02

12.2K 150 19
                                    

"Max!!!! Bangun!! hoihhh" Nay menarik kaki Max dengan kasar.

"Tul!!!! Arai wa kenapa tidak ada yang bangun sialan!!!!" Nay melempar selimut ke wajah Tul.

"Hari ini ada ujian! Jika kalian tidak lulus di mata kuliah ini, aku akan pergi mencari pria baru" ancam Nay.

"Ai sat!!" Max bangun dengan terpaksa, ia juga menarik Tul untuk bangun.

"Bangun sialan" Nay ikut menarik Tul.

"Khab khab, aku sudah bangun na na na" Tul mendelikkan matanya.

"Cepat mandi, aku akan menyiapkan sarapan" Nay mendorong tubuh kedua kekasihnya .

"Mandi bareng?" Tanya Max.

"Er" jawab Tul.

"Jangan berpikir untuk melakukan itu ya! Kita tidak punya waktu lagi ai sat" teriak Nay dari dapur.

Max dan Tul tertawa bersamaan. Tidak mungkin mereka tidak melakukan apa-apa.

-

"Ai Max, berapa umurmu? Sudah sebesar ini makanmu masih berantakan" omel Nay.

"Oh Mae, kenapa kau berisik sekali na?" Goda Max.

"Mae pantatmu!" Nay memukul kepala Max.

"Ai Tul, kau yang paling bodoh di antara kami, apapun itu aku tidak terima jika nilai ujianmu jelek seperti yang sudah-sudah" hardik Nay.

"Sat" dengus Tul.

"Teruslah berdebat. Aku pergi dulu" Max meraih tasnya.

"Sialan tunggu aku woy" Tul berlari mengejar Max.

"Ai sat! Selalu seperti ini" umpat Nay lalu menyusul Max Tul.

-

Di Kampus sebesar ini, siapa yang tidak kenal Max dan Tul? Siapa juga yang tidak kenal Nay Suppasit? Meski ada di jurusan yang sama yaitu Ekonomi, mereka mengambil ekstra kurikuler yang berbeda. Max dan Tul ada di klub basket, sementara Nay ada di klub music.

Bagi orang lain tentu menyenangkan menjadi Nay Suppasit. Cantik, pintar dan dikelilingi pria tampan sekelas Max dan Tul. Mereka benar-benar tidak terpisahkan.

"Nay!" Seru seseorang dari belakang.

Nay melepas rangkulan Max dan Tul lalu berbalik menghadap pemanggil.

"Hai" sapa pria bernama Kit.

"Ohh Kit" sambut Nay hangat sementara Max dan Tul menatap sinis pria itu.

"Kalian duluan saja" Ujar nay pada Max dan Tul.

Max mengangguk pelan namun sorot matanya mengatakan ia ingin membunuh Kit.

"Apa mereka selalu seperti itu?" Tanya kit saat Max Tul sudah menjauh.

"Seperti itu maksudmu?" Nay melirik Kit.

"Selalu menyeramkan saat melihatku" jawab Kit.

"Hahahha hoih maibpenrai kha, mereka memang seperti itu"

"Benarkah?"

"Kha"

"Ngan, sore ini apa kau sibuk?" Tanya Kit pelan.

"Mai kha. Kau ingin mengajakku pergi?" Goda Nay.

"Khab" sahut Kit girang.

"Oke kha. Jemput aku di jam biasa na" ujar Nay senang.

The Real "3 Will Be Free" 🔞 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang