CHAPTER TUJUH CERITA DERARTHA.
SEBELUM BACA, JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT.
HAPPY READING GUYS:D*****
Siang ini kantin ramai seperti biasanya. Tak menyisahkan tempat bagi siswa yang terlambat memasuki kantin.
Sama halnya Dera, kali ini sedikit beda darinya. Ia berlari dan berlomba bersama Filka. 'siapa yang duluan, dia yang traktir'. Itu prinsip mereka sekarang."Eh, Dera curang" teriak Filka lalu kembali mengejar Dera yang sudah mendekati kantin.
Filka berhenti berlari ketika mendapati Dera sudah hilang dalam pandangan. Berarti ia sudah sampai dikantin.
Filka ngos-ngosan sambil berjalan menuju kantin.Sampainya dikantin, ia mencari Dera ternyata cewek itu duduk sambil menatap Filka yang baru saja memasuki kantin sekolah.
Dera minta perjanjian yang mereka setujui dikelas sebelumnya. Filka mendengus kesal. Uang jajannya akan berkurang akibat Dera kali ini.
Filka lalu duduk dihadapan Dera sambil nyenyir tidak jelas. Dera pun bingung sendiri."Napa lo?" tanya Dera dan Filka makin nyenyir gak jelas. Filka kemudian menatap Dera serius.
"Jangan banyak ya?"Dera tersenyum licik. "Enak aja! Gue pengen makan mie ayam, bak--"
"Gak usah bilang bilang. Enek gue lama lama sama lo" ujar Filka lalu melenggang pergi memesan makanan. Dera tertawa renyah.
"Der"
Panggilan itu membuat Dera menghentikan langkahnya. Ia membalikkan badan dan mendapati Artha. Cowok itu tersenyum manis pada Dera.
"Kenapa, Ar?" tanya Dera heran. Tumben cowok itu memanggil namanya. Biasanya juga ingin menjahili Dera.
"Makan bareng yuk. Gue traktir" kata Artha dan mendapat anggukan dari Dera. Artha kemudian menuju stand penjual makanan dan mulai memesan makanan mereka.
"Der, belajar bareng jam berapa hari ini?" tanya Artha disela sela mereka makan. Dera menghentikan kegiatannya sejenak lalu menatap Artha.
"Terserah. Tapi tempat lo yang tentuan aja deh""Iya. Gimana kalo dicafe?" tawar Artha namun Dera masih mempertimbangkan. "Nanti selesai belajar gue traktir es krim deh"
Uhuk uhuk
"Beneran? Es krim ya?" Meskipun tersedak minuman, Dera tetap bertanya pada Artha. Ekspresi Dera mendapat kekehan dari Artha. Cowok itu memajukan badannya sedikit.
Dera kaget. Kenapa Artha memajukan badannya seperti itu? Jangan jangan....
Dera menutup matanya."Ada bekas makanan disamping bibir lo"
Sontak saja Dera membuka matanya menatap Artha malu. Ia sudah berprasangka buruk.
"Kenapa? Lo kira gue mau cium lo? Hahaha...kalo gue cium cewek pikir-pikir dulu lah" Dera mati kutu. Pikirannya melayang kemana-mana. Mukanya harus ditutup apa? Malu minta ampun deh!"S..siapa juga yang mau dicium masa lo. Gak level" ucap Dera menetralkan wajahnya. Artha hanya diam sambil tersenyum sendiri.
"Aduh! Dia pasti mikirin tingkah konyol gue lagi! Malu kan!" Batin Dera terus berucap tak henti.
Ia kemudian berdehem dan mulai makan kembali. Dera tak henti hentinya mengumpat didalam hatinya. Mengapa ia begitu tolol?
*****
Sesuai perjanjian tadi dikantin, Dera dan Artha menuju tempat yang mereka maksud. Suasana sedikit canggung. Artha tetap fokus menyetir sedangkan Dera masih canggung akibat kejadian dikantin tadi. Dera jadi malu sendiri. Tetapi Artha tetap menunjukkan wajah datar dan biasa tidak seperti Dera yang tidak tenang seperti cacing kepanasan.
"Ar, hari ini belajar apa?" tanya Dera membuka pembicaraan setelah sekian lamanya.
"Nanti gue liat kalo udah sampai dicafenya" jawab Artha sedikit ada nada tidak suka ketika ia ditanya. Dera mengangguk mengerti lalu memilih diam.
Artha menepikan mobilnya didepan cafe. Dera baru sadar kalau ini pertama kalinya Artha membawa mobil kesekolah. Entah niat karena apa.
Dua jejoli itu memasuki cafe yang dapat dikatakan sepi. Ini bagus untuk mereka yang akan belajar bersama."Kita belajar PKN aja." putus Artha dan lagi lagi Dera patuh. Entahlah, Dera tidak tau harus bersikap apa. Sejak tadi, Dera canggung.
Mereka mulai belajar. Tidak ada canda tawa yang mereka lakukan seperti biasanya. Artha memilih diam dan begitu pun Dera.
Suasana ini tidak disukai oleh Dera.Artha menatap Dera yang sibuk menulis sesuatu. Ia tersenyum simpul. Cewek itu cantik tapi sayangnya otaknya tipis. Artha merasa dirinya akan terjebak bersama cewek dihadapannya ini. Ia juga perlahan sadar jikalau pertemuan mereka membuat mereka semakin dekat. Dera yang awalnya hanya teman satu angkatan, kini menjadi sahabat Artha. Yaa...dapat dikatakan begitu sih. Artha pun sendiri tak ingin berurusan dengan cewek sepertu Dera yang tidak tau aturan dan mengangap aturan dibuat untuk dilanggar.
Kalau Artha boleh deskripsikan cewek berbola mata cokelat ini, Dera itu cantik, ceria, sayangnya rambutnya hitam jadi ia tidak kelihatan seperti bule. Padahal, mata cokelatnya sangat cantik."Ngapain liat-liat gue kek gitu? Ada yang salah dari gue? gue terlalu cantik ya?" tanya Dera pada Artha. Artha hanya diam menghembuskan nafasnya teratur.
"Gak. Cuman pikir. Gak nyangka kita bisa dekat kek gini. Padahal gue gak mau dekat-dekat sama lo dulu" ujar Artha. "Dulu...lo sering banget digosip dikelas gue bilang....lo itu cewek gak tau aturan karena prinsip lo itu aturan dibuat untuk dilanggar" lanjutnya dan mendapat tersenyuman dari Dera.
Dera tak habis pikir. Ternyata ia dulu sering berbuat macam- macam. "Gue gak menyesal pernah jadi anak yang nakal. Yaa..dapat dibilang begitu. Perbuatan gue yang dulu mengingatkan gue kalo gue perlu banyak mengubah diri. Masa lalu itu buat gue perlu gue kenang. Masa lalu itu pelajaran buat gue sendiri" ujar Dera panjang lebar.
*****
HALO SEMUANYA!
MINTA SARAN DONG DARI KALIAN SEMUA:D
PART INI AGAK PANJANG DARI PART YANG LAIN.
GAK PAPA YA:v.
JANGAN LUPA VOTE. SATU VOTE DARI KALIAN SANGAT BERARTI BAGI AKU.
I HOPE YOU LIKE IT!
See you next chapter guys!
Bye-byeWith love, Karin

KAMU SEDANG MEMBACA
DERARTHA (Slow Update)
Fiksi RemajaRINGKASAN Ini kisah tentang Adera Priskilia. Cewek cantik yang suka melanggar aturan. Prinsip Dera yaitu 'peraturan dibuat untuk dilanggar'. Itulah prinsip Dera. Namun, kehidupannya berubah 180° karena kehadiran cowok bernama Arthanio Nanta. Cowok...