Enjoy~
.
.
.
.
."Aku... akan mengundurkan diri menjadi menejer kalian." Ujar Yoonhee dengan kepala tertunduk, tidak berani menatap banyak pasang mata yang ada di depannya.
"Mwo?!" Seru mereka bersamaan.
Mereka membelalak mendengar perkataan Yoonhee. Tentu saja mereka kaget. Setelah 2 tahun bersama-sama, tiba-tiba saja mereka mendengar ada bagian dari mereka yang ingin mengundurkan diri.
"Waeyo?"
"Wae?"
"Kenapa tiba-tiba kau ingin mengundurkan diri?"
"Apakah ada sesuatu yang terjadi?" Sederet pertanyaan langsung dilontarkan oleh mereka,
Yoonhee diam tidak menjawab pertanyaan mereka.
"Wae Yoonhee-a?" Tanya Yoongi dengan lembut,
"A-aku rasa sudah saatnya aku mengundurkan diri. Kalian semakin terkenal dan pasti membutuhkan seseorang yang lebih profesional." Yoonhee tetap tertunduk.
"Setelah kami semakin terkenal kami tidak membutuhkan mu begitu? JADI SELAMA INI KAU ANGGAP KAMI APA?!" Teriak Jungkook dengan emosi,
Yoonhee terkejut dengan bentakan Jungkook dan semakin menundukkan kepalanya,
"Jungkook-ah tenanglah jangan emosi. Pasti Yoonhee punya alasan dibalik itu." Seokjin memegang bahunya menenangkan.
"Tapi hyung, apakah tidak ada alasan lain yang bisa dikatakannya selain itu? Apakah dia menganggap hubungan kita sedangkal itu?" Ujar Jungkook yang menatap Yoonhee dengan tajam,
Hiks~
Hiks~
Air mata yang ditahannya pun akhirnya keluar meluncur dipipinya.
Mereka terdiam melihat Yoonhee sesenggukan sambil mengusap kedua matanya,
"Minhae semuanya... Karena kontrakku dengan kalian sudah selesai bulan lalu, aku memutuskan untuk mengundurkan diri. Aku tak ingin merepotkan Sejin-oppa dan kalian semua. Bukannya aku tidak sadar bahwa kalian sering kerepotan dengan sifatku yang labil." Yoonhee mengucapkannya dengan senyuman dan air mata yang mengalir dipipi.
Mereka terdiam dengan mata memerah. Terlihat mereka masih shock dengan apa yang terjadi.
"Setelah itu apa yang akan kau lakukan?" Tanya Namjoon,
"Aku akan mencari kerabat Ayahku. Dan mungkin aku juga tinggal disana."
"Sampai kapan kau disana? Kau akan kembali 'kan?" Tanya Hoseok dengan mata berkaca-kaca,
"Tentu saja aku akan kembali. Tapi aku tidak tahu sampai kapan." Yoonhee tersenyum menenangkan,
"Jungkook-"
"Kau akan mencarinya kemana?" Tanya Jimin. Bukan rahasia jika ayah dan ibu Yoonhee menikah tidak direstui oleh kedua keluarga. Hanya adik ibunya, Sejin yang bisa menerima keputusan kakaknya itu.
"Jungkook-ah"
"Aku akan ke-"
"JUNGKOOK!"
Mata Jungkook terbuka lebar setelah mendengar teriakan yang dekat dengan telinganya,
"Ya! Ingin sampai kapan kau tidur? Semuanya sedang menunggumu!" Kesal Taehyung,
Jungkook menutup matanya dan mencoba mengatur nafas yang masih memburu dengan keringat yang mengucur deras.
"Jeon Jungkook, neo gwaenchanh-a?" Taehyung terlihat khawatir setelah melihat Jungkook yang tampak kacau, setelah meredakan nafasnya, Jungkook mulai sadar dan menutup matanya dengan sebelah tangan,
"Gwaenchanh-a hyung. Aku akan menyusul sebentar lagi. Hyung keluarlah dulu."
Mendengar nada dingin Jungkook ketika mengucapkannya, Taehyung hanya menghela nafas.
"Kami menunggumu diluar. Bergegaslah." Taehyung menepuk pundak Jungkook dan keluar dari kamarnya.
Jungkook tidak menjawab. Masih terbayang ingatan yang menjadi bunga tidurnya itu. Jungkook menghela nafas merasakan debaran itu lagi.
Ia mengambil ponsel dan menekan nomor yang sudah ratusan kali atau bahkan ribuan kali yang coba dihubunginya selama tiga tahun ini. Tetapi hanya operator yang menjawab panggilan tersebut,
Angkat telfonku. Kau ada dimana?
Send
Jungkook menghela nafas setelah mengirim pesan itu. Dan seperti kemarin-kemarin pesan tersebut tidak ada balasan dari si penerima,
Apa kau baik-baik saja disana Yoonhee?
~o0o~
Bonpict
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS (The Truth Untold)
Fanfiction. . . . Menceritakan bagaimana perjalanan mereka hingga sampai di titik ini. Titik yang mereka impikan dari dulu. Dengan dukungan orang-orang yang mereka sayang, orang-orang terdekat yang selalu mendukung mereka, terutama dukungan dari 'dia' yang be...