CHAPTER ENAM CERITA DERARTHA.
SEMOGA SUKA DAN MENGHIBUR KALIAN SEMUA.
HAPPY READING GUYS!*****
Hembusan angin dipagi itu membuat semua orang memeluk dirinya sendiri agar tidak kedinginan. Sama halnya dengan Artha. Cowok itu menghangatkan badannya dilapangan sekolah pagi ini. Meskipun jam sudah menunjukkan 07.30 namun cahaya matahari sedari tadi belum bermuculan.
"Eh, kambing!"
Teriakan itu membuat Artha berbalik dengan tatapan sedikit kesal dan dingin. Dia itu Gio.
"Ngapain coba hangatin badan pake dilapangan segala?" Gio menatap langit yang masih berwarna putih polos.
Artha diam.
Gio jadi bingung. Artha tidak menjawab pertanyaannya? Sejak kapan Artha menjadi kacang seperti ini?
"Lo kenapa? Hm...maksud gue biasanya lo langsung jawab pertanyaan gue dengan senang hati. Pagi ini lo muram banget malah. Ada masalah, Tha? Cerita sama abang aja. Abang setia mendengarkan." Gio mengambil tempat disebelah Artha.
Artha menghela nafasnya lalu menatap Gio. "Salah gak sih kalo kita ninggalin cewek yang lagi sayang-sayangnya?"
"Iya. Kalau menurut gue itu salah. Sama aja kita nyakitin dia, beri dia harapan tapi gak bisa ditepatin. Jadi cowok ya jangan brengsek lah. Harus jadi cowok yang gak kasih harapan palsu" Gio masih tetap menjelaskan kepada Artha. Artha pun menjadi pendengar yang baik.
"Oh gitu ya? Gue mau kekelas dulu. Ada yang mau gue kerjaiin" kata Artha lalu melenggang pergi.
Gio heran. Cowok itu kesambet apa? Kok jadi aneh gini? Kenapa ia tiba-tiba bertanya tentang cewek?
"Udah ah. Puyeng gue pikirin si Artha" Gio lalu melangkahkan kakinya menuju kelas menyusul Artha yang entah berbuat apa sekarang.
*****
"Der, lo ada masalah ya? Kok muram gitu muka lo. Biasanya lo ceria bahkan kelewatan batas malah." ujar Filka yang duduk disamping Dera. Dari pagi, cewek itu terus diam dan merenung. Filka yang peka, menyadari akan hal itu. Ada yang aneh dari Dera. Dera yang biasanya ceria, suka tertawa, jail, entah mengapa ia menjadi pendiam hari ini. "Der, cerita dong. Lo pasti ada masalah"
Dera menatap Filka yang berusaha keras membujuknya. "Fil, gue butuh sendiri sekarang. Memang sahabat pantas ikut campur tapi gue butuh sendiri. Maaf, Fil" ucap Dera linglung.
Filka mengangguk mengerti permintaan Dera. Ia kemudian menatap Dera penuh arti."Gue sahabat lo, Der. Kapan pun lo mau cerita, gue siap buat dengarin cerita lo panjang lebar karena gue sahabat lo," ujar Filka membuat suasana makin mencekam. "Der, lo mungkin butuh sendiri tapi sepertinya lo butuh teman cerita. Kalau mau, lo bisa cerita sama gue."
Dera tersenyum simpul. "Kok jadi drama gini ya? Hahaha gue sedih tapi gak sedih-sedih amat, Fil. Gue cuman cemburu"
Filka menaikkan sebelas alisnya bingung. "Cemburu? Sama siapa, Der? Kok gak cerita cerita sih?" kesal Filka sendiri.
Dera terkekeh pelan. "Gue cemburu sama yang namanya Adel. Gara gara dia, kemaren gue gak belajar sama Artha. Dia ngajak Artha buat jalan pergi ke mall dan gue jadi minder dong! Jadi gue buru buru pulang" cerita Dera. Filka mangut-mangut mengerti.
"Kenapa pulang sih, Der? Sapa tau Artha gak pergi dan milih belajar sama lo?"
"Gue liat chat nya sama, Fil. Dan Artha terima permintaan Adel," kata Dera sambil terkekeh mengingat kejadian kemarin.
"Udah ah. Males gue cerita sama ingat kejadian kemaren bikin gue kesal aja" lanjutnya lalu kembali ke posisi pertama kali.*****
"Kantin yuk, Tha" ajak Gio dan mendapar anggukan dari sang pemilii nama. Mereka jalan berbarengan menuju kantin untuk mengisi perut yang sudah keroncongan. Ditengah-tengah perjalanan, Gio berusaha untuk membujuk Artha agar ia mengetahui alasan mengapa Artha terlihat murung pagi ini.
Tapi Artha menolak untuk menceritakannya. Apa boleh buat, Gio hanya bisa pasrah dan memakluminya.Saat hendak menginjakkan kakinya dikantin, Artha menatap sekeliling ia menemukan seseorang yang ia cari sejak tadi.
Ia berlari meninggalkan Gio yang masih bingung mencari tempat."Der"
Panggilan tersebut membuat Dera menghentikan sejenak kegiatannya. Ia menatap Artha yang duduk disamping.
"Kenapa?"
"Gue minta maaf" ucap Artha dan Dera mengangguk. Ia kembali memakan makanannya tanpa menatap Artha sama sekali. "Lo masih marah karena kejadian gue mau pergi sama Adel kemaren?"
Dera diam. Mulutnya tak sanggup untuk berbicara tentang apa yang ia rasakan kemarin. Kenapa ia cemburu pada cowok yang notabe nya bukan pacar nya?
"Gue minta maaf karena kemarin gue terima ajakan Adel. Gue gak bakalan ninggalin lo yang berjuang sendirian untuk belajar," ujar Artha. "Gue minta maaf ya?"
Dera mengangguk memaafkan Artha. "Oke, tapi jangan ulangin lagi. Gue gak suka ditinggalin"
Artha terkekeh pelan lalu menyodorkan jari kelingkingnya."Janji?"
"Janji"
Artha tersenyum manis.
*****
HAI SEMUA!!
GIMANA PART ENAM? JANGAN LUPA VOTE DAN BERI SARAN. AYO RAMEIN PART ENAM INI!!
MOHON MAAF KALAU BANYAK TYPO BERTEBARAN.
MAU NEXT KAPAN? HAYOO..MAU NYA KAPAN?:v😂
Oke, see you guys!Salam, Karin

KAMU SEDANG MEMBACA
DERARTHA (Slow Update)
Fiksyen RemajaRINGKASAN Ini kisah tentang Adera Priskilia. Cewek cantik yang suka melanggar aturan. Prinsip Dera yaitu 'peraturan dibuat untuk dilanggar'. Itulah prinsip Dera. Namun, kehidupannya berubah 180° karena kehadiran cowok bernama Arthanio Nanta. Cowok...