Prologue

3.8K 65 0
                                    

'....'

'Ada apa?

'....'

'Aku tidak punya waktu luang. Bukankah kita satu sekolah? Bicarakan saja besok disekolah'

'....'

'Pekerjaan apa?'

'....'

'Arraseo, aku akan datang. Kirimkan alamat Cafenya!'

'....'

~Piipp~

Cafe

"Jadi ada perlu apa kau memintaku datang kesini? " tanya taeran dengan suara yang meninggi ke seorang gadis didepannya

"Yak! Bisakah kau santai sedikit, berbasa basi atau apa? Jangan terlalu to the point, baru juga sampai" jawab grace, temannya yang berbicara ditelpon tadi.

"Jangan membuang waktuku untuk berbasa-basi denganmu, kau menyita waktu belajarku dan aku tidak suka itu. Jika bukan karena uang aku tidak akan menemuimu"

"Jangan terlalu jutek jadi perempuan"

"Aish...katakan maumu sekarang atau aku pergi"

"Oke..oke.. Baiklah
Tapi ....
Apa kau akan setuju dengan
pekerjaan ini?"

"Selagi itu bisa kulakukan, tak masalah, karena aku sangat butuh uang itu untuk pengobatan eommaku"

"Jangan khawatir soal uangnya. Aku akan membayarmu lebih"

Bukan hal tabuh bagi taeran untuk menerima pekerjaan rahasia dari grace dengan iming-iming uang. Taeran hanya hidup bersama eommanya yang sakit-sakitan, tentu untuk menyambung hidup dia yang harus menjadi tulang punggung. Ia harus membiayai pendidikannya sendiri dan juga pengobatan untuk eommanya.

"Mendekat!" ujar grace hendak membisikkan sesuatu

"Hmm..baiklah" taeran mendekatkan telinganya ke grace

"Kumohon bersikaplah biasa saat aku mengatakannya dan jangan terkejut, arra?"

"Iya cepat katakan sebelum kesabaranku habis" jawab taeran seraya meminum jus didepannya.

"Aku mau kau memotret privasi Park jimin"

"Prrtth..." Seketika jus yang taeran minum tersembur dan sambil berteriak

"KAU GILA???"

"Sudah kuduga" ucap grace, wajahnya memerah, hanya menunduk malu karena semua mata tertuju kepada mereka berdua.

"Akhh... Cheosohamnida" mereka berdua meminta maaf dengan canggung ke orang-orang.

"Yak... Pabbo sudah kukatakan jangan terkejut! Kau bahkan berteriak"

"Kau benar-benar sudah tidak punya akal, shireo... Aku tidak mau menerima pekerjaan gila tersebut" ucap taeran sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Chankanman" grace menarik tangan taeran yang akhirnya terduduk kembali.

"Kumohon dengarkan aku dulu"

"Shireooo...Gadis kaya dengan keinginan mesumnya. Dan kau ingin aku melakukannya untukmu? Oh ayolah aku tidak pernah melihat itu sebelumnya, membayangkan apalagi. Yang jelas itu memalukan, grace! "

"Kau akan kubayar 10 juta won"

'Akhh...Sial. Uang sebanyak itu, mana mungkin aku dapat menolaknya. Tapi pekerjaan itu resikonya sangat besar jika gagal. Bisa saja ia melaporkanku kepolisi atas tuduhan pelecehan atau apalah. Tapi jika berhasil, aku dapat membayar biaya pengobatan eomma . Dan pastinya aku dapat membayar iuran sekolah. Well, Ini sungguh pilihan yang sulit'pikir taeran.

"Akan kupikirkan kembali. Tapi bukankah dia artis yang sedang populer saat ini? Kurasa Ini akan sulit?"

"Tidak untuk anak sepintar kau, Taeran." grace menatap taeran dengan tatapan memohon .

"Kalau saja bukan karena uang, sudah kucekik lehermu itu"

"Kuanggap itu adalah persetujuan darimu"

"Akan kucoba" Dua kata sederhana yang keluar dari mulut Taeran. Namun sepertinya berdampak besar bagi Grace , bahkan ia menghampiri kursi taeran hanya untuk memeluk tubuhnya. Berkali kali ia mengucapkan kata terima kasih.

'Baiklah ini berlebihan. Dia terlalu yakin jika aku akan berhasil, "Lepaskan aku! Aku bisa mati karena susah bernafas" Protes taeran seraya mendorong Grace.

Terlihat senyum gembira terukir di wajah grace. Namun berbanding terbalik dengan taeran yang resah, sambil memikirkan bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut.

"Aku mulai meragukan kewarasanmu. Tapi satu yang membuatku penasaran. Kenapa kau sangat ingin aku melakukan ini? Lalu foto itu akan kau apakan?" tanya Taeran

"Ck...lakukan saja, aku membayarmu bukan untuk mengintrogasiku" jawab Grace jutek

"Dasar yeoja gila" ucap Taeran seraya meninggalkan cafe tersebut.

MY CONSORT -(M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang