6

26 2 0
                                    

Rachel sedang sibuk mencoret coret buku catatannya. Dari tdi ia berusaha memecahkan soal matematika dengan rumus yang di terapkan oleh gurunya tetapi tetap saja tidak membutuhkan hasil sama sekali alias NIHIL.

Matematika dan kawan kawannya yang berbau hitung hitungan adalah hal yang paling dihindari oleh Rachel. Berbeda dengan dengan Vallicia yang semangat jika sudah melihat kumpulan rumus sampai kadang kalo di ganggu udah kaya singa yang mau nerkam mangsanya.

Karena kesal dan pusing akhirnya Rachel memutuskan untuk meminta contekan pada Vallicia.

Saat Rachel tak sengaja melihat wali kelasnya sedang berbicara dengan pak Eko dan di sampingnya ada cowo yang tidak asing lagi baginya.

Dengan cepat ia langsung menyikut Vallicia yang asik menjawab soal matematikanya.

"Aduh apaan sih ra? Kalo mau minta contekan tar dulu. Nanti gua bakalan kasih. Gua lagi serius nih! Kalo lo ganggu gua nanti gua ga bakalan kasih contekan ke lo!" Ancam Vallicia yang membuat darahnya naik secara tiba tiba.

Rachel melipat tangannya di atas meja dan menunggu reaksi Vallicia saat melihat cowo yang selalu berhasil memancing emosinya.

"Perhatikan anak anak. Hari ini kita kedatengan murid baru. Silahkan nak perkenalkan nama kamu." ucap pak Bima yang membuat anak anak langsung melihat ke depan kelas.

Dengan cepat semua murid menoleh dan para siswi pun langsung menjerit histeris saat melihat cowo berambut hitam legam yang acak acakan namun itulah yang membuatnya menonjol. Cowo itu berdiri di depan kelas dan tangannya di masukkan ke kantong saku celananya.

"Berisik banget sih! Udah tau orang lagi ngerjain soal malah berisik! Kan gua jadi ga konsen!" Ucap Vallicia kesal.

Rachel memandang Vallicia kesal sambil menjitak kepalanya.

"Makanya liat dulu orangnya! Gua pastiin lo bakalan kanget banget."

Vallicia berdecak kesal saat mendengar ucapan Rachel.

"Seganteng apa si dia! Gantengan juga Na jaemin!" Vallicia acuh.

Pak Bima berdehem hingga semua murid diam. Dan sedetik kemudian cowo itu langsung memperkenalkan dirinya dengan pede.

"Hai,,,nama gua Gibran dari SMA Bina Bangsa."

Vallicia mengeryitkan dahinya. Sepertinya ia familiar sama suaranya. Karena penasaran ia memutuskan untuk melihat ke depan kelas dan ia membulatkan matanya melihat orang yang sering membuatnya naik darah.

Gibran mengedarkan pandangannya dan ia melihat Vallicia sedang menatap dirinya tidak percaya. Gibran langsung menyunggingkan smirknya membuat Vallicia membuang muka.

"Gibran kamu bisa duduk di samping Gilang." Gibran mengangguk paham dan berjalan ke arah tempat duduknya yang sudah di tentukan oleh pak Bima.

Vallicia benar benar kaget ketika pak Bima menyuruh Gibran untuk duduk di samping Gilang yang artinya ia duduk di depan tempat duduknya.

"Hai ca, makin cantik aja lo." Sapa Gibran membuat Vallicia sedikit kesal.

"Siapa ya? Kayanya gua ga pernah kenal sama lo." Sungut Vallicia acuh.

"Gila ternyata ingatan lo cuma bertahan lima detik huh!?" Ucap Gibran mulai memancing emosi Vallicia.

"Kalo iya knp? Ga ush so kenal deh sama gue. Gua aja ga kenal sama lo. So asik lo." Ucap Vallicia yg mulai meninggikan nada bicaranya.

Gibran langsung mendekatkan wajahnya ke telinga Vallicia.

"Tenang aja cantik gua ga bakalan ganggu lo asalkan lo mau ngenalin gue ke temen sebangku lo." Bisik Gibran.

Rachel menatap Gibran dan Vallicia bingung sedangkan Vallicia menatap Gibran intes dan Gibran mengedipkan sebelah matanya ke arah Rachel yang langsung di hadiahi semburat merah di pipi Rachel.

"Deal?" Tanya Gibran sambil menjulurkan tangannya.

"Kenapa lo?" Tanya Vallicia cuek.

"Gibran ganteng ya ca?"

"Idih mata lo kayanya congean deh."

Rachel langsung mengerucutkan bibirnya dan di balas tawa oleh Vallicia.

"Heh,,, muka di kondisikan mba. Ga ush kaya tomat busuk juka kalii." Cibir Vallicia.

"Tau ah kesel gua sama lo."

Vallicia menggelengkan kepalanya dan langsung mengambil pulpennya lalu mengerjakan soal matematikanya yang sempat tertunda karena kedatengan Gibran.

                                     ***

Vallicia menuruni anak tangga dan samar samar ia melihat bu sumi sedang mempersiapkan bahan bahan untuk masak. Dengan cepat Vallicia langsung menghampiri bi sumi.

"Bi saya aja ya yang masak?" Vallicia yang mengagetkan bi sumi.

"Ihh si enon ngangetin bibi aja. Yauda kalo emng itu maunya enon. Bibi mah bisa apa atuh."

"Hehe maaf ya bi. Ica ga bermaksud ngagetin bibi ko."

Tak lama kemudian masakan buatannya sudah jadi dan siap untuk di hidangkan di meja makan. Setelah itu bi sumi memanggil semua orang yang ada di rumah untuk makan malam.

Tanpa bicara sekata pun Raka, Mila dan Johan langsung duduk di kursi dan mengambil lauk pauk serta nasi. Mereka melahapnya dengan nikmat. Hingga masakan itu habis tanpa sisa.

"Bi ko masakannya beda banget sama biasanya. Ini beneran bibi yang masak?" Tanya Raka.

"Emm itu den sebenernya yg masak bukan bibi tapi non ica yg masak semuanya. Bibi cuma bantuin non ica doang." Jawab bi sumi.

"Eh kutil badak ini beneran lo yg masak? Gila,,, gue yakin lo abis selesai masak ini masakan lu jampe jampe dulu kan biar enak?"

"Sembarangan lo kalo ngomong. Yakagala emng kata lo gue dukun maen jampe jampe aja." Ucap Vallicia sambil menatap abangnya dengan malas.

"Iya deh gua minta maaf. Kali ini gua salut banget sama lo de. Sumpah ini enak banget. Makanan restoran bintang lima kalah deh sama masakan lo. Udh lo aja yg masak setiap hari. Biar ngurangin beban bibi. Hehe."

"Itu mah keenakan lo."

"Makasih ya ica sayang. Anak mama pinter banget si masaknya. Mama aja kalah masakannya sama kamu. Belajar dari mana kamu nak bisa masak seenak ini?" Puji Mila heran saat anakanya yang masak dengan rasa yang enak banget sampe sampe ngalahin restoran bintang lima.

"Hehe iya ma. Sama sama. Ica juga ga tau kalo bisa seenak itu. Ica kan belajar sama mama trus sama bibi juga." Sungut Vallicia cengengesan.

"Yauda deh ica mau ke kamar dulu. Ada tugas yg blm ica kerjain." Pamit Vallicia.

"Iya sayang." Ucap Mila.

"Yauda sono adek ku tercintahhh. Belajar yang rajin yaaahh sayangnya abang." Ucap Raka lebay.

Lalu Vallicia pergi meninggalkan abangnya dan mamanya yang masih duduk di meja makan.







Maaf ya updatenya lama. Soalnya kmrn kmrn lagi fokus sama pts. Semoga kalian suka. Jangan lupa di vote terus ikutin ayu. Maaf ya kalo banyak yg typo. Oh iya makasih ya yg udh vote terus ngikutin akun wp ayu. Makasih bangettt❤😙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why Should I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang