#08. pernyataan

384 45 5
                                    

"Sougo ". Ia menoleh ke arah ku dan melepas ear budnya. Sambil memasang mimik seakan dia bertanya 'apa' tanpa mengeluarkan sepatah kata.

"Eengg, saat matsuri di pulau itu apa kau dan pacarmu itu... Melakukan sesuatu? ". Ia pun merubah atensinya dan meladeni pertanyaanku.

"Hmm, melakukan sesuatu ya... ". Ia mendongakkan kepalanya dan menaruh jarinya di kening seperti pura pura berfikir.

"Apa kau melakukan kiss atau semacamnya? ". Tanyaku lagi.

"Sepertinya.... ". Jawabanya yang sengaja diputus membuatku kesal ingin aku membantingnya sekarang juga.

"....tidak ". Yap saatnya ku lakukan. Bocah ini benar benar.

"Kau ingin ku banting hah?! ". Omelanku dianggap angin lalu olehnya ia memasang ear phonenya dan kembali membaca bukunya.

Cih tidak ada gunanya ternyata bercerita dengannya. Aku pun mengubah atensiku kepada yamazaki yang sedang mengerjakan pr yang diberikan sakamoto sensei.

"Yamazaki... ". Aku menoel noel tangannya yang tengah menulis hingga yamazaki melirikku malas.

"Apa? ". Tanyanya

"Kau dengan tama-san... Apa kalian jadian? ". Tanyaku setengah terpotong, sang lawan bicara menghela napas panjang dan melanjutkan kerjaanya.

"Hijikata-san kau kan sudah tau kalo aku ditolak dengan halus olehnya... ". Ia melanjutkan mengerjakan tugasnya.

"Kalau begitu... Aku ingin memberi tahu ini kepada mu tapi jangan beru tahu siapa siapa ya... ". Yamazaki mengangguk dan tetap melanjutkan pekerjaannya, apa sih yang membuatnya se-semangat itu untuk mengerjakan pr.

Aku mendekatkan wajahku ke yamazaki lalu... "Sebenarnya aku menyukai... Ginpachi sensei... ". Yamazaki terkejut dan tangannya berhenti menulis ia seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ku ucapkan.

"Kau bohong? ". Aku menggeleng dan hal tersebut membuat yamazaki semakin shock dengan pernyataanku.

"Tapi.... ". Ia mendekatkan wajahnya padaku seakan penasaran dengan apa yang akan ku katakan.

".... Aku menembaknya di matsuri.... ". Aku sengaja memutusnya agar membuat si pendengar penasaran.

"Lalu?! ". Tanyanya spontan, membuat beberapa anak yang sedang tidur terkehut mendengar teriakan yamazaki.

"Syuuuuuttt!!! Berisik ah! ". Aku menggeplak kepalanya karena teriakannya yang berisik.

"Aku menembaknya dan.... ".

"Apa? ".

"Aku.... Diterima.... ". Ia lagi lagi memasang wajah kagetnya itu. Menyebalkan melihatnya sehingga aku menyentil dahinya.

"Jangan pasang wajah itu lagi! Menyebalkan ". Ucapku dan langsung berbalik badan ke mejaku, Tetapi yamazaki menahan bahuku agar tetap menghadap ke arahnya.

"Tunggu! Jadi.... Apa sensei juga mencintaimu? ". Pertanyaannya semakin membuatku muak.

"Tentu saja lah! Tapi.... Ingat jangan beri tau siapapun tentang hal ini! ". Aku memperingatkan yamazaki untuk kedua kalinya dan ia hanya mengangguk biasa.

"Apa kau bilang hijikata san? ". Sougo mendadak bergabung dengan percakapan antara aku dengan yamazaki, Gawat sepertinya dia mendengarnya.

"Hijikata-san... Kau menyukai sensei... ". Sial ternyata dia tidak menghidupkan lagu di ear budnya. Terpaksa aku harus menutup mukut sougo kali ini.

"Syuut! Jangan keras keras! ". Kataku sambil memnyekap mulutnya. Ia melepaskan tanganku dan sepertinya ia masih ingin mengatakan sesuatu.

"Seleramu terlalu tua... ". Perempatan linear muncul di keningku dan emosiku sudah cukup memuncak kali ini.

TEACHER STUDENT ZONE [GinHiji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang