"hiks.. hiks.. hiks.."
"Udah-udah na, gausah seg-segan gitu nangis nya kaya di apa-apain aja sama om-om." Lisa mengelus-elus pundak temannya Rosi yang sedang menangis.
Teman kecilnya ini yang sering di panggil Anna sangatlah cengeng jika permintaannya gak dituruti, seperti contohnya adalah, membatalkan pernikahannya besok.
Rosi mendongak kepalanya menatap Lisa nanar "mending gue di apa-apain sama om-om dari pada nikah sama tuh bocah."
"Yaudah sih mau di gimanain lagi, besok lo mau nikah sama dia."
"Yaudah gausah di ingetin kek." Rosi mendengus.
"Sekarang mending lo pulang istirahat, dan satu lagi terima kenyataan."
Rosi menghela nafas, trus tiba-tiba kesel sendiri "aah kesel, masalahnya gue dijodohin sama anak SMA, siapa coba yang mau nafkahin."
Lisa dengan gak tau dosa dia malah terkekeh "ih lo gak inget, lo udah lulus tinggal wisuda, seterah lo deh abis itu mau cari kerja dimana, perusahaan bapak lo juga bisa kerja, oh iya lo juga ada cafe anjir, lah gue ada apaan masih minta mamak." Ucap Lisa yang sekarang membandingkan dirinya.
Rosi tau dia udah punya penghasilan, tapi kenapa harus dia yang nafkahin?!
Rosi tiduran di kasur Lisa dan menutup mukanya dengan bantal "aaaaaaaaaa Lisa tapi ini make me crazy, yeeeeeah i'm going crazy, orang dimana-mana di jodohin sama orang yang udah kerja, ini malah sama bocil syaland."
Tiba-tiba tangan Lisa terangkat menarik tangan gue.
"Kenapa sih?" Tanya Rosi tak suka.
"Itu bunda lo nunggu di luar, nyariin lo."
Dan akhirnya dengan perasaan malas dan tak terima Rosi turun dari kasur Lisa, sampai pada hari esok dia menikah.
• • •
"Eh Mark mana ya hari Jum'at gini dia gak masuk tumben amat, biasanya dia rajin banget abis selesai sholat subuh udah samper gue sekolah." Tanya haechan ke Renjun yang tiba-tiba menoleh ke meja belakang, mejanya Renjun
Renjun menggeleng gak tau "mana gue tau, kan lo yang rumahnya cuma beda blok sama dia." Renjun masih fokus ngerjain pr dari Bu Herin yang baru keluar 30 menit yang lalu mengisi jam kosongnya.
Tiba-tiba chenle menepuk pundak Renjun yang duduk bersebelahan "eh mabar kuy, ajakin Jeno sama Jemin si Kamal juga tuh ajak sekalian."
Renjun menepis tangan chenle "ah si Jeno mah noob males gue, mending ajak Jisung."
Tiba-tiba Haechan menarik buku Renjun "dengerin gue dulu napa ini juga termasuk gosip nih."
Chenle mendelik "ah Lo mah kaya cewek ngegibah-gibah."