terpikir untuk membeli ice cream, kali saja aku bisa menenangkan sougo dari pikiran yang mengganggunya. Dia sudah beberapa kali baik padaku, kenapa tidak aku berbaik hati dengannya? Aku pergi ke stan ice cream di dekat sana lalu memesan ice cream rasa vanilla dan strawberry, Aku yakin strawberry ini cocok dengan kesadisannya.
Saat ku kembali sougo masih saja memainkan pasir yang ada di dekatnya sambil melamun. Aku menyodorkan ice cream kepada sougo dan sedikit mengenai hidungnya.
"Hijikata-san ini apa? ".
"Kau buta? ".
"Tidak, maksudku... Ini ice cream? "
"Tentu saja! ". Sougo tersenyum kecil dan melahap ice creamnya itu.
"Hee, tidak kusangka hijikata-san ini baik apa jangan-jangan kau ingin sesuatu dari ku? Ingin ku bunuh? ". Kesadisan tersebut masih melekat walau dalam keadaan apa pun.
"Tidaklah bodoh! ". Aku pun menuangkan mayonais diatas ice cream milikku, dan memakannya. Beberapa orang yang lewat melihat aneh kearah ku karena mayonais yang ada di atas ice cream ini. Namun aku tidak peduli karena satu satunya yang mataku pedulikan adalah, seorang lelaki dengan surai perak yang sedang bersenang senang dengan beberapa murid disana.
"Dia terkenal dikalangan murid? ". Sougo memberikanku topik yang tidak jelas, maksudku dia ini sedang membicarakan siapa?
"Siapa? ". Matanya pun menuju kearah lelaki dengan surai perak tersebut.
"Ginpachi sensei ". Aku menggeleng, karena sejauh ini yang ku ketahui adalah ginpachi sensei selalu meminta bantuan kepadaku. Dan dia juga bilang kalau ingin lebih dekat... Pada... Ku?
Sial, kenapa aku dadaku sesak. Setelah memikirkan perkataan sensei saat itu aku jadi selalu merasa seperti ini. Selalu deg-degan saat berada disampingnya sialan tenangkan pikiranmu hijikataa!!
"Loh, hijikata-san kenapa? Wajahmu memerah, Kau kepanasan? ". Beruntung hanya sougo yang menyadari aku sedang seperti ini.
"Y-ya, sedikit... ". Aku harus menutupi ini kalau tidak bisa bisa hancur riwayatku. Lalu sougo memberikan ice gel kepadaku.
"Pakai, ini jika kau kepanasan ". Aku mengambilnya dan meletakkannya diwajahku, dingin sekali benda ini.
"Terima kasih... ". Selama beberapa detik itu tak ada pembicaraan dan hanya suara sekitar saja. Dan juga di pulau ini memiliki sedikit pengunjung sebab agak jauh dari daratan dan memerlukan transportasi khusus.
~~TEACHER STUDENT ZONE~~
Aku beranjak pergi dan berencana kembali ke penginapan. Tapi baru saja ingat kalau kuncinya masih ada di kondo-san, aku sudah sangat gerah duduk sepanjang hari di pasir dan hanya menonton orang bermain air. Aku ingin tiduran di penginapan saja padahal aku sudah menulis keinginanku di box tersebut tapi tetap tidak terkabulkan.Aku kembali ke pantai untuk mencari kondo-san dan meminta kunci kepadanya, namun ia tak kujung kutemukan sudah kucari sampai ke resort dekat tebing pun masih belum kutemukan. Menyerah saja lah, aku akan menunggu di teras penginapan.
Ada seseorang yang menepuk bahuku dari belakang dan kemudian mengacak acak rambutku. Aku menoleh dan seketika jantungku berdetak cepat.
"Hijikata-kun, kau mau kembali ke penginapan? ". Tanya ginpachi sensei. Aku mengangguk pelan sambil menelan ludah karena dadaku benar benar sesak. Gugup sekali rasanya saat melihat dirinya.
"Eee, t-tapi kunci kamarnya tidak denganku tapi ada di kondo-san ". Aku berusaha untuk tidak salah tingkah dihadapannya, sungguh aku tidak mengerti mengapa perasaan ini selalu muncul saat aku berhadapan dengannya.
"Kalau begitu kau bisa istirahat di kamar ku, aku yakin kau ingin mandi jadi pakailah kamar mandinya juga ". Ia menjulurkan tangannya lalu mengambil tanganku dan meletakkan kunci di telapak tanganku. Lagi--ia mengacak acak rambutku dengan senyuman yang terlintas diwajahnya.
Dia pun pergi kearah gazebo perkumpulan guru², aku memandangi punggungnya yang menjauh. Kesekian kalinya aku merasa di beri harapan olehnya hanya saja diriku yang lain menyuruhku untuk tidak mencintainya, bimbang... Itu perasaanku sekarang.
Aku melupakan pemikiranku tadi dan pergi menuju kamar dan segera mandi, ingin pula segera tidur lelah sekali setelah berjemur dibawah terik matahari tanpa melakukan apa-apa.
Setelah mengguyur tubuhku dengan air yang segar aku merebahkan tubuhku ke kasur, aku terpikir bahwa ini bukan kamarku tapi kamarnya sensei. Seketika itu juga aku merasa waspada karena takut kamar tersebut jadi tidak rapih lagi karena ulahnya
Aku membenamkan wajahku pada bantal dan wangi khas ini pun mengingatkan ku pada aroma khas sensei. Okay ini ketidak sengajaan saat aku yang mendadak memikirkan sensei setelah menghirup wangi bantal tersebut. aku membuang jauh jauh pikiran tersebut dan membuka handphone lalu menelepon kondo-san.
"Halo kondo-san! Kau dimana?! Aku ingin kembali ke kamar "
"Ah, hijikata-kun maaf aku lupa memberi kuncinya kepadamu nanti aku akan segera kembali ke kamar kok. Tapi saat ini aku sedang sibuk nanti lagi ya! " tuut.
Ia langsung menutup telponnya, aku yakin kali ini dia benar-benar sibuk dengan kegiatan bodohnya menguntit perempuan. Aku pun memutuskan untuk sementara di kamar ini, tidak lama kemudian aku terlelap. lelah sekali hari ini.
Beberapa saat kemudian saat ku terbangun, aku melihat kearah jendela yang tirainya sedikit terbuka. Masih terang, aku melihat jam di ponsel ku ternyata masih jam 4 sore.
Aku beranjak dari kasur dan mengambil beberapa barangku yang tergeletak di sofa dekat jendela lalu memasukkanya ke dalam tas ku.
Aku ingin segera kembali ke kamar, tidak baik juga aku terus menumpang di kamar orang lain. Aku yakin hal tersebut mengganggu kenyamanan dan privasi orang bukan?
Lalu saat mencoba membuka pintu kamarku, pintu tersebut tidak terkunci aku yakin kondo-san dan sougo telah kembali. Benar saja terlihat kondo-san yang terbaring lemah, mukanya sedikit memar. Dia pasti terkena pukulan maut gebetannya lagi, padahal ia tahu kalau gebetannya galak tetapi masih saja digangguin.
"Kondo-san mau ku ambilkan obat? ". Aku meletakkan tas di kasurku. Lalu mencari obat di dalam tas satunya lagi.
"Ahh, tidak usahh. Ughh ini adalah pukulan cinta dari otae-san tak usah di berikan obat juga akan sembuh ". Dia itu bodoh apa bagaimana sih mana ada pukulan cinta yang ada pukulan kebencian.
"Ah, iya besok ada natsu matsuri dan hanabi di kuil dekat bukit pulau ini. Kau mau pergi? ". Aku ingin pergi ke natsu matsuri dan melihat hanabi yang terlihat dari laut. Hanya saja aku tak ada pasangan untuk kesana aku yakin kondo-san akan bersama otae-san lagi dan sougo bersama gadis china itu.
"Sepertinya tidak deh, aku dikamar saja lagi pula aku tak ada teman saat disana nanti. Aku yakin kau akan bersama otae-san yakan? Dan sougo bersama gadis china itu ".
"TAK APA HIJIKATA-SAN!! AKU AKAN PERGI DENGANMU!! ". Suara tersebut datang dari arah pintu yang dibanting oleh yamazaki. Ia muncul dengan napas yang ter engah- engah.
"Eh, yamazaki? Memangnya kau tak ada siapa pun yang akan kau ajak berkeliling? ". Dia menggeleng lalu mendekati ku.
"Tidak, hah... Hah... Tapi aku ingin berkeliling di matsuri tanpa terlihat jomblo hah... Jadi... Hah... Temani aku ya... ". Dia mengacungkan ibu jarinya padaku, yaa itu lebih baik karena aku juga butuh teman untuk berkeliling matsuri.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
TEACHER STUDENT ZONE [GinHiji]
Fanfiction"Aku mencintai sensei... Itu gapapa kan? "- hijikata "LU SUKA SAMA GURU?! Dih seleranya tua "- okita *Pairing: •Gintoki x Hijikata •Katsura x Takasugi *Rate: T *1000 words per chapter All characters is belong to sorachi hideaki All stories by me ⚠...