03🔞

23.1K 197 8
                                    

"Ai Nay!!" Teriak Max, ia berhenti mendadak sehingga rekan di sebelahnya ikut terpekik.

"Siahhhh Max!" Pekik Tul dengan keras.

"Kau ingin aku mati muda hah?" Bentak Tul.

Max tidak mengindahkan Tul, ia melepas sabuk pengamannya lalu berlari keluar.

"Hah?" Tul tampak bingung kemudian ikut keluar mengejar Max.

"Ai sat!" Max menarik pergelangan tangan Nay dengan kasar.

"Max??" Nay tampak linglung dan sempoyongan.

"Bajingan!!" Tul memukuli pria di samping Nay tanpa ampun.

"Apa yang kau lakukan pada Nay bangsat!" Sekali lagi, satu pukulan mendarat mulus di pipi pria itu.

"Max" Nay melirih pelan.

"Ayo pulang, dia sudah cukup sekarat" ujar Max pada Tul.

"Cuihh" Tul melepar ludah ke wajah pria malang itu.

-

"Siapa laki-laki itu!" Max menghempas tubuh Nay ke ranjang.

"Aku tidak tau argh" Nay memegangi kepalanya yang sakit akibat pengaruh alkohol.

"Dia mabuk" kata Tul.

"Aku tidak peduli! Sudah ku bilang berapa kali jangan pergi ke manapun tanpa aku ataupun Tul"

Plakkkk

Kha, barusan Max menampar pipi mulus Nay. Untuk pertama kalinya Max menampar Nay sebagai sahabat juga sebagai kekasih.

"Max!!" Tul terkejut, tidak menyangka jika Max berani menampar Nay.

"Tul, tidak apa" Nay mencoba bersuara.

"Siapa laki-laki itu?" Bentak Max sekali lagi.

"Aku tidak tau" Nay masih setengah sadar.

"Max sudahlah" lerai Tul.

"Diam lah Tul, kau terlalu memanjakan dia" jawab Max sengit.

"Aku minta maaf" ucap Nay, matanya terpejam menandakan ia belum sepenuhnya sadar.

"Baiklah jika kau masih tutup mulut" dengus Max lalu membuka paksa baju Nay.

"Max apa yang kau lakukan? Dia masih mabuk" ujar Tul.

Max terus membuka baju Nay, tidak peduli tangan Tul yang berusaha melindungi tubuh wanitanya.

"Ini apa? Kau bilang tidak kenal laki-laki itu? Lalu ini apa?" Max menunjuk bagian dada Nay yang penuh kissmark kebiruan.

"Kau lihat ini Tul! Sekarang ia sudah berani menjalang" Ujar Max pada Tul yang masih terpaku.

"Aku arghh aku tidak tau" gumam Nay.

"Teruslah berkata tidak tau ai sat!" Max menarik tubuh Nay lalu menghisap lehernya dengan kasar.

"Arghh" Nay melenguh kencang.

"Max pelan-pelan" Tul ngilu melihat Max yang kalap seakan-akan ingin membunuh Nay saat itu juga.

"Anak ini harus diberi pelajaran" jawab Max.

"Max sakit" rintih Nay, lehernya memerah.

"Tidak sebanding dengan apa yang Aku dan Tul rasakan" Max terus mengisap leher Nay.

"Tul tolong aku" Nay meraih tangan Tul, benar-benar menyedihkan.

"Nay aku tidak bisa, aku juga kesal padamu" Tul melucuti pakaiannya lalu ikut bergabung bersama Max menjelajahi tubuh mulus Nay.

The Real "3 Will Be Free" 🔞 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang