#10. Mengapa

310 41 5
                                    

Suara tas jatuh membuat atensi ku beralih ke arah benda tersebut. Tas yang ku ambil dari lemari, tadinya ingin ku lempar ke kasurku naas benda tersebut malah tersungkur dari tempat yang seharusnya.

"Tsk, haishh... ". Decakan kesal keluar dari bibir ku. Aku yang sudah kewalahan semenjak disuruh-suruh oleh yamazaki sepupuku kini justru sebal karena baru ingat bahwa hari ini adalah kerja kelompoknya.

"Zura... Tolong angkat cucian bajunya ya ".
Lagi, si sialan itu bisanya cuman nyuruh dan bermalas malasan di sofa sambil menonton TV. Aku sengaja tidak melakukannya agar ia sendiri yang mengerjakan tugasnya.

Dengan cepat aku berlari ke tempat bertemu. Sial sudah jam 9:15 sebenarnya kami janjian jam sembilan pas, tetapi aku baru mengingatnya jam setengah delapan tadi. Ughhh, liat aja lu yamazaki!

Di stasiun, kepalaku berputar ke sana kemari melihat sekeliling memastikan apakah masih ada yang menunggu di sekitar sini. Mata ku tertuju pada leader dan shinpachi yang sudah sangat malas.

"Leader! ". Yang dipanggil mengacak pinggang kesal saat melihat ku berlari menghampirinya.

"Oi zura! Telat! Ayo cepat berangkat ". Dengan segera kagura, shinpachi dan aku dengan cepat masuk ke stasiun untuk mengejar kereta. Hari ini kami melakukan riset ke museum, taman, dan pusat perbelanjaan. Tugas dari ginpachi sensei ini terlalu menyusahkan.


~~TEACHER STUDENT ZONE~~

"Takasugi! Kyubei-san ". Shinpachi melambai lambaikan tangannya ke arah takasugi dan kyubei yang sudah berada di depan museum. Mereka telah siap dengan papan jalan dan beberapa hipotesis yang sudah dibuat.

"Shinpachi, kagura, aku sudah membeli tiketnya. Ayo kita langsung masuk ". Mereka berdua mengangguk setuju, dan segera pergi masuk. Berbeda dengan takasugi yang masih berdiri diam dengan pipi babak belurnya itu bekas dari perkelahiannya dengan beberapa orang saat itu.

"Emm... Kamu sudah baikan? ". Ia mendiami ku dan menatap ku tajam. Lalu memalingkan wajahnya lagi.

"T-terima kasih... ". Aku terdiam sejenak kemudian tersenyum, sesulit itu untuk mengatakannya saat bertatapan denganku.

"Sama-sama ". Wajahnya merah menahan malu karena mengucapkan sepenggal kata tersebut.

"Oi zura!! Takasugi!! Ayo kemari!! ". Dengan sigap aku berlari menghampiri mereka diikuti pula oleh takasugi.

"Oke! Aku kesana! ". Aku menoleh ke takasugi, ia berjalan sangat lambat. Aku pun meraih tangannya dan menariknya masuk ke museum.

Beberapa jam telah kami habiskan di sekitar museum dan pusat perbelanjaan. Kami menulis beberapa pernyataan dan hasil observasi yang telah dilakukan, sesekali kami membeli makanan atau minuman untuk menyegarkan energi. 

Setelah itu kami melanjutkan pengamatan ke taman di pusat kota. Takasugi dan kagura terlihat sangat kewalahan akhirnya kami memutuskan untuk istirahat di toko ramen.

"Ah! Zura! Ini kan toko ramen kenapa kau malah pesan soba?! ". Leader berteriak kencang sekali aku refleks menutup kedua telinga ku.

"Ah, katsura memang sering kesini dan selalu memesan soba...". Ujar pelayan tersebut. Leader dan yang lain terlihat sangat bingung karena pelayan tersebut mengetahui nama ku.

"... Aneh ya padahal ini toko ramen namun ia belum pernah sekali pun memakan ramen di toko ini hahaha ". Aku hanya tersenyum miris menertawai diriku sendiri.

TEACHER STUDENT ZONE [GinHiji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang