05

4.6K 101 0
                                    

Nay menyeret Kit menjauh dari koridor. Bagi yang melihat tentu mereka akan berpikir jika Nay dan Kit berkencan. Jika benar, sungguh mereka pasangan yang sempurna.

"Apa yang ingin kau katakan? Bersembunyi sejauh ini arghhh" Kit mengaduh kesakitan.

"Ai sat Nay!" Kit mengusap bibirnya yang sedikit tergores karena Nay melumatnya tiba-tiba.

"Aku rindu" lirih Nay.

"Jadi ini yang membawamu ke mari?" Tanya Kit

"Menurutmu?"

"Aku juga rindu" Kit memeluk Nay, lama sekali.

"Aku minta maaf" ujar Nay.

"Untuk apa?" Kit melepas pelukannya.

"Untuk semuanya" Nay memainkan ujung bajunya guna mengusir rasa canggung.

"Maibpenrai khab" Kit mengelus rambut coklat Nay.

"Jangan benci aku" Nay menitikkan air mata. Ia benar-benar merasa sedih.

"Mai. Mana mungkin aku membencimu. Jangan menangis na, wanita cantik sepertimu tidak terlihat bagus dengan mata seperti ini" Kit mengusap pipi Nay dengan lembut.

"Kit?" Nay memegang pelan pundak Kit.

"Khab?"

"Aku menyukaimu" Nay menatap Kit dengan ragu karena ini pertama kalinya Nay mengatakan kebenarannya.

"Kau bercanda?" Kit mengerutkan keningnya. Jujur ia belum percaya pada ucapan Nay karena selama ini Nay selalu menolak dirinya.

"Apa aku terlihat seperti itu?"

"Sahabatmu tidak menyukaiku" lirih Kit

"Aku bisa mengatur keduanya"

"Jadi, apa kita berkencan?"

"Aku tidak tahu tapi aku menyukaimu"

"Beritahu aku jika kamu siap" Kit mendekatkan wajahnya pada Nay. Mereka saling bertukar nafas di belakang koridor. Tidak ada siapapun, hanya ada Nay dan Kit yang sedang menyalurkan hasrat seksualnya.

-

"Lama sekali" sindir Max saat Nay kembali.

"Tidak hanya berbicara mungkin?" Tul menimpali.

"Kalian selalu mencurigaiku" Nay meluruskan kakinya pada paha Tul.

"Apa-apaan ini" Tul menurunkan kaki Nay.

"Aku lelah" keluh Nay.

"Bukan urusanku" Tul membersihkan celana hitamnya.

"Sat" dengus Nay.

"Apa yang kalian bicarakan" tanya Max.

"Tidak banyak, hanya diskusi untuk pentas minggu depan" jelas Nay.

"Kenapa aku tidak percaya?" Tul melirik Nay.

"Memangnya kapan kau pernah percaya?" Nay memukul kepala Tul dengan geram.

"Oh" hanya itu yang keluar dari mulut Max.

Nay melirik kedua kekasihnya, mata Max dan Tul benar-benar mengerikan. Nay merasa jika Max dan Tul tidak mempercayainya.

Brakkkkkkkkkkk!!!!!!!!

"Aku ingin bicara denganmu" seorang pria dengan postur tubuh lebih pendek dari Nay menggebrak meja tiba-tiba.

"Kepada siapa?" Tul berdiri dari kursinya.

"Jalang di sampingmu" sahut Gun sinis.

"Ai Sat!" Max hampir meninju Gun kalau saja Nay tidak mencegahnya.

The Real "3 Will Be Free" 🔞 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang